Dualisme
Adalah Fondasi dan Kunci Untuk Mengerti Islam
ISIS adalah produk Quran yg ajarkan Kekerasan
Hasil kesimpulan yang
paling utama adalah bahwa DUALISME adalah fondasi dan kunci untuk mengerti
Islam. Islam selalu mengandung dua arti, dimulai dengan deklarasi pendiriannya:
(1) tiada tuhan selain Allah dan (2) Muhammad adalah rasulNya. Oleh karena itu,
Islam adalah Allah (Quran) dan Sunnah (perkataan dan perbuatan Muhammad
ditemukan dalam Sirat dan Hadis).
Orang tidak
habis-habisnya membahas apakah Islam agama damai? Atau ideologi radikal? Muslim moderat atau Bin Laden yang muslim asli?
Dualisme/Kontradiksi dalam Al Qur’an
Untuk mengerti
logika Quran, kita harus melihat jumlah besar KONTRADIKSI yang dikandungnya.
Dipermukaan, Islam
mengatasi dualisme itu dengan melakukan prinsip yang dinamakan “abrogasi”. Ini
berarti bahwa ayat-ayat yang ditulis belakangan (versi Medinah) membatalkan
ayat-ayat yang lebih dini (versi Mekah).
Namun karena Quran
dianggap pernyataan sempurna Allah, kedua versi Quran itu (baik versi Mekah
maupun Medinah) dianggap benar dan sakral. Ayat belakangan dianggap “lebih
baik,” namun ayat dini juga tidak dapat dikatakan salah, karena Allah dianggap
sempurna. Inilah dasar-dasar DUALISME. Kedua
versi adalah ‘benar’. Kedua sisi yang kontradiktif ini dianggap benar dalam
logika dualisme.
Contoh:
(Quran ayat Mekah) [73.10] “Dan bersabarlah terhadap
apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”
Namun dari ayat
toleransi diatas itu, kini beralih ke ayat paling intoleran dimana tiba-tiba sang Pencipta Alam
Semesta BENCI benar dengan kafir:
(Quran ayat Medinah) [8.12] “… Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan
ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala
mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung
jari mereka.”
Logika yg
didasarkan pada hukum kontradiksi—kalau dua hal bertentangan (kontradiksi), maka
paling tidak satu mestinya salah. Namun logika Islam adalah DUALISTIK; dua hal
bisa saling kontradiksi dan keduanya benar.
Tidak ada sistim
dualistis yang bisa diukur oleh satu jawaban. Inilah alasan mengapa argumen
tentang mana Islam “yang benar” tidak akan pernah selesai, karena memang tidak
ada satu jawaban.
Sistim Dualistis Hanya Bisa Diukur Dengan Statistik
Contoh, mari kita
lihat pertanyaan ini:
Apa sih sebenarnya
jihad? Perjuangan batin atau perang?
Nah, mari kita
lihat hadis Bukhari, karena ia berulang-ulang berbicara tentang jihad. Dalam
Bukhari, 97% rujukan jihad adalah tentang perang dan 3% tentang perjuangan batin. JADI, jawaban
statistiknya adalah jihad = 97% perang dan 3% = perjuangan batin. Apakah jihad = perang? Ya (97%). Apakah jihad =
perjuangan batin? Ya (3%).
Jadi, dalam setiap
argumen tentang Islam, jawabannya adalah selalu: kedua-duanya benar. Kedua sisi
dualisme itu betul.
No comments:
Post a Comment