Wednesday, January 11, 2012

Perang salib adalah untuk MEREBUT KEMBALI kendali kekuasaan yg sebelumnya sudah dimiliki


Cerita Sejarah Perang Salib

Perang Salib merupakan serangkaian pergerakan yang dilakukan oleh sekelompok militer religius yang membawa isu keagamaan dan politik yang terjadi selama dua abad, yaitu abad ke-11 hingga abad ke-13 masehi. Pergerakan itu dipimpin oleh Paus dan raja-raja serta bangsawan yang ingin mengembalikan kendali yang dipegang oleh kaum Kristiani dari Tanah Suci.

Kelompok pergerakan itu ingin mengamankan Yerusalem sebagai Tanah Suci mereka dari pengaruh umat Islam. Bukan hanya itu, Perang Salib juga terjadi ketika kelompok pergerakan itu ingin menguasai Kota Konstantinopel. Ketika melakukan pergerakan, sekelompok orang tersebut membawa dan memikul salib sebagai simbol keberadaan mereka. Sejarah Perang Salib pun dimulai.

Perlengkapan mereka yang tidak lepas dari simbol saliblah, yang kemudian menjadi penyebab mengapa sekelompok orang tersebut dijuluki sebagai Tentara Salib. Tentara Salib tersebut datang dari seluruh penjuru Eropa Barat yang terjadi pada tahun 1095 hingga 1291. Mereka nantinya adalah para pelaku sejarah Perang Salib.

Selama berabad-abad pergerakan kelompok itu meluas hingga menyebar ke Eropa Timur. Sekelompok Tentara Salib tersebut berjuang untuk memberikan perlawanan terhadap Muslim dan Kaum Kristen Orthodoks Yunani di Byzantium. Dalam beberapa sejarah Perang Salib, Kaum Kristen Orthodoks ternyata juga ikut andil dalam melawan Kaum Muslim.


Sejarah Perang Salib: Penyebab Awal

Tujuan awal Perang Salib adalah untuk merebut kembali Yerusalem dan Tanah Suci dari kekuasaan Kaum Muslim. Mereka dibantu oleh sebuah kekaisaran bernama Kekaisaran Bizantium untuk menghalau ekspansi Saljuk Turki ke Anatolia.

Keberadaan Kaum Muslim di Tanah Suci Kristen sudah ada sejak tahun 1009. Mereka dipimpin oleh khalifah Fatimiyyah, al-Hakim bi-Amr Allah untuk menggeledah keberadaan hospis pilgrim di Yerusalem dan merusak Gereja Makam yang Suci. Perbuatan itulah yang konon semakin menambah motif terjadinya sebuah perang besar hingga akhirnya menjadi cerita sejarah Perang Salib.

Pada tahun 1063, Paus Alexander II memberikan perintah dan restu kepada umat Kristen di wilayah Liberia untuk memerangi orang Islam. Sejarah Perang Salib tidak akan pernah terdengar jika saat itu rasa kepemilikan serta ketaatan terhadap kepercayaan tidak ada.

Berdasarkan cerita, sejarah Perang Salib tersebut sebenarnya didasari oleh kewajiban untuk menunjukkan ketaatannya terhadap agama kepercayaannya. Bertepatan dengan saat itu, pihak gereja sedang gencar melakukan Istiadat Pengaruniaan. Sehingga semangat para pemuda masih sangat menggebu ketika diperintahkan untuk membela agama dan kepercayaannya.

Sejarah Perang Salib bermula ketika pada tahun 1071, jauh sebelum perkembangan teknologi maju seperti sekarang ini, seorang kaisar dari Kekaisaran Bizantium bernama Alexius I Komnenus membujuk Paus Urban II untuk memberinya bantuan berupa tenaga dari tentara yang berasal dari kerajaan yang tengah ia pimpin.

