Tarik pada Ali Sina:
Wahai Ali,
Aku ingin bertanya sesuatu. Aku menganggap diriku Muslim, dan seringkali membela hak-hak Muslim untuk beriman pada Islam. Maaf ya jika kau kecewa karena aku tidak memaki-maki dan mengutukimu. Malah sebenarnya, aku pikir kau ini menyenangkan (meskipun terkadang berlebihan).
Pendapatku tentang dirimu ini karena aku hanyalah Muslim KTP atau Muslim karena pengaruh budaya saja. Aku menikah dengan wanita Kristen, dan – ini rahasia lho – aku tidak percaya segala macam dongeng (kuda terbang dll) dari agama manapun. Aku dibesarkan dalam budaya Islam, tapi bukan dalam agama Islam. Budaya Islam adalah bagian hidupku yang kucintai sehingga aku tidak sanggup menghilangkannya.
Aku mencintai keluarga dan sanak saudaraku (Muslim Ethiopia), dan aku benar-benar tidak melihat mereka itu jahat seperti yang sering kau bicarakan. Aku suka bergabung bersama mereka merayakan hari raya kami, bahkan Ramadhan. Aku senang melihat mereka tidak minum alkohol dan bagaimana mereka menggunakan Islam utk meyakinkan bahwa kita semua harus rendah hati, damai, dan jadi orang baik. Apakah kau ingin aku menolak mereka karena itu? Bukankah tidak ada salahnya menjadi Muslim yang menjalankan adat Islam tanpa mencaci keluarga sendiri bodoh, takhayul dan bahkan membenci mereka?
Hal terakhir, kau mengatakan bahwa berdasarkan tulisan sejarah, sang nabi Muhammad SAW adalah orang jahat yang sakit jiwa dan dengan mengikuti contoh perbuatannya, maka Muslim jadi jahat pula. Tapi kau pun mengatakan bahwa Muslim membuat sang Nabi tampak sebagai pahlawan umat manusia yang suci murni. Nah, jika Muslim memilih untuk menganggap Muhammad yang suci murni dan MENGIKUTINYA, maka tentunya “Muhammad anggapan Muslim” ini lebih baik daripada “Muhammad dalam sejarah Islam,” bukan? Bukankah ini sebenarnya tidak berbahaya?
Baiklah, kawan, tetap lakukan apa yang kau anggap benar.
Salam hangat,
Tarik
============================
Aku ingin bertanya sesuatu. Aku menganggap diriku Muslim, dan seringkali membela hak-hak Muslim untuk beriman pada Islam. Maaf ya jika kau kecewa karena aku tidak memaki-maki dan mengutukimu. Malah sebenarnya, aku pikir kau ini menyenangkan (meskipun terkadang berlebihan).
Pendapatku tentang dirimu ini karena aku hanyalah Muslim KTP atau Muslim karena pengaruh budaya saja. Aku menikah dengan wanita Kristen, dan – ini rahasia lho – aku tidak percaya segala macam dongeng (kuda terbang dll) dari agama manapun. Aku dibesarkan dalam budaya Islam, tapi bukan dalam agama Islam. Budaya Islam adalah bagian hidupku yang kucintai sehingga aku tidak sanggup menghilangkannya.
Aku mencintai keluarga dan sanak saudaraku (Muslim Ethiopia), dan aku benar-benar tidak melihat mereka itu jahat seperti yang sering kau bicarakan. Aku suka bergabung bersama mereka merayakan hari raya kami, bahkan Ramadhan. Aku senang melihat mereka tidak minum alkohol dan bagaimana mereka menggunakan Islam utk meyakinkan bahwa kita semua harus rendah hati, damai, dan jadi orang baik. Apakah kau ingin aku menolak mereka karena itu? Bukankah tidak ada salahnya menjadi Muslim yang menjalankan adat Islam tanpa mencaci keluarga sendiri bodoh, takhayul dan bahkan membenci mereka?
