Ada banyak alasan
mengapa Allah-nya Islam bukan Tuhan.
1) QURAN TIDAK
MENUNJUKKAN TANDA-TANDA BUKU DARI TUHAN, KARENA:
a) Tidak ada mukzizat
dalam Quran, buku itu bisa saja dibuat seseorang atau sekelompok orang.
b) Quran mengandung
kesalahan/error yg fatal dalam science dan moral.
c) Jika Quran
benar-benar dari Tuhan, akan ada di dalamnya ilmu pengetahuan yang masih tidak
kita kuasai. Adakah sains di dalam Quran? Bacalah sejarah sains dunia sebelum
masa Islam, ilmuwan-ilmuwan yang lahir sebelum jaman Islam. Kalau Quran mau
menyingkapkan sains, mengapa tidak menunjukkan semua sains yang kita ketahui? Mengapa
hanya common sense dan ide-ide yang dicuri dari ilmuwan Yunani? Aku bisa
memberi alasan-alasan mengapa Muhammad mencuri dari orang Yunani. Ingatlah,
anda tidak perlu berpendidikan tinggi untuk mendengar tentang ilmu pengetahuan
dari negara jauh, dan berbohong pada orang-orang sekitarmu bahwa ilmu itu
‘diwahyukan’ Tuhan. Jadi pernyataan bahwa Muhammad tidak berpendidikan dan
karenanya tidak mungkin tahu semua itu adalah pernyataan yang tidak benar.
d) Tuhan yang
sesungguhnya (sejati) tidak akan membiarkan pesan-pesan pentingnya
disalah-mengerti umat manusia:
Bukankah katanya Quran
itu pesan-pesan penting untuk kaum manusia? Kalau Quran itu pesan Tuhan yang
sesungguhnya, pasti sang pencipta –dlm derajat tertentu- akan memastikan
pesannya tidak disalah-pahami. Akan tiba saatnya makin banyak orang yang
terbuka matanya dan sadar akan kepalsuan Islam dan pada akhirnya membenci
Islam. Katakanlah Quran itu dari Tuhan, namun sungguh sangat disayangkan bila
kita terlahir di masa sekarang ketika pesan penting dari Tuhan (Quran) itu
sangat dibenci.
Pesan dari Tuhan yang
sesungguhnya kepada ciptaanNya, pastilah sangat penting dan tidak akan ada
seorang pun yang bisa merusak citra pesan itu. Sekarang saja ada banyak orang
waras yang mencari kesalahan dalam Quran dan temukan banyak kontradiksi. Akankah Tuhan yang sesungguhnya
membiarkan ini terjadi? Tentu saja tidak jika dia merasa pesannya sangat
penting.
Tuhan ingin menguji
kita? Untuk apa? Apakan kita kelinci percobaan? Tentu saja bukan.
e) Tuhan tidak akan
pernah menyatakan pesan-pesan (dalam Kitab Suci) sebelumnya adalah salah, dan
hanya pesan yang terakhir (Islam) yang benar. Tuhan tidak pernah mengoreksi
pesan-pesan (Firman-Nya) sendiri. Karena dengan demikian Ia pernah berbuat
kesalahan, yang berarti bahwa Ia tidak Maha Sempurna, sebab mengoreksi diriNya
sendiri.
f) Tuhan yang sejati
tidak akan menindas hak kita.
Selain alasan-alasan
di atas, ada lagi penjelasan yang masuk akal (logical) mengapa Allah-nya Islam
bukan Tuhan. Allah adalah “Tuhan” yang sewot jika kamu mencelanya dan tidak
taat padanya. Tuhan macam apakah yang selemah itu?
Ini penjelasannya;
1) Tuhan tidak
tersinggung ketika manusia menghinaNya.
2) Allah bukan Tuhan
sejati.
Akan saya buktikan ini
dengan dua cara. Pertama-tama saya akan memakai logika untuk membuktikan Allah
bukan Tuhan, lalu akan saya pakai analogi untuk mendukung pendapat saya.
