Bulan Desember telah tiba. Pernak-pernik Natal sudah mulai dipasang. Lagu-lagu Natal terdengar di mana-mana. Gereja-gereja mulai disibukkan dengan berbagai perayaan Natal. Demikian juga di gereja tempat saya beribadah. Jemaat dewasa, remaja, dan anak-anak berlatih menyanyi. Mereka ingin mempersembahkan satu nyanyian yang indah saat merayakan Natal.
Orang Kristen Suka Bernyanyi
Semua orang tahu bahwa orang Kristen suka bernyanyi. Setiap hari Minggu, orang Kristen beribadah di gereja dengan menaikkan lagu-lagu pujian bagi Allah. Bagi orang Kristen, nyanyian juga merupakan doa, pujian, dan penyembahan bagi Allah.
Bernyanyi bagi Allah telah dilakukan para nabi di zaman sebelum kedatangan Isa Al-Masih. Alkitab mencatat bagaimana Nabi Daud dan seluruh bangsa Israel menari-nari di hadapan Allah diiringi nyanyian dan berbagai macam alat musik. Hal itu mereka lakukan sebagai ucapan syukur karena Allah telah melepaskan mereka dari cengkeraman musuh-musuhnya. “Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap” (Kitab Nabi 2 Samuel 6:5).
Nyanyian Nabi Daud tidak hanya disampaikan pada saat dia senang. Ketika menyampaikan kesedihannya pada Allah, dia pun menyampaikannya dengan nyanyian. “Daud menyanyikan nyanyian ratapan ini karena Saul dan Yonatan, anaknya” (Kitab Nabi 2 Samuel 1:17).
Nyanyian Bagi Allah di Sorga
Nyanyian, pujian dan penyembahan tidak hanya diterima Allah dari mereka yang ada di dunia. Di sorga, pengikut Isa Al-Masih juga akan menyanyikan pujian dan penyembahan bagi Allah. Untuk selama-lamanya! “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru” (Injil, Kitab Wahyu 5:9), yaitu nyanyian baruKeselamatan yang telah mereka terima dari penebusan Isa Al-Masih.
Demikianlah Allah disenangkan oleh umat-Nya melalui setiap nyanyian, pujian, dan penyembahan yang dinaikkan dengan penuh ucapan syukur.
Natal Nyanyian Baru dari Allah
Bagi orang Kristen, Natal merupakan nyanyian baru dari Allah. Yaitu nyanyian baru keselamatan yang diberikan oleh Allah sendiri. Dan intisari nyanyian baru itu adalah tentang Isa Al-Masih sebagaimana yang tertulis dalam Injil.
“Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! ” (Injil, Surat Filipi 2:6-11).
Inilah nyanyian baru yang diberikan Allah. Dimana Kalimat Allah – Isa Al-Masih – telah datang ke dunia. Dia menjadi manusia dan mati disalib, untuk memberi “nyanyian” keselamatan bagi setiap manusia, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
Itulah sebabnya orang Kristen merayakan hari kelahiran Isa Al-Masih dengan nyanyian.
[Staf Isa dan Islam – Rindukah saudara menerima “nyanyian” keselamatan dari Allah? Artikel pada tautan ini dapat membantu saudara menemukannya.]
No comments:
Post a Comment