Sunday, February 8, 2015

MENGAPA ALLAH-NYA umat muslim BUKAN TUHAN

Ada banyak alasan mengapa Allah-nya Islam bukan Tuhan.

1) QURAN TIDAK MENUNJUKKAN TANDA-TANDA BUKU DARI TUHAN, KARENA:

a) Tidak ada mukzizat dalam Quran, buku itu bisa saja dibuat seseorang atau sekelompok orang.

b) Quran mengandung kesalahan/error yg fatal dalam science dan moral.

c) Jika Quran benar-benar dari Tuhan, akan ada di dalamnya ilmu pengetahuan yang masih tidak kita kuasai. Adakah sains di dalam Quran? Bacalah sejarah sains dunia sebelum masa Islam, ilmuwan-ilmuwan yang lahir sebelum jaman Islam. Kalau Quran mau menyingkapkan sains, mengapa tidak menunjukkan semua sains yang kita ketahui? Mengapa hanya common sense dan ide-ide yang dicuri dari ilmuwan Yunani? Aku bisa memberi alasan-alasan mengapa Muhammad mencuri dari orang Yunani. Ingatlah, anda tidak perlu berpendidikan tinggi untuk mendengar tentang ilmu pengetahuan dari negara jauh, dan berbohong pada orang-orang sekitarmu bahwa ilmu itu ‘diwahyukan’ Tuhan. Jadi pernyataan bahwa Muhammad tidak berpendidikan dan karenanya tidak mungkin tahu semua itu adalah pernyataan yang tidak benar.

d) Tuhan yang sesungguhnya (sejati) tidak akan membiarkan pesan-pesan pentingnya disalah-mengerti umat manusia:
Bukankah katanya Quran itu pesan-pesan penting untuk kaum manusia? Kalau Quran itu pesan Tuhan yang sesungguhnya, pasti sang pencipta –dlm derajat tertentu- akan memastikan pesannya tidak disalah-pahami. Akan tiba saatnya makin banyak orang yang terbuka matanya dan sadar akan kepalsuan Islam dan pada akhirnya membenci Islam. Katakanlah Quran itu dari Tuhan, namun sungguh sangat disayangkan bila kita terlahir di masa sekarang ketika pesan penting dari Tuhan (Quran) itu sangat dibenci.

Pesan dari Tuhan yang sesungguhnya kepada ciptaanNya, pastilah sangat penting dan tidak akan ada seorang pun yang bisa merusak citra pesan itu. Sekarang saja ada banyak orang waras yang mencari kesalahan dalam Quran dan temukan banyak kontradiksi. Akankah Tuhan yang sesungguhnya membiarkan ini terjadi? Tentu saja tidak jika dia merasa pesannya sangat penting.

Tuhan ingin menguji kita? Untuk apa? Apakan kita kelinci percobaan? Tentu saja bukan.

e) Tuhan tidak akan pernah menyatakan pesan-pesan (dalam Kitab Suci) sebelumnya adalah salah, dan hanya pesan yang terakhir (Islam) yang benar. Tuhan tidak pernah mengoreksi pesan-pesan (Firman-Nya) sendiri. Karena dengan demikian Ia pernah berbuat kesalahan, yang berarti bahwa Ia tidak Maha Sempurna, sebab mengoreksi diriNya sendiri.

f) Tuhan yang sejati tidak akan menindas hak kita.

Selain alasan-alasan di atas, ada lagi penjelasan yang masuk akal (logical) mengapa Allah-nya Islam bukan Tuhan. Allah adalah “Tuhan” yang sewot jika kamu mencelanya dan tidak taat padanya. Tuhan macam apakah yang selemah itu?

Ini penjelasannya;
1) Tuhan tidak tersinggung ketika manusia menghinaNya.
2) Allah bukan Tuhan sejati.

Akan saya buktikan ini dengan dua cara. Pertama-tama saya akan memakai logika untuk membuktikan Allah bukan Tuhan, lalu akan saya pakai analogi untuk mendukung pendapat saya.