2) SECARA LOGIKA
Tuhan semestinya
sangat berkuasa. Tidaklah mungkin ada kekuatan lain yang melampaui Tuhan dan
mempengaruhi Tuhan dengan cara apapun. Aku tidak bisa membuat Tuhan marah,
tidak dapat pula membuat Dia senang. Jika aku bisa membuat Tuhan senang atau
marah, itu artinya aku bisa mengkontrol emosi Tuhan. Jadi aku bisa mengkontrol
Tuhan. Tapi Tuhan yang begitu, yang kemarahannya dapat aku kontrol sesuka
hatiku, pastilah bukan Tuhan. Kalau beribu-ribu juta blackholes yang dapat
membelokkan cahaya karena gaya tarik tidak dapat mempengaruhi Tuhan, bagaimana
aku seorang manusia 64 kg bisa? Tidak mungkin. [Artinya; Tuhan yang sejati,
tidak akan dapat terpengaruh oleh apapun diluar Diri-Nya. Ciptaan tidak bisa
mengontrol Pencipta].
Sekarang mari kita
belajar tentang Allah-nya orang Muslim. Muslim diperintahkan untuk menyembah Alloh
dan memuja dia. Allah menciptakan manusia untuk menyembah dia (Q:51.56).
Kita tahu Allah akan
menghukum orang yang tidak percaya padanya :
[Al-fat-h 48:13] Dan
barang siapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya
Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.
Jadi, jika Tuhan akan
menghukum orang yang tidak percaya padanya, dia juga akan menghukum orang yang
menghina dia. Tapi jika allah menghukum orang yang menghina dia, artinya allah
tersinggung ketika manusia menghinanya. Jadi manusia bisa membuat allah
tersinggung dengan tidak mematuhi perintahnya atau dengan menghina dia. Jika
manusai bisa membuat allah tersinggung, artinya manusia dapat mengkontrol emosi
Allah. Jadi manusia dapat mengkontrol emosi Allah dan karena itu mengkontrol
Allah.
Tapi kita tahu dari
diskusi di atas, emosi Tuhan tidak bisa dikontrol manusia.
Catatan: Menghina
manusia lain adalah persoalan berbeda, karena manusia terpengaruh oleh setiap
hal di luar dirinya sendiri, sebab dia tidak punya kekuasaan seperti Tuhan.
Jadi masuk akal kalau kita mengatakan jika Tuhan itu ada Dia akan memberikan
keadilan kepada semua yang terhina dan diperlakukan semena-mena dan akan
menghukum mereka yang memperlakukan manusia semena-mena. Tapi, Tuhan tidak akan
marah kepada penjahat. Peranan Tuhan adalah untuk memberi keadilan, tanpa
dipengaruhi rasa benci atau marah, yang ditimbulkan orang si penjahat. Jika
Allah bisa menjadi marah karena hinaan manusia kepadanya, Allah tidak mungkin
menjadi entity yang terkuat. Bila manusia harus menanggung penderitaan sebagai
akibat dari perbuatannya, maka itu bukan berarti Tuhan marah atau sewot, tetapi
itu berarti konsep keadilan Tuhan sedang berlaku atas orang tersebut.
Kesimpulan: Allah,
tuhan orang Muslim, bukanlah Tuhan (Sejati).
Analogy
Seorang laki-laki,
katakanlah namanya si ‘X’ sedang belajar social behaviour (tingkah laku
kemasyarakatan) dan mengadakan eksperimen untuk melihat reaksi orang terhadap
penghinaan. Dia pun turun ke jalan bertemu orang, dan memilih satu orang,
katakanlah si ‘A’ untuk dipelajari. X pun melontarkan penghinaan terhadap A,
tapi A orangnya cool saja dan tidak peduli terhadap penghinaan. Malahan dia
berpikir, orang ini (X) mungkin gila. A tidak membiarkan rasa marahnya tumbuh,
cuma memandang X dengan heran dan tidak menghiraukannya. X mencatat reaksi A di
buku jurnalnya dan mencari orang lain, katakan si ‘B’ untuk dipelajari. B itu
orangnya cepat marah dan darahnya cepat mendidih. Mendapat hinaan dari X,
diapun membalas dengan hinaan yang lebih keji lagi dan tampaknya sudah mau
meninju muka X, tapi X pun lari menyelamatkan diri.
