Beberapa
agama dan tradisi budaya di Indonesia, ketika ada anggota keluarga meninggal
dunia, akan diadakan doa bersama. Doa bersama ini biasanya dilaksanakan pada
hari ketujuh, hari ke empat belas, dan seratus hari setelah orang tersebut
meninggal dunia. Mereka berdoa agar dosa-dosa almarhum diampuni. Supaya dia
mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Pertanyaanya:
Bukankah setelah seseorang meninggal dunia, maka tidak ada kesempatan
mendapatkan pengampunan dari Allah?
Doa Shalawat dan Keselamatan
Berhubungan
dengan orang yang sudah meninggal, kita tahu bahwa salah satu doa yang sangat
populer di kalangan umat Muslim adalah doa “Shalawat Nabi.” Doa ini
ditujukan bagi Nabi Muhammad yang sudah meninggal dunia.
Bershalawat artinya memohon supaya
Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang (Catatan Kaki
No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Merujuk pada
definisi shalawat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa shalawat hanya
dibutuhkan oleh orang yang memerlukan keselamatan, bukan?
Nabi-Nabi Dalam Kitab Allah Tidak Membutuhkan Shalawat
Para
nabi Allah, seperti Musa, Ibrahim, Daud, dll tidak pernah memerintahkan
pengikutnya untuk mendoakan mereka. Bahkan Isa Al-Masih, sebagai Pribadi yang
dihargai oleh umat Kristen dan Muslim, tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”.
Mengapa
Isa Al-Masih tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”? Berikut ini beberapa
alasannya:
1. Tidak Ada Perintah Untuk Mendoakan-Nya
Dalam
semua wahyu Isa Al-Masih kepada pengikut-Nya, tidak ada satupun perintah untuk
bershalawat. Sehingga pengikut-Nya tidak perlu bershalawat bagi-Nya.
2. Isa Al-Masih Sudah Berada di Sorga
Al-Quran
dan Injil memberi kesaksian yang sama, yaitu Isa Al-Masih berada di sorga. Qs 19:33 menulis, “Dan kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari
aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa
Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali.”
Demikian
pula dalam Injil, “Sesudah Ia [Isa Al-Masih] mengatakan demikian,
terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan
mereka” (Injil, Kisah Para Rasul 1:9). Isa Al-Masih saat ini telah
berada di sorga. Dia tidak memerlukan doa “shalawat nabi” untuk
keselamatan-Nya.
3. Doa Shalawat Akan Meragukan Ke-Nabian-Nya
Bershalawat
artinya memohon keselamatan bagi seseorang. Bila seorang nabi memerlukan doa
shalawat, bukankah hal ini dapat meragukan kenabiannya? Setiap umat beragama
tidak perlu meragukan pengajaran keselamatan Isa Al-Masih. Saat ini Dia berada
di sorga.
4. Isa Al-Masih Adalah Juruselamat
Jelas,
seseorang yang memerlukan doa tidak dapat disebut sebagai Juruselamat. Sebab,
bagaimana mungkin seseorang yang keselamatannya saja belum pasti, dapat
menyelamatkan pengikutnya? Isa Al-Masih adalah Juruselamat. Dia tidak
memerlukan doa pengikut-Nya agar selamat.
5. Isa Al-Masih Mendoakan Umat-Nya, Bukan Sebaliknya
Isa
Al-Masih mendoakan umat-Nya. Lihatlah Injil, Rasul Besar Yohanes 17:1-26.
Selain mendoakan, Isa Al-Masih juga memberikan keselamatan sorgawi (Injil,
Rasul Besar Yohanes 5:24, 5:28 14:1-3, 14:6; Injil Rasul Lukas 23:43). Orang
yang sungguh menerima Isa Al-Masih sebagai Penyelamat, tidak merasa ragu akan
keselamatannya. Orang tersebut pasti masuk sorga.
Isa
berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti
tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . .” (Injil, Rasul Besar
Yohanes 10:29)
Bagaimana Dengan Keselamatan Pembaca?
Dalam
Qs 3:85 dikatakan bahwa agama di luar agama Islam akan masuk neraka. Dengan
kata lain, hanya mereka yang memeluk agama Islam yang berhak masuk sorga. Tetapi ayat ini bertolak-belakang dengan Qs 18:17. Dikatakan “Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah mendapat petunjuk; barangsiapa yang
disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya” (Qs 18:17).
Allah dalam Al-Quran tidak menjamin
bahwa setiap orang yang memeluk agama Islam akan masuk sorga sebagaimana yang
dituliskan dalam Qs 3:88. Sebab Allah dengan hak preogratif-Nya dapat
menyesatkan siapapun.
Berbeda
dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci Injil. Isa Al-Masih memberi keselamatan
dengan jaminan indah ini kepada murid-murid-Nya: “Di rumah Bapa-Ku banyak
tempat tinggal. . . . Aku pergi ke situ [sorga]untuk menyediakan
tempat bagimu. . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul
Besar Yohanes 14:2-3).
19.33 adalah salah satu bukti selawat untuk diri sendiri.
ReplyDeletePada injil juga ada solawat:
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba"
Sholawat kepada nabi disini memeiliki makna bahwa alloh bersholawat (memberikan rahmatnya untuk alam semesta melalui muhammad sebagai utusan).dia diberikan tugas untuk mengajarkan akhlak(kebenaran),layaknya seorang bos memerintahkan anak buahnya di sebuah perusahaan untuk kemajuan bisnisnya otomatis bos trsbut memberikan rahmat berupa fasilitas seperti rumah dinas kendaraan dan lainnya untuk menunjang kemajuan perusahaannya.
ReplyDelete