Pura-pura dan kebangkitan-nya adalah cerita bohong?
Karena saya hanya memiliki pengetahuan yang belum sempurna tentang anatomi
manusia, saya tidak yakin apa artinya ini. "Kesakitan seperti apa yang
akan dihasilkan?" Saya bertanya.
"Saya akan menjelaskan demikian," jawab beliau. "Apakah Anda
tahu rasa sakit seperti apa yang Anda rasakan, ketika Anda memukul siku Anda
dan mengenai daerah di ujung siku Anda? Itu sebenarnya adalah saraf yang lain,
yang disebut `saraf ulna` dan rasanya sangat sakit ketika Anda mengenainya
secara tidak sengaja. Coba Anda bayangkan sepasang catut menekan dan
menghancurkan saraf itu", kata beliau sambil menegaskan kata menekan
sembari memutar sepasang catut khayalan itu. Efek itu mungkin mirip dengan apa
yang Yesus alami. Rasa sakitnya sungguh-sungguh tak tertahankan. Bahkan,
melampaui kata-kata untuk menjelaskannya; mereka perlu menciptakan kata yang
baru:`excruciating`, yang secara harfiah berarti berasal dari salib.
Pikirkan hal itu: mereka perlu menciptakan sebuah kata baru, karena tidak
ada di dalam bahasa mereka yang dapat menjelaskan hebatnya penderitaan yang
diakibatkan selama penyaliban. Pada titik ini, Yesus dikerek ke atas ketika
bagian yang melintang dari salib itu dipakukan ke tiang horisontal, dan
kemudian paku-paku ditancapkan menembus kedua kaki-Nya. Sekali lagi,
saraf-saraf kaki-Nya akan hancur dan akan menimbulkan rasa sakit yang serupa.
Saraf-saraf yang hancur dan dalam keadaan yang parah jelas sudah cukup buruk,
namun saya perlu mengetahui tentang efek dari tergantung di kayu salib yang
mungkin terjadi pada Yesus. "Tekanan-tekanan apa yang mungkin diakibatkan
oleh penyaliban ini pada tubuh-Nya?"
Metherell menjawab, "pertama-tama, lengan-Nya harus direntangkan secara
tiba-tiba, mungkin sekitar 6 inci panjangnya. Kedua, bahu-Nya mungkin menjadi
terlepas dari tempatnya - Anda bisa menentukan ini dengan persamaan matematika
yang sederhana. Keadaan ini menggenapi nubuat dalam Mazmur
22, yang mengatakan, `segala tulangku terlepas dari sendinya`."
Penyebab Kematian
Metherell telah menyampaikan maksud beliau - dengan amat jelas, seperti
keadaan yang sebenarnya - tentang rasa sakit yang berlangsung terus-menerus
sejak proses penyaliban dimulai. Namun, saya perlu sampai kepada pernyataan
final kehidupan korban penyaliban, karena itulah isu yang sangat penting dalam
menentukan apakah kematian bisa dipalsukan atau dielakkan. Jadi, saya
mengajukan pertanyaan penyebab kematian secara langsung kepada Metherell.
"Penyaliban adalah kematian perlahan yang sangat menyakitkan, dikarenakan
`asphyxia` (keadaan kurangnya suplai oksigen ke dalam tubuh karena tidak dapat
bernapas secara normal, Red.). Penyebabnya adalah tekanan-tekanan pada otot dan
diafragma, yang membuat dada berada dalam posisi menarik napas; untuk
mengeluarkan napas, seseorang yang disalib harus mendorong dirinya ke atas
dengan bertumpu pada kakinya, sehingga tekanan pada otot dada akan mereda untuk
sementara. Ketika melakukan hal ini, paku akan merobek kaki orang itu dan akhirnya
paku itu akan terkunci dengan `tulang tarsal` [tulang pergelangan kaki, Red.].
Setelah mengatur untuk mengeluarkan napas, orang itu lalu akan mampu mengendur
ke bawah dan menarik napas kembali."
"Sekali lagi, dia harus mendorong dirinya sendiri ke atas untuk mengeluarkan
napas, mencabik punggungnya yang berdarah mengenai kayu salib yang kasar.
Keadaan ini berlangsung terus-menerus sampai kelelahan menguasainya dan orang
itu tidak akan mampu mendorong ke atas dan bernapas lagi. Ketika napas orang
itu melambat, dia mengalami `respiratory acidosis` - karbon dioksida di dalam
darah larut menjadi asam karbonat, menyebabkan kadar asam dalam darah
meningkat. Lama kelamaan hal ini membuat denyut jantung menjadi tidak teratur.
