Sunday, January 15, 2012

Injil Gnostik

Apa Ada Penulisan Rahasia Tentang Yesus?
Pada tahun 1945 sebuah penemuan di datarang tinggi Mesir, dekat kota Nag Hammadi. Ada lima puluh dua kopi tulisan kuno, disebut injil Gnostik ditemukan di 13 bungkusan kulit berisi buku tulisan tangan dari papirus. Ditulis dalam bahasa Coptic dan berasal dari sebuah perpustakaan semacam biara.
Beberapa ahli Gnostik melontarkan pernyataan terlalu jauh terhadap penemuan ini dengan menyebutkan tulisan-tulisan itu merupakan sejarah Yesus lebih otentik dibandingkan dengan Perjanjian Baru. Tapi apakah keyakinan mereka atas dokumen-dokumen itu punya dukungan bukti sejarah? Mari kita lihat lebih dalam supaya kita bisa memisahkan kebenaran dari fiksi.

Rahasia “Mereka Yang Tahu”
Injil Gnostik dikaitkan dengan sebuah kelompok sebagai (kejutan besar disini) Gnostik. Nama mereka diambil dari kata Yunani ‘gnosis’, berarti ‘pengetahuan’.  Mereka adalah orang-orang yang berpikir mereka punya rahasia, pengetahuan khusus yang disembunyikan dari orang biasa.

Ketika KeKristenan meluas, kelompok Gnostik mencampurkan sejumlah doktrin dengan elemen-elemen KeKristenan kedalam keyakinan mereka, membangun citra Gnostisme jadi mirip (palsu, tiruan) dengan KeKristenan. Mungkin mereka melakukan itu untuk menarik pengikut baru lebih banyak dan membuat Yesus sebagai tokoh dari perjuangan mereka. Namun, bagi sistim pemikiran mereka untuk sejajar dengan KeKristenan, Yesus perlu diciptakan lagi, dihilangkan kemanusianNya dan ke-Tuhan-anNya.

Di buku The Oxford History of Christianity, John McManners, menulis Gnostik mencampur KeKristenan dengan kepercayaan mistis.

Gnostikisme merupakan teosofi dengan banyak bahan. Okultisme dan mistis oriental dilebur dengan astrologi,sihir. … Mereka mengkoleksi perkataan Yesus dibentuk agar cocok dengan interpretasi mereka sendiri (seperti di Injil Tomas), dan menawarkan pengikut mereka sebagai alterntif atau pesaing KeKristenan.[1]

Gnostik mulai tumbuh pada abad pertama, hanya beberapa puluh tahun setelah kematian Yesus. Para rasul, dalam pengajaran dan tulisan mereka, membahas cukup panjang untuk mengecam kepercayaan-kepercayaan itu sebagai berlawanan terhadap kebenaran Yesus, dimana mereka adalah saksi mata.

Kita cek, contohnya, apa yang ditulis rasul Yohanes pada akhir abad pertama,
Siapa penipu terbesar? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Mereka adalah anti-Kristus, karena mereka telah menolak Bapa dan Anak. (1 Yohanes 2:22).
Mengikuti pengajaran para rasul, pemimpin gereja mula-mula secara bulat mengutuk Gnostik sebagai sekte sesat. Bapa gereja Irenaeus, menulis 140 tahun sebelum Dewan Nicaea, mengkonfirmasikan Gnostik dikutuk oleh gereja sebagai sesat. Dia juga menolak “injil” mereka, tetapi merujuk pada empat Injil Perjanjian Baru, dia mengatakan, “Tidaklah mungkin Injil bisa lebih banyak atau sedikit dalam jumlah dibandingkan yang sudah ada.”[2]
Teolog Kristen, Origen, menulis pada awal abad ketiga, lebih dari seratus tahun sebelum Nicaea:
Saya tahu beberapa injil yang disebut “Injil menurut Thomas” dan “Injil menurut Matthias”, dan banyak lagi yang lain yang sudah kita baca — supaya jangan kita dianggap bodoh karena mereka yang mengkhayal mereka memiliki sejumlah pengetahuan jika mereka memperolehnya dengan itu (Injil Thomas dan Injil Matthias). 