Tenaga dari para tentara itu dibutuhkannya untuk melindungi serta menahan pergerakan dari para tentara muslim yang akan masuk ke dalam kekaisarannya tersebut. Dalam sejarah Perang Salib, Alexius I Komnenus merasa khawatir karena sebelumnya ia bersama Kekaisaran Byzantium berhasil dikalahkan oleh Pasukan Seljuk yang saat itu dipimpin oleh Sulthan Alp Arselan disebuah pertempuran bernama Pertempuran Manzikert.

Kekalahan Kekaisaran Byzantium merupakan akibat dari kemerosotan yang terjadi di tubuh kekaisaran itu sendiri. Kemerosotan dari Kekaisaran Byzantium berpengaruh terhadap kehidupan masyarakatnya. Mereka menjadi masyarakat yang pemberontak dan selalu membuat onar.

Pertempuran Manzikert yang dipimpin oleh Sulthan Alp Arselan hanya 15.000 prajurit. Sangat berbeda jauh dengan jumlah prajurit yang dimiliki oleh Tentara Romawi yang berjumlah 40.000 prajurit. Dengan kekuatan yang secara jumlah jauh lebih kecil, nyatanya pertempuran itu tetap dimenangkan oleh Sulthan Alp Arselan.

Pertempuran memperebutkan Tanah Suci berlangsung sangat lama. Sejarah Perang Salib berlangsung bahkan hingga dibagi menjadi sembilan periode. Semuanya berisi tentang perjuangan dan pertentangan dari masing-masing kelompok yang bertentangan.

Rangkaian Sejarah Perang Salib

 

Dahsyatnya Perang Salib yang terjadi pada masa itu mengakibatkan peperangan ini terbagi dalam beberapa periode. Masing-masing periode tersebut dipimpin oleh pemimpin yang berbeda, baik dari pihak kaum muslim maupun Tentara Salib.

Rangkaian sejarah Perang Salib dimulai dengan Perang Salib I. Kemenangan bagi pihak yang satu menimbulkan masalah bagi pihak yang lainnya. Keberhasilan merebut daerah kekuasaan yang dialami oleh pihak yang satu menjadi cambuk bagi pihak yang lain untuk merebut kembali wilayah tersebut.

Kesepakatan-kesepakatan pun dilakukan oleh dua belah pihak, salah satunya adalah Shulh al-Ramlah. Kesepakatan itu berisi bahwa kaum muslim tidak akan mengganggu kaum Kristen yang akan berziarah ke Yerusalem. Kesepakatan itu terjadi pada peristiwa Perang Salib III dengan dua tokohnya yang terkenal yaitu Shalahuddin al-Ayyubi dan Richard The Lionheart serta Philip Augustus.

Rangkaian sejarah Perang Salib berakhir ketika Perang Salib sudah memasuki periode ke sembilan. Perang Salib kesembilan terjadi pada tahun 1271 hingga 1272. Rangkaian Perang Salib bukan hanya terbagi menjadi beberapa periode. Perang Salib tersebut antara lain adalah Perang Salib Albigensian, Perang Salib anak-anak, dan Perang Salib yang terjadi di Baltik dan Eropa Tengah.


3 comments:

  1. Khilafah Ottoman Usmani Turki melakukan pembantaian massal thd penduduk Armenia di mana 1,5 juta orang tewas di bunuh, 24 April 1915 di peringati sebagai hari Genosida.
    Khilafah Ottoman Turki juga melakukan pembantaian massal thd penduduk Assyria & Yunani.

    ReplyDelete
  2. Tentara Salib hanya membela diri dari serangan tentara Islam, di mana wilayah Kristen di rebut & di taklukan antiokhia, Yerusalem, Alexander wilayah kristen yg di rebut oleh Tentara Islam.

    ReplyDelete
  3. 1453 M Kota Kostatinopel Binzantium (Romawi Timur) di rebut & di taklukan oleh Muhammad Al Fatih, sultan ke tujuh Turki Usmani, Kota Konstinopel di ganti menjadi Istanbul, Gereja Hagia Sofia di jadikan mesjid kemudian menjadi museum sampai sekarang.

    ReplyDelete