Dengan denyut jantung yang tidak teratur, Yesus mungkin tahu bahwa Dia sedang dalam
keadaan sekarat. Saat itulah Ia berkata, `Tuhan, ke dalam tangan-Mulah
Kuserahkan nyawa-Ku,` kemudian Dia meninggal karena `cardiac arrest`
[terhentinya sirkulasi darah yang normal dikarenakan jantung yang tidak dapat
berkontraksi secara penuh. Red.]."
[Gambaran itu merupakan penjelasan paling jelas yang pernah saya dengar
tentang kematian melalui penyaliban dan ini sangat penting - namun Metherell
belum selesai.]
"Bahkan sebelum Dia mati -- ini sangat penting, syok `hypovolemic` mungkin
mengakibatkan jantung berdenyutnya dengan cepat secara terus-menerus, yang
membuat gagal jantung. Hal itu berakibat berkumpulnya cairan di dalam membran
sekitar jantung (pericardial effusion) dan di sekitar paru-paru (pleural
effusion). Untuk memastikan kematian Yesus, maka tentara Romawi menusukkan
sebuah tombak ke sebelah kanan-Nya. Mungkin sebelah kanan-Nya; itu tidak pasti,
namun dari catatan kemungkinan sebelah kanan, di antara tulang-tulang iga.
Tombaknya tampaknya menembus paru-paru sebelah kanan dan masuk ke jantung, maka
ketika tombak ditarik keluar cairan -- `pericardial effusion` dan `pleural
effusion` keluar. Ini terlihat sebagai cairan yang bening seperti air, diikuti
dengan darah yang banyak, sebagaimana Yohanes -- seorang saksi mata
menggambarkan peristiwa itu di dalam Injilnya."
Yohanes kemungkinan tidak mengetahui mengapa dia melihat darah dan juga
cairan bening keluar - tentulah seseorang tidak terlatih seperti dirinya tidak
akan mengantisipasi hal tersebut. Namun, apa yang digambarkan Yohanes itu
konsisten dengan yang diperkirakan ilmu kedokteran modern. Awalnya, laporan ini
terlihat seperti memberikan kredibilitas kepada Yohanes sebagai saksi mata;
tetapi bagaimanapun juga, sepertinya terdapat sebuah kecacatan yang besar pada
semua hal ini.
Saya lalu membuka Yohanes 19:34.
"Tunggu sebentar, dok," saya protes. "Jika Anda membaca dengan
teliti apa yang dikatakan oleh Yohanes, dia melihat `darah dan air` keluar;
dengan sengaja dia meletakkan kata-kata dengan urutan itu. Namun menurut Anda,
cairan bening mungkin keluar lebih dahulu. Jadi, ada ketidakcocokkan di
sini."
Metherell tersenyum. "Saya bukan ahli bahasa Yunani," jawab
beliau. Namun menurut orang-orang yang ahli, urutan kata dalam Yunani kuno tidak
selalu ditentukan oleh rangkaian waktu, melainkan yang mana yang lebih
menonjol. Ini berarti karena dalam peristiwa itu ada lebih banyak darah
daripada air, maka bisa dipahami bahwa Yohanes menyebutkan darah terlebih
dahulu.
Pada titik ini saya bertanya, "Kondisi Yesus menjadi seperti
apa?"
Tatapan Metherell terkunci dengan tatapan saya. Beliau menjawab dengan
otoritas, "Jelas tidak diragukan lagi bahwa Yesus telah mati."
Menjawab Orang-Orang
Skeptis
Pernyataan Dr. Metherell kelihatannya benar-benar didukung oleh bukti medis.
Namun, masih ada beberapa rincian yang ingin saya ajukan - demikian pula
setidaknya satu kelemahan dalam penjelasan beliau yang sangat bisa meruntuhkan
kredibilitas Alkitab.
"Kitab Injil mengatakan bahwa para prajurit Romawi mematahkan kaki kedua
penjahat yang disalib bersama Yesus," kata saya. "Mengapa mereka melakukan
hal itu?"
"Jika mereka ingin mempercepat kematian - dan dengan menjelangnya hari
Sabat dan Paskah, para pemimpin Yahudi tentunya ingin menyelesaikan ini semua
sebelum matahari terbenam - orang-orang Romawi akan memakai gagang baja dari
tombak pendek Romawi untuk menghancurkan tulang kaki korban. Dengan demikian
akan menghalangi korban untuk mendorong dirinya ke atas dengan kakinya untuk
bernapas, sehingga kematian yang disebabkan oleh kesulitan bernapas akan
terjadi dalam hitungan menit. Tentu saja kita diberi tahu di dalam Perjanjian Baru
bahwa kaki Yesus tidak dipatahkan, karena para tentara telah memastikan bahwa
Dia sudah mati, dan mereka hanya memakai tombak untuk memastikan hal itu.