Jadi siapa yang
karakternya lebih kuat? A atau B? Jika kamu mesti memilih salah satu sebagai
pemimpin, siapa yang kamu pilih? Kebanyakan orang akan memilih A yang lebih
kuat karakternya dan bisa bertahan melawan serangan. Sekarang, bayangkan kalau
percobaan ini tentang Tuhan. Misalnya ada dua Tuhan. Salah satunya itu Tuhan
‘B’ yang gampang marah kalau dihina orang. Ketika orang di bumi menghina Tuhan
B, dia pun menjadi marah dan menghukum manusia. Dia lalu berencana untuk
membakar manusia itu dan menyakiti dia dengan segala macam siksaan kalau nanti
dia mati. Tuhan satunya lagi, Tuhan A, itu sabar penuh kasih dan ketika manusia
menghinanya, dia tidak peduli karena dia bukan tipe perasa seperti Tuhan B.
Tuhan A mencintai manusia tanpa batas dan untuk selamanya (Unconditional Love).
Ketika manusia menghinanya, dia justru datang untuk menjangkaunya, dan dia pun
memaafkan manusia itu. Dia tahu penghinaan tidak ada efeknya pada dirinya. Dia
masih mencintai manusia dan tahu manusia tidak dapat menyakitinya dengan cara
apa pun. Ketika manusia itu mati, dia akan melihat sendiri betapa penuh
cintanya Tuhan itu.
Tuhan A berkata pada
dirinya sendiri, “ Tidak apa-apa. Dia itu hanya manusia, ciptaanku yang
terkasih. Tidak apa-apa lah kalau dia itu mau percaya padaku atau tidak.
Kepercayaan dia tidak punya efek padaku karena aku punya kekuasaan yang
melebihi apa pun. Satu juta blackhole saja tidak bisa mempengaruhiku, apalagi
manusia yang cuma 65 kg, tingginya cuma 5’6” dan cuma akan hidup 70 tahun.”
Tuhan yang mana, A
atau B, yang lebih kuat dan penuh cinta? Tuhan mana yang menurut kamu menguasai
dunia?
Kebanyakan orang akan
memilih Tuhan A, yang tidak dapat dipengaruhi penghinaan atau cinta manusia,
yang mencintai ciptaannya selamanya dan tanpa syarat (uncoditional love). Kalau
Allah itu punya kekuatan yang tidak terbatas, kekuatan tak terbatasnya juga termasuk
dalam karakternya. Kalau Allah marah karena penghinaan manusia, tentu saja
Allah bukan lagi entity yang punya kekuatan karakter tak terbatas.
Kesimpulan:Jika Tuhan
itu ada, Dia tidak akan marah kalau manusia menghina Dia. Jadi, Allah, tuhannya orang
Muslim, yang gampang marah kalau ada kritik, bukan Tuhan yang sejati.
INTINYA adalah yahudi ! sbg suku bangsa paling tua di dunia SEKALIGUS sbg agama samawi pioner, lalu kristen (katolik, ortodk, protestan, koptik, dll) terakhir islam, tradisi & syariah YAHUDI mau tdk mau, suka tdk suka mewarnai agama setelahnya ! KAlO YESUS sudah menghapusnya lewat hukum cinta kasihNYA, SEDANGKAN ISLAM masih melestarikannya, antara lain :
ReplyDelete-. wajib sunat fisik lelaki baliq,
-. wajib berpenutup kepala saat ibadah,
-. menghalal-haramkan makanan jasmnai, wanita wajib berkerudung diluar rumah (islam memodifikasinya menjadi jilbab, hijab),
-. menghadap tuhan hanya boleh waktu-waktu tertentu (yahudi 7 waktu, islam 5),
-. yahudi berdoa ke hadirat tuhan adalah tembok ratapan, islam menghadap tuhan ke kabah - padahal tuhan ada dimana2,
-. berpuasa lahiriah (fisik lapar tapi bathin kenyang main gadget, cuci mata dengan alasan NGABUBURIT/nunggu waktu berbuka),
-. masih berkurban bakar atau sembilihan saat idul adha,
-. mengutamakan hal lahiriah terutama ttg kesucian (buktinya cetakan al qur'an tak boleh dibawa ke toilet, terlangkahi, jatuh ke tanah, dipegang wanita haid/ tangan kiri, ada istilah batas suci FISIK di mesjid),
-. memelihara janggut, jambang.
-. firman & hadist direkayasa demi menguntungkan pemuka agama), makin byk jamaah/massa bisa ditukar saat pemilu/pilkada & menguatkan posisi sosial.
ITULAH YAHUDI dan islam melestarikannya.
Setuju sekali ini lah pemikiran yg benar. Inilah pemikiran yg berasal dri tuhan yg maha bijaksana.
ReplyDelete