Hal terakhir, kau mengatakan bahwa berdasarkan tulisan sejarah, sang nabi Muhammad SAW adalah orang jahat yang sakit jiwa dan dengan mengikuti contoh perbuatannya, maka Muslim jadi jahat pula. Tapi kau pun mengatakan bahwa Muslim membuat sang Nabi tampak sebagai pahlawan umat manusia yang suci murni. Nah, jika Muslim memilih untuk menganggap Muhammad yang suci murni dan MENGIKUTINYA, maka tentunya “Muhammad anggapan Muslim” ini lebih baik daripada “Muhammad dalam sejarah Islam,” bukan? Bukankah ini sebenarnya tidak berbahaya?
Baiklah, kawan, tetap lakukan apa yang kau anggap benar.
Salam hangat,
Tarik
============================
Ali Sina:
Wahai Tarik,
Ada salah paham yang harus dijelaskan terlebih dahulu. Siapa sih yang bilang kau harus berhenti mencintai keluarga Muslimmu? Siapa yang mengatakan bahwa orang yang terlahir sebagai Muslim lantas otomotatis jadi teroris? Yang kami serang itu adalah Islam, dan bukan Muslim. Muhammad adalah seorang teroris, tapi ini bukan berarti semua Muslim adalah teroris. Kau jadi seorang teroris hanya jika kau mencoba menjadi Muslim yang baik dan mengikuti contoh perbuatan terorisme Muhammad. Jika kau hanya Muslim KTP atau, yang seperti kau katakan, Muslim yang berbudaya Islam saja, maka kau tidak mengikuti perintah Muhammad dan tentunya kau juga tidak menjadi ancaman bagi siapapun.
Sebenarnya apa sih “budaya Islam” yang kau bicarakan ini? Apakah kau membicarakan tentang makanan kuskus dan falafel? Coba kau terangkan padaku budaya apa sebenarnya yang dibawa Muhammad? Semua yang sekarang disebut sebagai “budaya Islam” telah ada sebelum jaman Islam. Bahkan nama-nama Arab kita pun telah ada lama sebelum Islam ada. Ali adalah nama pagan. Abu Talib bukan orang Muslim dan dia tidak pernah percaya Islam. Dialah yang memilih nama itu bagi putranya. Muhammad adalah nama yang diberikan Amina pada putranya. Muhammad tidak mau berdoa bagi ibunya, dan mengatakan bahwa ibunya meninggal sebagai kafir (meskipun ibunya itu wafat ketika Muhammad berusia 6 tahun). Jadi mohon terangkan padaku apa sih sebenarnya budaya Islam itu? Apa ada pelajaran arsitektur, seni, masak, musik, olahraga, sains, filosofi atau sains sosial dalam Qur’an?
Tidak ada semuanya itu, Tarik. Muhammad tidak membawa budaya apapun. Dia tidak lebih daripada gangster tukang rampok yang merangkap pemimpin aliran kepercayaan sesat. Semuanya yang kau miliki saat ini adalah budayamu dan kakek moyangmu. Kita tidak perlu membuang itu semua. Yang perlu dibuang hanyalah Islam dan teruslah membangun budaya dan masyarakatmu sendiri.
Kau mengatakan Islam mengajarkan kerendahan hati. Ini tidak benar. Islam mengajarkan Muslim jadi sombong. Muslim adalah orang tersombong di dunia. Yang dituntut Muhammad adalah Muslim bersikap rendah hati pada Muhammad dan tuhan ciptaannya. Muhammad adalah orang narsis. Dia ingin setiap orang membungkuk dan merendahkan diri di hadapannya. Inilah sifat aslinya yang jahat. Dia tidak pernah mengajar Muslim untuk bersikap rendah hati terhadap semua umat manusia seperti yang diajarkan Yesus, Budha, Zoroaster dan Baha’u’llah. Itulah sebabnya Muslim jadi sangat sombong. Sikap rendah hati apakah yang dimiliki Muslim?