Peristiwa ini menggenapi nubuat Perjanjian Lama lainnya tentang Mesias, yaitu
bahwa tulang-tulang-Nya tidak akan dipatahkan."
Sekali lagi saya menyela. "Beberapa orang berusaha untuk menimbulkan keraguan
terhadap catatan Injil dengan menyerang kisah penyaliban.
Misalnya, sebuah artikel di Harvard Theological Review menyimpulkan bertahun-tahun
yang lampau terdapat `bukti yang sangat sedikit bahwa kaki orang yang tersalib
pernah ditembus dengan paku.` Sebaliknya, dikatakan dalam artikel itu, tangan
dan kaki korban diikat di kayu salib dengan tali. Akankah Anda mengakui bahwa
hal ini meningkatkan permasalahan mengenai kredibilitas catatan Perjanjian Baru?"
"Tidak," ujar Dr. Metherell, karena sekarang bukti arkeologi
telah menetapkan bahwa penggunaan paku dalam penyaliban adalah sesuatu yang historis
- meskipun saya mengakui bahwa tali-tali memang terkadang digunakan.
"Apa buktinya?"
"Pada tahun 1968, para arkeolog di Yerusalem menemukan sisa-sisa jenazah
dari sekitar tiga puluh enam orang Yahudi yang meninggal selama pemberontakan
terhadap penjajahan Roma sekitar tahun 70 M.Seorang korban, yang sepertinya
bernama Yohanan, disalib dalam peristiwa itu dan mereka menemukan paku
sepanjang tujuh inci yang masih tertancap di kakinya, dengan serpihan-serpihan
kecil kayu zaitun yang dipakai sebagai kayu salib yang masih menempel. Penemuan
ini merupakan konfirmasi arkeologis yang baik sekali mengenai rincian penting
dalam penggambaran kitab Injil tentang Penyaliban."
"Masuk akal," pikir saya. Namun, ada hal lain yang
dipertentangkan oleh para ahli tentang orang-orang Romawi dalam menentukan
apakah Yesus benar-benar mati. Mereka sangat primitif dalam hal ilmu kedokteran
dan anatomi. Bagaimana kita tahu bahwa mereka tidak keliru ketika mereka
menyatakan bahwa Yesus tidak lagi hidup?
"Saya menjamin bahwa tentara-tentara ini tidak belajar kedokteran. Tetapi,
ingatlah bahwa mereka adalah para ahli dalam membunuh orang -- itu adalah
pekerjaan mereka dan mereka melakukannya dengan sangat baik. Tanpa ragu, mereka
dapat mengetahui jika korban mereka mati dan hal itu benar-benar bukan
merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk mereka ketahui. Lagi pula, jika
seorang tahanan entah dengan cara bagaimana dapat meloloskan diri,
tentara-tentara yang bertanggung jawab terhadap tahanan itu pasti akan dibunuh.
Jadi, mereka memiliki dorongan yang sangat besar untuk memastikan bahwa setiap
tahanan sudah mati ketika diturunkan dari salib."
Argumen Final
Dengan mengacu kepada sejarah, ilmu kedokteran, arkeologi, dan bahkan aturan-aturan
kemiliteran Romawi, Metherell telah menutup semua celah: Yesus tidak mungkin
turun dari kayu salib hidup-hidup. Namun, saya masih mendesak beliau lebih
jauh. "Apakah kemungkinankemungkinan yang paling kecil sekalipun - bahwa
Yesus selamat melewati penyaliban ini?"
Metherell menggelengkan kepala dan mengacungkan jarinya ke arah saya sebagai
penekanan. "Sangat tidak mungkin," katanya. Ingat, Dia telah berada
dalam syok "hypovolemic" akibat kehilangan darah yang sangat banyak
bahkan sebelum penyaliban dimulai. Dia tidak mungkin memalsukan kematian-Nya
karena Anda tidak bisa memalsukan ketidakmampuan bernapas untuk waktu yang lama.
Lagi pula, tombak yang menusuk jantung-Nya pasti benar-benar mengakhiri
hidup-Nya dan para prajurit Romawi tidak akan mempertaruhkan nyawa mereka
sendiri dengan membiarkan Dia pergi hidup-hidup. Jadi, Yesus hanya jatuh
pingsan di kayu salib adalah hal mustahil. Itu adalah teori khayalan yang tidak
memiliki dasar yang memungkinkan di dalam kenyataannya.
