Maksudnya, Yesus ditunjukkan sebagai suatu Roh dari Tuhan (Ruhu-mina -llah). Tuhan mengatakan Yesus sebagai “Roh Kami”.
Dalam perbandingan dengan nabi-nabi yang lain, kami melihat bagaimana Allah melihat:
Adam sebagai Safiyu’llah – pilihan Allah;
Nuh sebagai Nabiyu’llah – pengkhotbah Allah;
Abraham sebagai Khalilu’llah – sahabat Allah;
Musa sebagai Kalimu’llah – ramah dengan Allah;
Muhammad sebagai Rasulu’llah – utusan dari Allah;
Tetapi hanya Yesus sebagai Ruhu’llah – Roh Allah.
Dalam Islam, Allah tidak dapat disamakan dengan siapapun, Surah 112:4. Dia jauh lebih tinggi daripada para nabi, sebagaimana jelas ditunjukkan dalam penghormatan dari gelar-gelar mereka.
Ada suatu pemisahan yang jelas dari keberadaan Allah untuk Yesus ketika gelar-gelar tersebut secara hati-hati dianalisa. Bagaimanapun juga, ketika hal tersebut ditujukan pada Yesus, pemisahan tersebut dihilangkan, dan sebagai “Roh-Nya,” dia dibawa sangat dekat kepada keberadaan Allah. Apakah kita tidak mengenali bahwa dengan mengidentifikasikan Yesus begitu dekat dengan DiriNya sendiri, Allah menyatakan ketuhanan Yesus Kristus.
Ada suatu pemisahan yang jelas dari keberadaan Allah untuk Yesus ketika gelar-gelar tersebut secara hati-hati dianalisa. Bagaimanapun juga, ketika hal tersebut ditujukan pada Yesus, pemisahan tersebut dihilangkan, dan sebagai “Roh-Nya,” dia dibawa sangat dekat kepada keberadaan Allah. Apakah kita tidak mengenali bahwa dengan mengidentifikasikan Yesus begitu dekat dengan DiriNya sendiri, Allah menyatakan ketuhanan Yesus Kristus.
Amin.
ReplyDelete