2) SECARA LOGIKA

Tuhan semestinya sangat berkuasa. Tidaklah mungkin ada kekuatan lain yang melampaui Tuhan dan mempengaruhi Tuhan dengan cara apapun. Aku tidak bisa membuat Tuhan marah, tidak dapat pula membuat Dia senang. Jika aku bisa membuat Tuhan senang atau marah, itu artinya aku bisa mengkontrol emosi Tuhan. Jadi aku bisa mengkontrol Tuhan. Tapi Tuhan yang begitu, yang kemarahannya dapat aku kontrol sesuka hatiku, pastilah bukan Tuhan. Kalau beribu-ribu juta blackholes yang dapat membelokkan cahaya karena gaya tarik tidak dapat mempengaruhi Tuhan, bagaimana aku seorang manusia 64 kg bisa? Tidak mungkin. [Artinya; Tuhan yang sejati, tidak akan dapat terpengaruh oleh apapun diluar Diri-Nya. Ciptaan tidak bisa mengontrol Pencipta].

Sekarang mari kita belajar tentang Allah-nya orang Muslim. Muslim diperintahkan untuk menyembah Alloh dan memuja dia. Allah menciptakan manusia untuk menyembah dia (Q:51.56).
Kita tahu Allah akan menghukum orang yang tidak percaya padanya :
[Al-fat-h 48:13] Dan barang siapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.

Jadi, jika Tuhan akan menghukum orang yang tidak percaya padanya, dia juga akan menghukum orang yang menghina dia. Tapi jika allah menghukum orang yang menghina dia, artinya allah tersinggung ketika manusia menghinanya. Jadi manusia bisa membuat allah tersinggung dengan tidak mematuhi perintahnya atau dengan menghina dia. Jika manusai bisa membuat allah tersinggung, artinya manusia dapat mengkontrol emosi Allah. Jadi manusia dapat mengkontrol emosi Allah dan karena itu mengkontrol Allah.

Tapi kita tahu dari diskusi di atas, emosi Tuhan tidak bisa dikontrol manusia.

Catatan: Menghina manusia lain adalah persoalan berbeda, karena manusia terpengaruh oleh setiap hal di luar dirinya sendiri, sebab dia tidak punya kekuasaan seperti Tuhan. Jadi masuk akal kalau kita mengatakan jika Tuhan itu ada Dia akan memberikan keadilan kepada semua yang terhina dan diperlakukan semena-mena dan akan menghukum mereka yang memperlakukan manusia semena-mena. Tapi, Tuhan tidak akan marah kepada penjahat. Peranan Tuhan adalah untuk memberi keadilan, tanpa dipengaruhi rasa benci atau marah, yang ditimbulkan orang si penjahat. Jika Allah bisa menjadi marah karena hinaan manusia kepadanya, Allah tidak mungkin menjadi entity yang terkuat. Bila manusia harus menanggung penderitaan sebagai akibat dari perbuatannya, maka itu bukan berarti Tuhan marah atau sewot, tetapi itu berarti konsep keadilan Tuhan sedang berlaku atas orang tersebut.

Kesimpulan: Allah, tuhan orang Muslim, bukanlah Tuhan (Sejati).

Analogy
Seorang laki-laki, katakanlah namanya si ‘X’ sedang belajar social behaviour (tingkah laku kemasyarakatan) dan mengadakan eksperimen untuk melihat reaksi orang terhadap penghinaan. Dia pun turun ke jalan bertemu orang, dan memilih satu orang, katakanlah si ‘A’ untuk dipelajari. X pun melontarkan penghinaan terhadap A, tapi A orangnya cool saja dan tidak peduli terhadap penghinaan. Malahan dia berpikir, orang ini (X) mungkin gila. A tidak membiarkan rasa marahnya tumbuh, cuma memandang X dengan heran dan tidak menghiraukannya. X mencatat reaksi A di buku jurnalnya dan mencari orang lain, katakan si ‘B’ untuk dipelajari. B itu orangnya cepat marah dan darahnya cepat mendidih. Mendapat hinaan dari X, diapun membalas dengan hinaan yang lebih keji lagi dan tampaknya sudah mau meninju muka X, tapi X pun lari menyelamatkan diri.