Saya belum siap untuk meninggalkan masalah ini. Dengan risiko membuat dokter
Metherell merasa frustrasi, saya berkata, "mari berspekulasi bahwa hal
yang mustahil itu terjadi dan bahwa Yesus dengan cara yang entah bagaimana
dapat selamat dari penyaliban. Katakan saja Dia bisa lolos dari lilitan kain
linen-Nya, menggulingkan batu besar dari mulut kubur-Nya, dan melewati
prajurit-prajurit Romawi yang sedang berjaga. Secara medis, kondisi seperti apa
yang Dia alami setelah Dia melacak keberadaan murid-murid-Nya?
Metherell enggan mengikuti permainan saya. Sekali lagi beliau menekankan,
"Tidak mungkin Ia selamat dari salib. Namun seandainya Dia lolos,
bagaimana mungkin Dia bisa berjalan setelah paku-paku menembus kaki-kaki-Nya?
Bagaimana mungkin bisa Dia muncul di jalan menuju ke Emaus dalam waktu singkat
dan melakukan perjalanan dalam jarak yang jauh? Bagaimana mungkin Dia
menggunakan tangan-Nya, setelah kedua tangan-Nya itu direntangkan dan ditarik
dari sendi-sendi-Nya? Ingat, Dia juga memunyai luka yang sangat parah pada
punggung-Nya dan sebuah luka akibat tusukkan tombak di dada-Nya."
"Dengar," kata Metherell. Seseorang dalam kondisi menyedihkan
semacam itu tidak akan pernah menginspirasi murid-murid-Nya untuk pergi ke luar
dan menyatakan bahwa Dialah Tuhan atas hidup yang telah mengalahkan kematian.
"Apakah Anda mengerti apa yang sedang saya katakan?" Setelah
menderita penyiksaan yang begitu mengerikan, dengan kehilangan darah dan luka
yang mematikan, Dia akan terlihat begitu menyedihkan, sehingga murid-murid-Nya
tidak mungkin meninggikan Dia sebagai penakluk kematian yang berkemenangan;
mereka akan merasa kasihan kepada-Nya dan berusaha untuk merawat Dia agar
kembali sehat. Jadi, tidak masuk akal jika berpikir seandainya Dia telah
menampakkan diri kepada mereka dalam keadaan yang mengerikan, dan para pengikut-Nya
terdorong untuk memulai gerakan ke seluruh dunia, berdasarkan pengharapan bahwa
suatu hari mereka akan memiliki kebangkitan tubuh seperti ini. Benar-benar
tidak mungkin.
Pernyataan Metherell ini merupakan poin penutup, yang akan menancapkan pancang
terakhir di jantung teori jatuh pingsan sekali dan untuk selamanya -- teori
yang belum pernah disangkal oleh seorang pun sejak pertama kali diajukan oleh
teolog Jerman, David Strauss pada tahun 1835.
Sebuah Pertanyaan
untuk Hati
Metherell telah menetapkan pernyataannya melampaui keraguan yang beralasan.
Beliau telah melakukannya dengan berfokus semata-mata pada pertanyaan,
"Bagaimana Yesus dihukum mati sedemikian rupa, sehingga memastikan
kematian-Nya?" Namun ketika kami selesai, saya merasakan ada sesuatu yang
kurang. Saya telah mengetuk ke dalam pengetahuan beliau, namun saya tidak
menyentuh hatinya. Jadi, ketika kami berdiri untuk bersalaman, saya merasa
terdorong untuk mengajukan pertanyaan.
"Alex, sebelum saya pergi, izinkan saya menanyakan pendapat Anda tentang
sesuatu - bukan pendapat medis Anda atau penilaian ilmiah Anda, tetapi sesuatu
dari hati Anda."
"Yesus dengan sengaja masuk ke dalam cengkeraman pengkhianat-Nya. Dia tidak
menolak penangkapan, tidak membela diri-Nya sendiri di pengadilan - jelas
bahwa Dia bersedia mengarahkan diri-Nya sendiri kepada apa yang telah Anda
jelaskan sebagai penghinaan dan penderitaan yang dalam dari penganiayaan. Saya
ingin tahu mengapa. Apa yang mungkin memotivasi seseorang untuk bersedia
memikul penghukuman semacam ini?"
Metherell menjawab, "orang biasa tidak dapat melakukannya. Yesus tahu apa
yang akan terjadi dan Dia bersedia melaluinya, karena hukuman itu adalah
satu-satunya jalan untuk-Nya agar bisa menebus kita - dengan menjadi pengganti
kita dan menjalani hukuman mati yang pantas kita terima karena pemberontakan
kita melawan Allah. Itulah seluruh misi-Nya datang ke dalam dunia."
