Saturday, January 12, 2013

Bagaimana satu Tuhan terdiri dari tiga pribadi?

Doktrin Trinitas - yaitu bahwa Allah Bapa, Allah [Simbol Trinitas] Putra, dan Allah Roh Kudus masing-masing adalah Tuhan yang sama dan satu - yang diakui sulit untuk dipahami, merupakan dasar utama dari kepercayaan Kristen. Walaupun kaum skeptik meremehkannya sebagai ketidakmungkinan matematika, hal tersebut merupakan doktrin dasar Kitab Suci dan juga merupakan kenyataan yang amat dalam dari pengalaman universal dan pemahaman kosmos secara ilmiah.

Perjanjian Lama dan Baru keduanya mengajarkan Kesatuan dan Trinitas Tuhan. Ide bahwa hanya ada satu Tuhan, yang menciptakan segala hal, berulang kali ditekankan dalam Kitab Suci seperti dalam Yesaya 45:18: "Sebab beginilah firman Tuhan, yang menciptakan langit; Dialah Allah yang membentuk bumi dan menjadikannya;… Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain". Contoh dalam Perjanjian Baru adalah Yakobus 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."

Ketiga pribadi Tuhan, pada saat yang sama, tercatat dalam Kitab Suci seperti dalam Yesaya 48:16: "Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ. Dan sekarang, Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya." Pembicara dalam ayat ini jelas sekali adalah Tuhan, dan Dia mengatakan Dia telah "diutus oleh Allah Tuhan (yaitu, Bapa) dan Roh-Nya (yaitu, Roh Kudus)". Doktrin Trinitas dalam Perjanjian Baru terdapat dalam ayat seperti Yohanes 15:26, di mana Tuhan Yesus bersabda: "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku." Kemudian ada juga aturan pembaptisan: "baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Satu nama (Allah) - tetapi tiga nama!

Bahwa Yesus, satu-satunya Putra Allah, dinyatakan sebagai Tuhan, setara dengan Bapa, dijelaskan dalam banyak kitab dalam Kitab Suci. Sebagai contoh, Dia bersabda: "Aku adalah Alfa dan Omega, awal dan akhir, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8).

Beberapa pemuja secara salah mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah pengaruh ketuhanan yang tidak berpribadi, tetapi Kitab Suci mengajarkan bahwa Dia adalah pribadi yang nyata, seperti halnya Bapa dan Putra. Yesus bersabda: "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yohanes 16:13).

Ajaran Kitab Suci mengenai Trinitas dapat diringkas sebagai berikut. Allah adalah Tiga-dalam-satu, dengan tiap Pribadi Tuhan adalah Allah yang sama dan selalu dan sepenuhnya. Masing-masing diperlukan, dan masing-masing berbeda, tetapi semuanya adalah satu. Ketiga Pribadi muncul dalam urutan yang bersifat sebab-akibat dan logis. Bapa adalah yang tak nampak, Sumber dari segala sesuatu, dinyatakan dalam dan oleh Putra, diejawantahkan dalam dan oleh Roh Kudus. Putra bermula dari Bapa, dan Roh dari Putra. Mengacu pada penciptaan Tuhan, Bapa adalah Pemikiran di atas semua itu, Putra adalah Sabda yang memanggilnya keluar, dan Roh adalah Perbuatan yang menyebabkannya menjadi kenyataan. Kita “melihat” Tuhan dan penyelamatan agung-Nya dalam Putra, Tuhan Yesus Kristus, kemudian “mengalami” kenyataan mereka dalam iman, melalui kehadiran Roh Kudus-Nya.

Walaupun hubungan ini tampaknya seperti paradoks, bagi beberapa orang bahkan benar-benar tak mungkin, hal tersebut amatlah nyata, dan kebenarannya sudah mendarah daging jauh ke dalam sifat dasar manusia. Maka, manusia selalu merasakan lebih dahulu kebenaran bahwa Tuhan pasti "ada di luar sana", ada di mana-mana dan merupakan Penyebab Pertama dari segala sesuatu, tetapi mereka telah mengkorupsi pengetahuan intuitif mengenai Bapa ini menjadi panteisme dan akhirnya menjadi naturalisme. Serupa dengan itu, manusia selalu merasakan kebutuhan untuk “bertemu” Tuhan dalam arti pemahaman dan pengalaman mereka sendiri, tetapi pengetahuan bahwa Tuhan harus menampakkan diri-Nya sendiri telah disimpangkan menjadi politheisme dan pemujaan berhala. Manusia kemudian secara terus-menerus membangun “model” atas Tuhan, kadang-kadang bahkan dalam bentuk sistem filosofis untuk menggambarkan kenyataan yang paling utama. Akhirnya, manusia selalu mengetahui bahwa mereka harus dapat mempunyai hubungan erat dengan Penciptanya dan mengalami kehadiran-Nya “di dalam”. Tetapi intuisi yang mendalam tentang Roh Kudus ini telah dikorupsi menjadi berbagai bentuk fanatisme dan mistisisme palsu, dan bahkan menjadi spiritisme dan demonisme. Jadi, kebenaran tiga-dalam-satu Allah telah berurat-akar dalam diri manusia, tetapi dia sering kali menyimpangkannya dan menggantikannya dengan tuhan palsu.

Catatan:
Silahkan melihat debat soal TRINITAS dgn kaum muslim http://chirpstory.com/li/45899

[ Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi sumbangan guna membantu menutupi biaya-biaya agar menjadikan pelayanan yang membangun iman ini tersedia bagi Anda dan keluarga Anda! Sumbangan bersifat tax-deductible (di Amerika). ]
Dikutip dari The Bible Has the Answer, by Henry Morris and Martin Clark, dipublikasikan oleh Master Books, 1987

No comments:

Post a Comment