[PENGARUH
PENDETA KRISTEN, WARAQAH IBN NAWAL, terhadap MUHAMAD]
The Pen Publishers, printed in the USA, ISBN 0 9656683 -9 -8
email address: waraqa@aol.com
The Pen Publishers, printed in the USA, ISBN 0 9656683 -9 -8
email address: waraqa@aol.com
Joseph Azzi, penulis Kristen Lebanon
melacak pengaruh pendeta Waraqah terhadap saudara sepupunya, Muhamad. Sejak
tahun 1979, ketika QISS WA NABI diterbitkan dalam bahasa Arab, buku ini dicap
sebagai buku yang sangat provokatif karena mempertanyakan sumber-sumber Quran.
Ia lahir di
Lebanon tahun 1938, mendalami studi teologi di Holy Spirit University di
Kaslik dimana ia mengajar filsafat, sambil meneruskan interesnya dlm
Islam. ‘The Priest and the Prophet’ mengalami cetak ulang
sebanyak 14 kali sejak Azzi menerbitkannya dibawah nama samaran Abu Musa El
Hariri.
Daftar isi
|
BAB I : Siapa Waraqah Ibn Nawfal?
Waraqah adalah
putera dari Nawfal, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, putera Qussayy, saudara
sepupu Khadijah, puteri Lhuwaylid, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, juga putera
Qussayy.
Khadijah
menjadi isteri pertama Muhamad, putera Abdallah, putera Abdul Muttalib, putera
Hashim, putera Abd Manaf, putera Qussayy.
Waraqah-Khadijah-Muhamad
adalah anggota clan Quraysh/Quraish/Qurasya yang mendapatkan status terhormat
karena Qussayy, kakek buyut (‘great-great-great-grandfather’) mereka,
Arab yang migrasi ke Mekah dalam pertengahan abad ke 5. Clan Quraysh adalah
salah satu pelindung tempat suci di Mekah Pusat, KA’ABAH, yang oleh bantuan
Qussayy menjadi tempat penting bagi hijrah.
Qussayy sendiri
menghancurkan patung-patung berhala di dan sekitar Ka’bah yg didirikan ‘Amr ibn
Luhayy, pemimpin Banu-Khuzah yg akhirnya diusir Qussayy. Menurut bukti sejarah,
Qussayy ‘merubah ajaran monotheis.
Qussayy juga
memulai kembali program pembangunan Ka’bah. Ia menyelesaikan konstruksi yang
dimulai musuhnya yang pemuja berhala itu. Ia menambahkan atap kayu, menggali
batu hitam yang dikubur suku Ayyad di perbukitan Mekah. Ia juga mengosongkan
daerah pertendaan dan membangun rumah-rumah permanen yang menyumbang bagi
terciptanya pusat hijrah dan perkotaan.
Elemen penting
pertama adalah bahwa trio Waraqah-Khadijah-Muhamad, saudara sepupu dari
suku Quraysh-nya Qussayy, memiliki hubungan kuat dengan kelompok Kristen di
Mekah, kelompok yg oleh Quran dinamakan NASORANI (Nasrani) (2:65, 5:18 yang
secara linguistik dimulai sebagai nama umum bagi Kristen yang mengasosiasikan
diri dengan Yesus dari Nazareth. TAPI kaum Arab-Kristen menyandang nama Nosrania (mirip : Nestorian) sebagai
agama Kristen non-ortodoks dan sektarian.
Kepercayaan Nosrania Waraqah
Waraqah memeluk
agama Musa (Yahudi) sebelum kemudian beralih ke Nosrania. Ia mengikuti
monotheisme Musa dan Yesus yang didasarkan Pentateuch dan Injil. Quran
berkali-kali menyebut para pengikut monotheis Musa dan Yesus ini sebagi
‘Wahai Ahlul Kitab ! Kalian tidak memiliki dasar berdiri kecuali kalian berdiri tegak pada Torah
dan Injil.’ (5:68)
Kepercayaan
Waraqah yang menolak ke-ilahian Yesus ini adalah kepercayaan yang dianggap
menyeleweng dari kepercayaan Kristen ortodoks. Yesus baginya hanyalah seorang
nabi, yang menuntaskan hukum Musa. Ia juga membantah kematian Yesus di tiang
salib dan kebangkitannya seperti yg ditulis dlm ke empat Injil resmi.