Tidak ada salahnya merayakan hari-hari raya. Aku merayakan Natal bersama orang Kristen, juga Tahun Baru Cina dengan orang Cina dan tentunya juga merayakan hari rayaku sendiri yakni Noruz (21 Maret). Jika ada yang mengundangku pergi ke suatu pesta, maka aku akan datang. Tapi mengapa kau harus merayakan hari raya kepercayaan sesat? Kau tentunya tidak mau datang ke perayaan neo-Nazi, bukan? Kau jelas tidak percaya Islam lagi. Buanglah Islam jauh-jauh dan enyahkan. Jika Muhammad adalah teroris yang suka berdusta, mengapa kau masih menghormati namanya dan bahkan mengingat-ingat namanya yang busuk itu?
Bukanlah alasan yang tepat untuk mengatakan bahwa Muslim yang tidak mengikuti Muhammad yang ditulis sejarah Islam tapi mereka menciptakan sosok Muhammad yang orang suci. Malah sebenarnya, justru inilah yang berbahaya. Hal ini bagaikan percaya bahwa racun di dalam lemari obatmu adalah obat mujarab. Rasa percayamu tidak mengubah kenyataan bahwa racun itu bisa membunuhmu. Selama kau tidak menelan racun itu, kau tetap sehat. Tapi suatu hari, ketidakpedulianmu ini akan dapat membunuhmu. Suatu hari kau mungkin merasa sakit dan lalu ingin mencoba “obat mujarab” tersebut. Setelah itu muncullah masalah besar.
Mayoritas Muslim tidak melalukan ibadah Islam, tapi mereka percaya Islam adalah agama yang baik. Manusia terkadang dilanda bencana dan butuh masukan spiritual. Jika Muslim melakukan hal ini, dia akan menelan racun Islam dan di sinilah letak bahaya menanti.
Tidak semua teroris lahir sebagai manusia yang berperangai jahat. Banyak dari mereka yang awalnya adalah manusia baik-baik. Akan tetapi, di suatu masa dalam hidupnya mereka ingin menggali keimanan mereka. Karena mereka diberitahu bahwa Islam adalah agama yang sejati, maka mereka mencari bimbingan spiritual dalam Islam. Hasilnya adalah kehancuran bagi diri mereka sendiri dan para korban mereka.
Buanglah racun (Islam) ke dalam jamban dan gelontorlah. Islam itu berbahaya. Jangan lagi berhubungan dengannya dan tidak perlu membelanya. Islam tidak bisa membahayakan dirimu jika kau tidak melakukan perintahnya, tapi jadi berbahaya jika kau melakukannya. Karena itu, mengapa perlu terus memeluknya?
Wahai Tarik,
Ada salah paham yang harus dijelaskan terlebih dahulu. Siapa sih yang bilang kau harus berhenti mencintai keluarga Muslimmu? Siapa yang mengatakan bahwa orang yang terlahir sebagai Muslim lantas otomotatis jadi teroris? Yang kami serang itu adalah Islam, dan bukan Muslim. Muhammad adalah seorang teroris, tapi ini bukan berarti semua Muslim adalah teroris. Kau jadi seorang teroris hanya jika kau mencoba menjadi Muslim yang baik dan mengikuti contoh perbuatan terorisme Muhammad. Jika kau hanya Muslim KTP atau, yang seperti kau katakan, Muslim yang berbudaya Islam saja, maka kau tidak mengikuti perintah Muhammad dan tentunya kau juga tidak menjadi ancaman bagi siapapun.
Sebenarnya apa sih “budaya Islam” yang kau bicarakan ini? Apakah kau membicarakan tentang makanan kuskus dan falafel? Coba kau terangkan padaku budaya apa sebenarnya yang dibawa Muhammad? Semua yang sekarang disebut sebagai “budaya Islam” telah ada sebelum jaman Islam. Bahkan nama-nama Arab kita pun telah ada lama sebelum Islam ada. Ali adalah nama pagan. Abu Talib bukan orang Muslim dan dia tidak pernah percaya Islam. Dialah yang memilih nama itu bagi putranya. Muhammad adalah nama yang diberikan Amina pada putranya. Muhammad tidak mau berdoa bagi ibunya, dan mengatakan bahwa ibunya meninggal sebagai kafir (meskipun ibunya itu wafat ketika Muhammad berusia 6 tahun). Jadi mohon terangkan padaku apa sih sebenarnya budaya Islam itu? Apa ada pelajaran arsitektur, seni, masak, musik, olahraga, sains, filosofi atau sains sosial dalam Qur’an?