Saat beliau mengucapkan kalimat itu, saya merasakan bahwa Metherell tidak
henti-hentinya berpikir secara rasional, logis, dan teratur,terus menjawab
pertanyaan saya dengan jawaban yang paling mendasar dan tidak dapat dikurangi.
"Jadi, ketika saya bertanya apa yang memotivasi Dia?"
Beliau menyimpulkan, "Baiklah, saya rasa jawabannya dapat dirangkum dalam
satu kata - dan itu adalah kasih."
Jawaban ini terus terngiang-ngiang dalam benak saya. Metherell secara meyakinkan
menegaskan bahwa Yesus tidak mungkin selamat dari siksaan salib, sebuah bentuk
kekejaman yang begitu keji, sehingga orang-orang Romawi mengecualikan warganya
sendiri dari hukuman itu, kecuali untuk kasus-kasus pengkhianatan yang berat.
Kesimpulan Metherell konsisten dengan penemuan-penemuan para dokter lain
yang telah mempelajari masalah ini dengan cermat. Salah satunya adalah tulisan
Dr. William D. Edwards, dalam "Journal of the American Medical
Association" tahun 1986, yang menyimpulkan dengan jelas, bobot bukti
historis dan medis menunjukkan bahwa Yesus mati sebelum luka di bagian-Nya
dibebankan. Karena itu, anggapan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib akan
tampak sebagai sesuatu yang ganjil menurut pengetahuan medis modern. Mereka
yang mencoba menghilangkan kebangkitan Yesus dengan alasan yang menyatakan
bahwa Dia lolos dari cengkeraman kematian di Golgota, perlu memberikan teori
yang lebih masuk akal, yang sesuai dengan fakta. Mereka juga harus
mempertimbangkan pertanyaan -- yang kita semua harus pertimbangkan: apa yang
memotivasi Yesus sehingga rela membiarkan diri-Nya direndahkan dan disiksa sebagaimana
yang Dia alami?
Diterjemahkan dari:
Judul buku: The Case for Easter
Judul asli artikel: The Medical Evidence: Was Jesus` Death a Sham
and His Resurrection a Hoax?
Penulis: Lee Strobel
Penerbit: Zondervan, Grand Rapids, Michigan 2003
Halaman: 17 -- 28
Markus 12:31 Jawab Yesus: "Hukum yg Pertama ialah: Dengarlah, hai org Israel, Allah kita itu Satu" Tunggal" yakobus:19) Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan2pun juga percaya akan hal itu &mereka gemetar.Ibrani 6:1 Sbab itu marilah kita tinggalkan azas2"Hukum" pertama dari Ajaran Kristus dan beralih kpd perkembangannya yang penuh. Jgnlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan2 yang sia-sia, &Dasar Kepercayaan Kpd Allah," Ibrani 6:1 Sbab itu Marilah Kita Tinggalkn Azas2"Hukum" Pertama dari Ajaran Kristus"Isa As" &beralih kpd prkembangannya yg penuh. Jgnlah kita mletakkan lagi Dasar Prtobatan dari prbuatan2 yg sia2&Dasar Kpercayaan Kpd Allah,"(Mksud penuh adlh:Mnghilangkn Nama Allah dari mulut2 manusia lalu mngganti dgn kata god&tuhan,dll! lalu mnghilangkn Keimanan kpd Allah yg Tunggal dgn mnduakn&mnskutukn DIA ! &Mburuk2kan,mfitnah apa2 at siapa2 sj yg dtg dari Allah Swt!,Lalu mngajarkn agar jgn mngabdi&hanya mminta prtolongan kpd Allah Swt saja! &org2 kristen tdk perlu brtobat at brhenti dari prbuatan sia2"kjahatan2"& Jgn mnuruti hukum2 Allah,sbab dosa2 sudah ditebus Yesus, meski mrka khianati Ajarn2nya (Antikristus)! Roma1:23 Mrka mnggantikan kmuliaan Allah Yg Kekal dgn "gambarn yg mirip" manusia yg fana! &mrka jstru mnyebut2 Nabi Muhammad Saw&Pengikut2nya adlh "Antikristus" Itulh tugas propagnda msionaris&gembala itu!
ReplyDeleteSilahkan baca debat TRITUNGGAL disini --> http://chirpstory.com/li/45899
ReplyDeleteklou muhamad yang disalib seperti ini mungkin dunia ini akan damai krn tdk mgkn muhamad bs bangkit dr kubur en tdk ada ajaran islam, bikin mujizat saja tidak mampu bgimana mou bangkit dari kubur?? tidak ada keselamatan dlm islam.
ReplyDelete