Walaupun begitu, dari semua yang kita sudah setujui dari apa yang akui gereja, dimana hanya ada empat injil seharusnya diterima.[3]


Ketika membahas injil Gnostik, sama seperti setiap buku yang menyandang nama karakter Perjanjian Baru, Injil Filipus, Injil Petrus, Injil Maria, Injil Yudas, dan seterusnya. Tapi apakah mereka pernah menuliskan siapa penulisnya? Mari kita lihat.

Injil Gnostik ditulis sekitar 110 – 300 tahun setelah Kristus, dan tidak ada ahli yang kredibel percaya ada salah satu buku penulisnya sesuai dengan nama injil itu. Dalam buku James M. Robinson, The Nag Hammadi Library, kita pelajari bahwa injil Gnostik ditulis oleh, “sebagian besar penulis tidak berhubungan dan anonim.”[4]

Ahli Perjanjian Baru Norman Geisler menulis, “Tulisan Gnostik tidak ditulis oleh para rasul, tapi oleh orang di abad kedua (dan lebih kemudian) berpura-pura untuk menggunakan otoritas kerasulan untuk memajukan pengajaran-pengajaran mereka sendiri. Hari ini, kita menyebutnya sebagai penipuan dan penjiplakkan.”[5]

Misteri Dan Sejarah
Injil Gnostik bukanlah catatan historis kehidupan Yesus tapi lebih banyak berisi pernyataan abstrak, diselimuti misteri, mengesampingkan detil historis seperti nama, tempat, dan peristiwa. Ini sangat kontras dengan Injil Perjanjian Baru, yang berisi banyak sekali fakta historis tentang kehidupan Yesus, pelayananNya, dan firmanNya.
Siapa yang anda lebih percaya — seseorang yang mengatakan, “Hey, saya punya fakta rahasia yang secara misterius diungkapkan kepada saya,” atau seseorang yang mengatakan, “Saya mencari seluruh bukti dan sejarah, dan ini untuk anda putuskan sendiri?” Simpan pertanyaan tersebut, pertimbangkan dua pernyataan, pertama dari Injil Gnostik Tomas (tahun 110-150) dan kedua dari Injil Lukas di Perjanjian Baru (Tahun 55-70).
  • Ini adalah perkataan-perkataan tersembunyi dari Yesus dan dicatat oleh si kembar Yudas Tomas.[6]
  • Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. Lukas 1:1-4)
Apakah anda bisa temukan bahwa pendekatan terbuka dan tulus dari Lukas lebih menarik? Dan anda juga temukan kenyataan bahwa buku itu ditulis lebih dekat dengan kejadian sebenarnya sehingga memperkuat kehandalannya? Jika ya, itulah pandangan gereja mula-mula (purba) juga.
Dan sebagian besar pakar setuju dengan pandangan gereja purba bahwa Perjanjian Baru adalah sejarah otentik Yesus. Ahli Perjanjian Baru Raymond Brown berkomentar tentang injil Gnostik, “Kami pelajari tidak ada fakta baru, yang bisa diverifikasi, tentang sejarah pelayanan Yesus, dan hanya ada beberapa pernyataan yang mungkin berasal dari Yesus.”[7]
Jadi, kendati tulisan Gnostik telah membuat sejumlah ahli terkesan, waktu penulisan yang lebih muda dan pertanyaan mengenai para penulisnya tidak bisa dibandingkan dengan Perjanjian Baru. Perbedaan besar antara tulisan Perjanjian Baru dan Gnostik begitu mengejutkan (menghancurkan) bagi mereka yang mendesakkan teori-teori konspirasi. Sejarahwan Perjanjian Baru F.F Bruce menulis, “Tidak ada literatus kuno di dunia yang memiliki kekayaan teksual, dalam kondisi baik, seperti Perjanjian Baru.”[8]


1 comment:

  1. Injil Barnabas adalah Injil Palsu, penulis dari keturunan Ismail, bukan dari murid Yesus Kristus yg bernama Barnabas.

    ReplyDelete