Kepercayaan ini sama dengan kepercayaan sekte Nazareth terkenal yg dinamakan
EBIONISME.Inilah kelompok agama Waraqah dan orang-orang dalam suku Quraysh-nya.
Data-data
sejarah menunjukkan bahwa dalam areal Hijaz Arab pusat ini, ada sejumlah
kelompok Arab yang memeluk agama Nosrania. Bahkan beberapa anggota clan
Quraysh. Yang paling menyolok adalah putera Qussayy, Abdul ‘Uzzah.
Sejarawan Al Ya’qubi menulis:
‘Diantara para Arab yg memeluk Nosrania adal sekelompok Quraysh, dari Banu Assad, putera Abdul
Uzzah dan Waraqah, putera Nawfal, putera Assad.’
Al Ya’qubi juga
menuliskan kepercayaan non-Kristen Mekah.
‘… Arab dibagi atas dua kelompok: al-Hum (yang taat) dan al-Hillah (yang tidak peduli).
Kelompok Qurasy
termasuk kelompok yg pertama. Dan ttg praktek agama mereka, Al Yaqubi
menjelaskan:
‘Mereka percaya pada nabi Ibrahim, mengadakan hijrah, menghormati bulan suci … menghukum tindak
kriminal. Mereka selalu berlaku seakan mereka tuan rumah di tempat2 ini.’
Sejarawan
lain, Al-Azraqi (w. 837) mempelajari bukti-bukti tentang
adanya gereja-gereja Nosrania Quraysh dengan memperhatikan penggalian
arkeologis.
‘Mereka memasang di Ka’bah gambar-gambar para nabi, pohon-pohon dan malaikat. Anda bisa melihat
gambar-gambar Ibrahim, Yesus dan malaikat.’
Setelah
penaklukan Mekah th 632M, Muhamad memasuki daerah keramat dalam Ka’bah itu,
memerintahkan diambilnya air dari sumber Zamzam. Ia kemudian meminta selembar
kain kasar dan memerintahkan agar kain tsb dibasahi utk menggosok/menghilangkan
semua gambar. Namun, Muhamad menaruh tangannya pada gambar-gambar Yesus dan
mengatakan :
‘Hapuskan semuanya kecuali gambar2 dibawah tangan saya.’
Al Isfahani, sejarawan Arab merujuk
pada Waraqah sbg ‘al Qiss’, jabatan bagi orang suci/pendeta
Kristen. Katanya,
‘Al Qiss Waraqah adalah salah seorang yang menolak penyembahan berhala dalam periode jahilyah. Ia
mencari agama suci, membaca buku-buku suci dan abstain dari memakan daging berhala.’
Ibn Sa’ad, sejarawan abad ke 9,
menyebut ‘Al Qiss Waraqah adalah salah seorang yg menolak penyembahan berhala
dan daging tertentu – daging hewan yang dicekik dan darah hewan.’
Waraqah juga
dianggap ahli tafsir kitab-kitab suci, guru dan penerjemah kitab suci kedalam
bahasa Arab. Ia menjelaskan isi kitab-kitab suci, ajarannya dan mempraktekkan
kewajibannya.
Bukti Waraqah
menerjemahkan kitab suci kedlm bahasa Arab :
‘Pendeta/Biarawan Waraqah menulis kitab Ibrani. Ia menulis dari Injil Ibrani apa yg diinginkan
Tuhan.’ (Bukhari, Vol 1, p 38, 39)
‘Pendeta Waraqah menulis buku Arab. Ia menulis dari Injil kedalam bahasa Arab apa yg diinginkan
Tuhan.’ (Muslim, Vol 1, p 78, 79)
‘Waraqah mengganti agamanya kpd Nosrania pada jaman jahilya. Ia menulis buku Ibrani apa yang ia
ingin tulis.’ (Abu al Faraj al Isfahani, ‘Kitab al Afghani,’ Vol III, p 114)
Quran tidak
pernah merujuk pada Injil dalam bentuk jamak karena Waraqah hanya mengenal SATU
Injil, yaitu Injil Ibrani (Injil MATIUS), satu-satunya Injil yang diterjemahkan
Waraqah kedalam bahasa Arab. Inilah Injil yang digunakan kaum Ebionis.