Tidak ada semuanya itu, Tarik. Muhammad tidak membawa budaya apapun. Dia tidak lebih daripada gangster tukang rampok yang merangkap pemimpin aliran kepercayaan sesat. Semuanya yang kau miliki saat ini adalah budayamu dan kakek moyangmu. Kita tidak perlu membuang itu semua. Yang perlu dibuang hanyalah Islam dan teruslah membangun budaya dan masyarakatmu sendiri.
Kau mengatakan Islam mengajarkan kerendahan hati. Ini tidak benar. Islam mengajarkan Muslim jadi sombong. Muslim adalah orang tersombong di dunia. Yang dituntut Muhammad adalah Muslim bersikap rendah hati pada Muhammad dan tuhan ciptaannya. Muhammad adalah orang narsis. Dia ingin setiap orang membungkuk dan merendahkan diri di hadapannya. Inilah sifat aslinya yang jahat. Dia tidak pernah mengajar Muslim untuk bersikap rendah hati terhadap semua umat manusia seperti yang diajarkan Yesus, Budha, Zoroaster dan Baha’u’llah. Itulah sebabnya Muslim jadi sangat sombong. Sikap rendah hati apakah yang dimiliki Muslim?
Tidak ada salahnya merayakan hari-hari raya. Aku merayakan Natal bersama orang Kristen, juga Tahun Baru Cina dengan orang Cina dan tentunya juga merayakan hari rayaku sendiri yakni Noruz (21 Maret). Jika ada yang mengundangku pergi ke suatu pesta, maka aku akan datang. Tapi mengapa kau harus merayakan hari raya kepercayaan sesat? Kau tentunya tidak mau datang ke perayaan neo-Nazi, bukan? Kau jelas tidak percaya Islam lagi. Buanglah Islam jauh-jauh dan enyahkan. Jika Muhammad adalah teroris yang suka berdusta, mengapa kau masih menghormati namanya dan bahkan mengingat-ingat namanya yang busuk itu?
Bukanlah alasan yang tepat untuk mengatakan bahwa Muslim yang tidak mengikuti Muhammad yang ditulis sejarah Islam tapi mereka menciptakan sosok Muhammad yang orang suci. Malah sebenarnya, justru inilah yang berbahaya. Hal ini bagaikan percaya bahwa racun di dalam lemari obatmu adalah obat mujarab. Rasa percayamu tidak mengubah kenyataan bahwa racun itu bisa membunuhmu. Selama kau tidak menelan racun itu, kau tetap sehat. Tapi suatu hari, ketidakpedulianmu ini akan dapat membunuhmu. Suatu hari kau mungkin merasa sakit dan lalu ingin mencoba “obat mujarab” tersebut. Setelah itu muncullah masalah besar.
Mayoritas Muslim tidak melalukan ibadah Islam, tapi mereka percaya Islam adalah agama yang baik. Manusia terkadang dilanda bencana dan butuh masukan spiritual. Jika Muslim melakukan hal ini, dia akan menelan racun Islam dan di sinilah letak bahaya menanti.
Tidak semua teroris lahir sebagai manusia yang berperangai jahat. Banyak dari mereka yang awalnya adalah manusia baik-baik. Akan tetapi, di suatu masa dalam hidupnya mereka ingin menggali keimanan mereka. Karena mereka diberitahu bahwa Islam adalah agama yang sejati, maka mereka mencari bimbingan spiritual dalam Islam. Hasilnya adalah kehancuran bagi diri mereka sendiri dan para korban mereka.
Buanglah racun (Islam) ke dalam jamban dan gelontorlah. Islam itu berbahaya. Jangan lagi berhubungan dengannya dan tidak perlu membelanya. Islam tidak bisa membahayakan dirimu jika kau tidak melakukan perintahnya, tapi jadi berbahaya jika kau melakukannya. Karena itu, mengapa perlu terus memeluknya?
No comments:
Post a Comment