Saturday, February 7, 2015

Al-Quran TIDAK 100% FIRMAN ALLAH

Benarkah Al-Quran adalah seratus persen firman (perkataan) Allah, tidak bercampur dengan ucapan Muhammad sebagaimana dinyatakan dalam Sura 53:3-5? Mari kita simak ayat-ayat Al-Quran di bawah ini:

·         Apakah Al Faatihah itu ucapan Allah atau manusia? Bukankah manusia yang berseru, “Hanya Engkaulah yang kami sembah”? Bukankah tidak mungkin Allah yang berdoa, “Tunjukilah kami jalan yang lurus”?
·         Apakah benar bagian akhir dari Sura 6:106 adalah ucapan Allah, “Dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara“? Bukankah ini jelas ucapan Muhammad seperti telah diakui dengan memasukkan namanya dalam tanda kurung?
·         Bagaimana dengan Sura 6:114, “Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang menurunkan kitab …” Bukankah ini ucapan Muhammad dan bukan ucapan Allah?
·         Apakah bukan ucapan Muhammad dalam Sura 17:1 yang berbunyi, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam hari dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha …”?
·         Siapakah “Aku“ dalam Sura 27:91? Tidakkah ini jelas bukan Allah tetapi seorang manusia? Bagaimana Allah dapat berkata, “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini yang telah menjadikannya suci dan kepunyaanNyalah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya termasuk orang-orang yang berserah diri”?
·         Apakah sungguh Allah bersumpah demi hari kiamat dan dengan jiwa yang amat menyesal (Sura 75: 1-2)? Bukankah ini ucapan manusia?
·         Apakah sungguh Allah bersumpah demi bintang-bintang dan demi malam dan demi subuh (Sura 81:15-18)? Bukankah ini ucapan manusia?
·         Apakah bukan malaikat yang mengucapkan Sura 19:64, “Dan tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. KepunyaanNyalah apa-apa yang ada dihadapan kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa“?
·         Apakah bukan malaikat yang mengucapkan Sura 37:161-166? Bagaimana mungkin Allah yang mengatakan, “Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala. Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan tertentu, dan sesungguhnya kami benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah) dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah)”? Jelas sekali ini perkataan malaikat, bahkan kata “malaikat” sudah dimasukkan.
·         Apakah sungguh ucapan Allah yang terdapat dalam Sura Al Jin? Bukankah sebenarnya Jin yang berbicara – umpamanya Sura 72:11, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh (apakah ada jin yang saleh? Bukankah ini dusta belaka?) dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya.”


1 comment:

  1. INTINYA adalah yahudi ! sbg suku bangsa paling tua di dunia SEKALIGUS sbg agama samawi pioner, lalu kristen (katolik, ortodk, protestan, koptik, dll) terakhir islam, tradisi & syariah YAHUDI mau tdk mau, suka tdk suka mewarnai agama setelahnya ! KAlO YESUS sudah menghapusnya lewat hukum cinta kasihNYA, SEDANGKAN ISLAM masih melestarikannya, antara lain :
    -. wajib sunat fisik lelaki baliq,
    -. wajib berpenutup kepala saat ibadah,
    -. menghalal-haramkan makanan jasmnai, wanita wajib berkerudung diluar rumah (islam memodifikasinya menjadi jilbab, hijab),
    -. menghadap tuhan hanya boleh waktu-waktu tertentu (yahudi 7 waktu, islam 5),
    -. yahudi berdoa ke hadirat tuhan adalah tembok ratapan, islam menghadap tuhan ke kabah - padahal tuhan ada dimana2,
    -. berpuasa lahiriah (fisik lapar tapi bathin kenyang main gadget, cuci mata dengan alasan NGABUBURIT/nunggu waktu berbuka),
    -. masih berkurban bakar atau sembilihan saat idul adha,
    -. mengutamakan hal lahiriah terutama ttg kesucian (buktinya cetakan al qur'an tak boleh dibawa ke toilet, terlangkahi, jatuh ke tanah, dipegang wanita haid/ tangan kiri, ada istilah batas suci FISIK di mesjid),
    -. memelihara janggut, jambang.
    -. firman & hadist direkayasa demi menguntungkan pemuka agama), makin byk jamaah/massa bisa ditukar saat pemilu/pilkada & menguatkan posisi sosial.
    ITULAH YAHUDI dan islam melestarikannya.

    ReplyDelete