Al Qiss
Waraqah, sebagai pemimpin Gereja Nosrania di Mekah, harus menjelaskan Injil
kepada pengikutnya yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang masalah spiritual.
Inilah yang membuatnya menerjemahkan Injil Ibrani kedalam bahasa Arab yang
jelas dan mudah dimengerti. Salah satu muridnya adalah Muhamad bin
Abdallah, sepupunya.
Hubungan
keduanya memang dekat. Waraqah-lah yang menikahi Muhamad dengan Khadijah. Ia
mengajarkannya berdoa dan semedi di Bukit Hira. Ia mengumumkan ramalannya
tentang Muhamad kepada khalayak ramai di Mekah. Bahkan setelah kematian
Waraqah, kata Bukhari, ‘PERSEDIAAN WAHYU MENGERING.’ Komentar
Muhamad sendiri tentang Waraqah : ‘Saya melihatnya di pusat Surga. Ia
mengenakan kain putih.’ (Kristen masuk surga, toh?)
Apa agama
Waraqah saat wafat ? Muslim atu Kristen sektarian ?
Ibn al Abbas : ‘Ia mati sesuai dgn kepercayaan Nazarethnya.’
Ibn al Yaouzi : ‘Ia mati dan dikubur di al Houjoun. Ia bukan Muslim.’
Al Houjoun adalah kuburan para
pemercaya satu Tuhan (al-Hunafa) dari suku Quraisy. Abdul Muttalib, kakek
Muhamad dan orang tuanya juga dikubur disana.
Para penulis
Sirat Rasulullah, anehnya, tidak memberikan banyak fakta tentang Waraqah,
kecuali asalnya dari suku Quraysh, kepemimpinannya dan misi aktifnya di Mekah.
Ini aneh karena Quran sendiri yang menegaskan eksistensi mereka. Malah,
kebanyakan ajaran Quran tidak bisa dimengerti tanpa mengenali ajaran Injil
Ibrani. Juga, sangat sulit untuk mengerti sejarah nabi-nabi Perjanjian Lama,
ajaran Pentateuch ataupun Injil, seperti yang dijabarkan dalam Quran, kalau
mereka tidak ditemukan dalam kerangka dasarnya. Cerita Johanes Pembaptis,
putera Zakariah, pengumuman para malaikat akan kelahiran Yohanes dan Yesus,
mukjizat-mukjizat Yesus serta pesan-pesannya dalam Injil.
Secara garis
besar, sulit untuk mengerti kelanjutan pesan Ilahi yang diberikan para nabi dan
ajaran, cerita dan hukum yang diberikan macam-macam individu tanpa kehadiran
seorang pakar yang bisa mengarahkan kontinuitas ini. Jadi, Waraqah menjadi
mediator antara wahyu-wahyu Ilahi terdahulu dan sesudahnya, yaitu antara
Pentateuch dan Injil disatu pihak, dengan Quran berbahasa Arab di pihak lain.
BAB II
Hubungan Baik Waraqah dan Muhamad
Khadijah adalah
janda dua kali, kaya raya karena mewarisi dari suami keduanya sebuah bisnis transpor
karavan antara Arab-Syria. Ia juga ibu dua anak. Sedang Muhamad adalah yatim
piatu yang ditinggal mati ayah & ibunya dan diasuh oleh pamannya Abu Talib.
Pamannya ini, yang mengkhawatirkan keadaan Muhamad yang tidak memiliki harta
apapun, mencarikan pekerjaan bagi Muhamad di bisnis karavannya Khadijah yang 15
tahun lebih tua dari Muhamad. Muhamad yang berusia 25 thn ketika itu dilamar
oleh Khadijah dengan tawaran ‘uang, kecantikan, kehormatan dan kehidupan yang
nyaman & mapan’. Pendek kata, mereka sepakat untuk melangsungkan
perkawinan. Ayah Khadijah menentang perkawinan ini tapi pada akhirnya menuruti
kemauan puterinya.
