Dalam
Al-Quran dan Injil terdapat kisah yang sama mengenai Pribadi Yesus Kristus [Isa Al-Masih]. Tetapi, disamping persamaan tersebut, terdapat juga
banyak perbedaan. Kematian-Nya adalah salah satu diantaranya."Benarkah Isa Al-Masih wafat?” Pertanyaan ini juga sering dilontarkan oleh orang
Kristen.
Walau Qs 19:33 berkata, “
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku [Isa Al-Masih], pada
hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal
dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali. ” Tapi
ayat ini tidak dapat mengubah doktrin Mukmin yang sudah terlanjur menolak
kematian Isa Al-Masih.
Lantas
bagaimana pandangan sejarawan, teologia, dan ilmu kedokteran tentang fakta
kematian Isa Al-Masih?
Fakta Ilmu Kedokteran
“
Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan
segera mengalir keluar darah dan air” (Injil,
Rasul Besar Yohanes 19:34).
Jika
darah keluar dari tubuh seseorang terlalu banyak, maka orang itu akan mengalami
yang disebut kondisi hypovolemic
shock atau kekurangan darah. Jantung
yang berfungsi memompa darah, akan tetap bekerja walau darah tidak ada.
Akibatnya orang tersebut dapat pingsan karena tekanan darah rendah.
Dia juga akan merasa haus karena
ginjal sudah tidak bekerja. Sementara jantung terus bekerja sedangkan ginjal
tidak berfungsi, maka air akan berkumpul di sekitar jantung dan paru-paru. Hal
inilah yang menyebabkan ketika Yesus ditusuk dengan tombak, air dan darah
keluar.
Fakta Sejarawan non-Kristen
Beberapa
Sejarawan non-Kristen, lewat buku-buku yang mereka tulis, mendukung kebenaran
kematian Yesus. Diantaranya adalah:
Joseph
bin Matthias (dikenal juga dengan nama Flavius Josephus). Sejarawan Yahudi. Lahir tahun 37M di Yerusalem.
Tahun 93M dia menulis buku Antiquitates Judaicae atau Jewish Antiquities. Terdiri
terdiri dari 20 buku. Dalam bukunya, ia juga menuliskan bagaimana Pilatus telah
menghukum Isa Al-Masih di kayu salib.
Cornelius
Tacitus. Sejarawan Romawi.
Lahir sekitar 52 - 54 M dan meninggal sekitar 120 M. Dia menulis buku Annals yang
berisi sejarah kekaisaran Romawi periode 14 M - 68 M. Tentang Isa, Tacitus
menyebutkan bahwa Dia telah menderita hukuman yang ekstrem pada masa
pemerintahan Pontius Pilatus. Tidak disebutkan secara eksplisit cara
eksekusinya, namun hukuman salib merupakan cara eksekusi yang lazim pada masa
itu bagi pelaku tindakan kriminal dan pemberontakan.
Demikianlah fakta sejarah dari
“pihak ketiga.” Baik orang Yahudi maupun non-Yahudi mengakui bahwa yang
disalibkan itu adalah Yesus Kristus.
Fakta dari Wahyu Allah
Apa
kata Kitab Suci tentang kematian Isa Al-Masih? Nabi Besar Yesaya
adalah salah satu nabi yang memberi nubuat tentang kematian Isa Al-Masih (Kitab
Nabi Besar Yesaya 50:6). Nubuat yang sama juga disampaikan oleh Nabi
Daniel, “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan
seorang yang telah diurapi [Mesias], padahal tidak ada
salahnya apa-apa . . . . . ” (Kitab Nabi Daniel 9:26).
Para
nabi-nabi terdahulu tidak hanya memberi nubuat tentang kematian Isa Al-Masih. Perihal kebangkitan-Nya pun sudah dinubuatkan. Bahkan
Isa sendiri, sebelum Dia wafat, Dia sudah menyatakannya. Pada hari ketiga Dia
akan bangkit dari antara orang mati “Kata-Nya kepada mereka: "Ada
tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada
hari yang ketiga” (Injil, Rasul Lukas 24:46).
Mengapa Isa Al-Masih Harus Wafat?
Dari beberapa fakta di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa Isa benar-benar wafat di salib, bukan?
“Ia
sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil,
Surat I Petrus 2:24). Inilah satu-satunya alasan dan tujuan Isa Al-Masih wafat.
Supaya Dia, melalui pengorbanan-Nya, dapat mengangkat Anda dari kehidupan dosa kepada Terang
dan Kebenaran Allah.
Isa
Al-Masih adalah “ Jalan, Kebenaran, dan
Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Bila sudah ada yang pasti, mengapa
Anda masih meragukannya dan mengikuti yang lain?
No comments:
Post a Comment