Tuesday, February 24, 2015

Islam, Kristen Bertanya "Benarkah Isa Al-Masih Wafat?"

Dalam Al-Quran dan Injil terdapat kisah yang sama mengenai Pribadi Yesus Kristus [Isa Al-Masih]. Tetapi, disamping persamaan tersebut, terdapat juga banyak perbedaan. Kematian-Nya adalah salah satu diantaranya."Benarkah Isa Al-Masih wafat?” Pertanyaan ini juga sering dilontarkan oleh orang Kristen.
Walau Qs 19:33 berkata, “ Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku [Isa Al-Masih], pada hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali. ” Tapi ayat ini tidak dapat mengubah doktrin Mukmin yang sudah terlanjur menolak kematian Isa Al-Masih.
Lantas bagaimana pandangan sejarawan, teologia, dan ilmu kedokteran tentang fakta kematian Isa Al-Masih?

Fakta Ilmu Kedokteran
“ Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:34).
Jika darah keluar dari tubuh seseorang terlalu banyak, maka orang itu akan mengalami yang disebut kondisi hypovolemic shock atau kekurangan darah. Jantung yang berfungsi memompa darah, akan tetap bekerja walau darah tidak ada. Akibatnya orang tersebut dapat pingsan karena tekanan darah rendah.
Dia juga akan merasa haus karena ginjal sudah tidak bekerja. Sementara jantung terus bekerja sedangkan ginjal tidak berfungsi, maka air akan berkumpul di sekitar jantung dan paru-paru. Hal inilah yang menyebabkan ketika Yesus ditusuk dengan tombak, air dan darah keluar.

Fakta Sejarawan non-Kristen
Beberapa Sejarawan non-Kristen, lewat buku-buku yang mereka tulis, mendukung kebenaran kematian Yesus. Diantaranya adalah:
Joseph bin Matthias (dikenal juga dengan nama Flavius Josephus). Sejarawan Yahudi. Lahir tahun 37M di Yerusalem. Tahun 93M dia menulis buku Antiquitates Judaicae atau Jewish Antiquities. Terdiri terdiri dari 20 buku. Dalam bukunya, ia juga menuliskan bagaimana Pilatus telah menghukum Isa Al-Masih di kayu salib.

Cornelius Tacitus. Sejarawan Romawi. Lahir sekitar 52 - 54 M dan meninggal sekitar 120 M. Dia menulis buku Annals yang berisi sejarah kekaisaran Romawi periode 14 M - 68 M. Tentang Isa, Tacitus menyebutkan bahwa Dia telah menderita hukuman yang ekstrem pada masa pemerintahan Pontius Pilatus. Tidak disebutkan secara eksplisit cara eksekusinya, namun hukuman salib merupakan cara eksekusi yang lazim pada masa itu bagi pelaku tindakan kriminal dan pemberontakan.
Demikianlah fakta sejarah dari “pihak ketiga.” Baik orang Yahudi maupun non-Yahudi mengakui bahwa yang disalibkan itu adalah Yesus Kristus.

Fakta dari Wahyu Allah
Apa kata Kitab Suci  tentang kematian Isa Al-Masih? Nabi Besar Yesaya adalah salah satu nabi yang memberi nubuat tentang kematian Isa Al-Masih (Kitab Nabi Besar Yesaya 50:6). Nubuat yang sama juga disampaikan oleh Nabi Daniel, “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi [Mesias], padahal tidak ada salahnya apa-apa . . . . . ” (Kitab Nabi Daniel 9:26).
Para nabi-nabi terdahulu tidak hanya memberi nubuat tentang kematian Isa Al-Masih. Perihal kebangkitan-Nya pun sudah dinubuatkan. Bahkan Isa sendiri, sebelum Dia wafat, Dia sudah menyatakannya. Pada hari ketiga Dia akan bangkit dari antara orang mati “Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” (Injil, Rasul Lukas 24:46).

Mengapa Isa Al-Masih Harus Wafat?
Dari beberapa fakta di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Isa benar-benar wafat di salib, bukan?
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat I Petrus 2:24). Inilah satu-satunya alasan dan tujuan Isa Al-Masih wafat. Supaya Dia, melalui pengorbanan-Nya, dapat mengangkat Anda dari kehidupan dosa kepada Terang dan Kebenaran Allah.
Isa Al-Masih  adalah “ Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Bila sudah ada yang pasti, mengapa Anda masih meragukannya dan mengikuti yang lain?



No comments:

Post a Comment