Tuesday, February 24, 2015

Mengapa Tidak Ada "Shalawat Nabi" Untuk Isa Al-Masih?

Beberapa agama dan tradisi budaya di Indonesia, ketika ada anggota keluarga meninggal dunia, akan diadakan doa bersama. Doa bersama ini biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh, hari ke empat belas, dan seratus hari setelah orang tersebut meninggal dunia. Mereka berdoa agar dosa-dosa almarhum diampuni. Supaya dia mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Pertanyaanya: Bukankah setelah seseorang meninggal dunia, maka tidak ada kesempatan mendapatkan pengampunan dari Allah?

Doa Shalawat dan Keselamatan
Berhubungan dengan orang yang sudah meninggal, kita tahu bahwa salah satu doa yang sangat populer di kalangan umat Muslim adalah doa “Shalawat Nabi.” Doa ini ditujukan bagi Nabi Muhammad yang sudah meninggal dunia.
Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Merujuk pada definisi shalawat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa shalawat hanya dibutuhkan oleh orang yang memerlukan keselamatan, bukan?

Nabi-Nabi Dalam Kitab Allah Tidak Membutuhkan Shalawat
Para nabi Allah, seperti Musa, Ibrahim, Daud, dll tidak pernah memerintahkan pengikutnya untuk mendoakan mereka. Bahkan Isa Al-Masih, sebagai Pribadi yang dihargai oleh umat Kristen dan Muslim, tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”.
Mengapa Isa Al-Masih tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”? Berikut ini beberapa alasannya: 

1. Tidak Ada Perintah Untuk Mendoakan-Nya
Dalam semua wahyu Isa Al-Masih kepada pengikut-Nya, tidak ada satupun perintah untuk bershalawat. Sehingga pengikut-Nya tidak perlu bershalawat bagi-Nya.

2. Isa Al-Masih Sudah Berada di Sorga
Al-Quran dan Injil memberi kesaksian yang sama, yaitu Isa Al-Masih berada di sorga. Qs 19:33 menulis, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali.”
Demikian pula dalam Injil, “Sesudah Ia [Isa Al-Masih] mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Injil, Kisah Para Rasul 1:9). Isa Al-Masih saat ini telah berada di sorga. Dia tidak memerlukan doa “shalawat nabi” untuk keselamatan-Nya.

3. Doa Shalawat Akan Meragukan Ke-Nabian-Nya
Bershalawat artinya memohon keselamatan bagi seseorang. Bila seorang nabi memerlukan doa shalawat, bukankah hal ini dapat meragukan kenabiannya? Setiap umat beragama tidak perlu meragukan pengajaran keselamatan Isa Al-Masih. Saat ini Dia berada di sorga. 

4. Isa Al-Masih Adalah Juruselamat
Jelas, seseorang yang memerlukan doa tidak dapat disebut sebagai Juruselamat. Sebab, bagaimana mungkin seseorang yang keselamatannya saja belum pasti, dapat menyelamatkan pengikutnya? Isa Al-Masih adalah Juruselamat. Dia tidak memerlukan doa pengikut-Nya agar selamat. 

5. Isa Al-Masih Mendoakan Umat-Nya, Bukan Sebaliknya
Isa Al-Masih mendoakan umat-Nya. Lihatlah Injil, Rasul Besar Yohanes 17:1-26. Selain mendoakan, Isa Al-Masih juga memberikan keselamatan sorgawi (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24, 5:28 14:1-3, 14:6; Injil Rasul Lukas 23:43). Orang yang sungguh menerima Isa Al-Masih sebagai Penyelamat, tidak merasa ragu akan keselamatannya. Orang tersebut pasti masuk sorga.
Isa berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29)


Bagaimana Dengan Keselamatan Pembaca?
Dalam Qs 3:85 dikatakan bahwa agama di luar agama Islam akan masuk neraka. Dengan kata lain, hanya mereka yang memeluk agama Islam yang berhak masuk sorga. Tetapi ayat ini bertolak-belakang dengan Qs 18:17. Dikatakan “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah mendapat petunjuk; barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (Qs 18:17).

Allah dalam Al-Quran tidak menjamin bahwa setiap orang yang memeluk agama Islam akan masuk sorga sebagaimana yang dituliskan dalam Qs 3:88. Sebab Allah dengan hak preogratif-Nya dapat menyesatkan siapapun.

Berbeda dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci Injil. Isa Al-Masih memberi keselamatan dengan jaminan indah ini kepada murid-murid-Nya: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. . . . Aku pergi ke situ [sorga]untuk menyediakan tempat bagimu. . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).



2 comments:

  1. 19.33 adalah salah satu bukti selawat untuk diri sendiri.

    Pada injil juga ada solawat:

    "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba"

    ReplyDelete
  2. Sholawat kepada nabi disini memeiliki makna bahwa alloh bersholawat (memberikan rahmatnya untuk alam semesta melalui muhammad sebagai utusan).dia diberikan tugas untuk mengajarkan akhlak(kebenaran),layaknya seorang bos memerintahkan anak buahnya di sebuah perusahaan untuk kemajuan bisnisnya otomatis bos trsbut memberikan rahmat berupa fasilitas seperti rumah dinas kendaraan dan lainnya untuk menunjang kemajuan perusahaannya.

    ReplyDelete