Jadi siapa yang karakternya lebih kuat? A atau B? Jika kamu mesti memilih salah satu sebagai pemimpin, siapa yang kamu pilih? Kebanyakan orang akan memilih A yang lebih kuat karakternya dan bisa bertahan melawan serangan. Sekarang, bayangkan kalau percobaan ini tentang Tuhan. Misalnya ada dua Tuhan. Salah satunya itu Tuhan ‘B’ yang gampang marah kalau dihina orang. Ketika orang di bumi menghina Tuhan B, dia pun menjadi marah dan menghukum manusia. Dia lalu berencana untuk membakar manusia itu dan menyakiti dia dengan segala macam siksaan kalau nanti dia mati. Tuhan satunya lagi, Tuhan A, itu sabar penuh kasih dan ketika manusia menghinanya, dia tidak peduli karena dia bukan tipe perasa seperti Tuhan B. Tuhan A mencintai manusia tanpa batas dan untuk selamanya (Unconditional Love). Ketika manusia menghinanya, dia justru datang untuk menjangkaunya, dan dia pun memaafkan manusia itu. Dia tahu penghinaan tidak ada efeknya pada dirinya. Dia masih mencintai manusia dan tahu manusia tidak dapat menyakitinya dengan cara apa pun. Ketika manusia itu mati, dia akan melihat sendiri betapa penuh cintanya Tuhan itu.

Tuhan A berkata pada dirinya sendiri, “ Tidak apa-apa. Dia itu hanya manusia, ciptaanku yang terkasih. Tidak apa-apa lah kalau dia itu mau percaya padaku atau tidak. Kepercayaan dia tidak punya efek padaku karena aku punya kekuasaan yang melebihi apa pun. Satu juta blackhole saja tidak bisa mempengaruhiku, apalagi manusia yang cuma 65 kg, tingginya cuma 5’6” dan cuma akan hidup 70 tahun.”

Tuhan yang mana, A atau B, yang lebih kuat dan penuh cinta? Tuhan mana yang menurut kamu menguasai dunia?

Kebanyakan orang akan memilih Tuhan A, yang tidak dapat dipengaruhi penghinaan atau cinta manusia, yang mencintai ciptaannya selamanya dan tanpa syarat (uncoditional love). Kalau Allah itu punya kekuatan yang tidak terbatas, kekuatan tak terbatasnya juga termasuk dalam karakternya. Kalau Allah marah karena penghinaan manusia, tentu saja Allah bukan lagi entity yang punya kekuatan karakter tak terbatas.


Kesimpulan:Jika Tuhan itu ada, Dia tidak akan marah kalau manusia menghina Dia. Jadi, Allah, tuhannya orang Muslim, yang gampang marah kalau ada kritik, bukan Tuhan yang sejati.

2 comments:

  1. INTINYA adalah yahudi ! sbg suku bangsa paling tua di dunia SEKALIGUS sbg agama samawi pioner, lalu kristen (katolik, ortodk, protestan, koptik, dll) terakhir islam, tradisi & syariah YAHUDI mau tdk mau, suka tdk suka mewarnai agama setelahnya ! KAlO YESUS sudah menghapusnya lewat hukum cinta kasihNYA, SEDANGKAN ISLAM masih melestarikannya, antara lain :
    -. wajib sunat fisik lelaki baliq,
    -. wajib berpenutup kepala saat ibadah,
    -. menghalal-haramkan makanan jasmnai, wanita wajib berkerudung diluar rumah (islam memodifikasinya menjadi jilbab, hijab),
    -. menghadap tuhan hanya boleh waktu-waktu tertentu (yahudi 7 waktu, islam 5),
    -. yahudi berdoa ke hadirat tuhan adalah tembok ratapan, islam menghadap tuhan ke kabah - padahal tuhan ada dimana2,
    -. berpuasa lahiriah (fisik lapar tapi bathin kenyang main gadget, cuci mata dengan alasan NGABUBURIT/nunggu waktu berbuka),
    -. masih berkurban bakar atau sembilihan saat idul adha,
    -. mengutamakan hal lahiriah terutama ttg kesucian (buktinya cetakan al qur'an tak boleh dibawa ke toilet, terlangkahi, jatuh ke tanah, dipegang wanita haid/ tangan kiri, ada istilah batas suci FISIK di mesjid),
    -. memelihara janggut, jambang.
    -. firman & hadist direkayasa demi menguntungkan pemuka agama), makin byk jamaah/massa bisa ditukar saat pemilu/pilkada & menguatkan posisi sosial.
    ITULAH YAHUDI dan islam melestarikannya.

    ReplyDelete
  2. Setuju sekali ini lah pemikiran yg benar. Inilah pemikiran yg berasal dri tuhan yg maha bijaksana.

    ReplyDelete