Lalu pendeta KRISTEN non-orthodox, Waraqah, saudara
sepupu dan pelindung Khadijah, segera mendeklarasikan :
‘…wahai rakyat Quraysh, saya menikahkan Khadijah, puteri Khuwaylid kepada Muhamad, putera
Abdallah.’
Muhamad mulai
mendengarkan suara-suara di kepalanya yang mengumumkan missi kenabiannya segera
setelah perkawinan ini.
Pentingnya
Perkawinan ini
Status Waraqah
harus ditekankan oleh pernikahan Muhamad-Khadijah. Al Qiss Waraqah adalah
diantara para ketua dan petinggi masyarakat Mekah. Ia menegaskan statusnya
dalam perkawinan itu ketika menyatakan: ‘Kami para pemimpin dan ketua para
Arab …’ Saudara-saudara Arabnya menganggapnya sebagai pemimpin
spiritual dan ketua masyarakat Nosrania.
Kedua, penting
disebutkan bahwa Waraqah-lah yangg mensahkan kontrak perkawinan ini. Ia adalah
PASTOR utama, yang atas nama Tuhan (Kristen) menetapkan kontrak yang hanya bisa
dibatalkan oleh kematian salah seorang dari pasangan perkawinan itu, sesuai
dengan ajaran Injil versi Ebionis. Sebagai pendeta Nosrania-Kristen, ia mensahkan
penyatuan kedua sepupunya, Muhamad dan Khadijah.
Ketiga, Waraqah
menganggap perkawinan ini adalah demi kelangsungan clannya. Apakah
ia hanya ingin mencari perlindungan dan kemapanan material bagi Muhamad yang
yatim piatu itu atau apakah ia juga ingin mempersiapkan Muhamad sebagai
PENERUSnya, sebagai pemimpin (religius) dan kepala clan Quraysh ?
Keempat,
partisipasi paman Muhamad, Abu Talib dalam rencana pendeta itu
harus dicatat.
‘Saya bersumpah demi Tuhan, setelah perkawinan ini keponakan saya ini akan mendapatkan wahyu besar
dan akan memulai peran bahaya.’
Bagaimana Abu
Talib mengetahui peran masa depan keponakannya itu ? Bahkan seberapa
besarpun cinta Muhamad bagi isterinya, tanpa pengaturan seorang anggota Quraysh
yang berpengaruh dan berkuasa, mungkinkah ia akan menikahi Khadijah ?
Mungkinkah orang itu Waraqah ? Memang, tanpa dirinya, Muhamad tidak akan
berarti apa-apa.
Waraqah
mengajar Muhamad
Waraqah
kemudian mengajarkan segala pengalamannya kepada Muhamad guna persiapan masa
depan. Langkah pertama adalah isolasi ke Bukit Hira. Disitu ia akan mengasah kemampuannya
bersemedi. Kakeknya sendiri sering mampir ke daerah itu untuk tujuan spiritual.
Waraqah dan Muhamad mencari kesepian di sebuah goa di daerah itu dan setiap
sekali setahun menghabiskan waktu satu bulan untuk semedi, selama bulan puasa
selama periode 15 tahun. Dalam goa Khalwah ini, Waraqah menurunkan
pengetahuannya kepada Muhamad.
Ibu angkatnya,
Halima al Sa’diuuah melaporkan:
‘Dlm masa pertumbuhannya, Muhamad kadang keluar dgn teman2nya. Begitu mereka mulai bermain, ia
meninggalkannya dan pergi ke tempat terkucil. Ketika ia memulai misinya itu, cintanya bagi
Khadijah meningkat. Bagi Muhamad, pengalaman ini membebaskan jiwanya dari atraksi dunia dan
memilih kehidupan yang dekat dgn Tuhan… tidak ada yang lebih penting baginya ketimbang menyendiri
dan bersemedi pada Tuhan. Ia biasanya pergi ke Bukti Hira dan mempraktekkan semedi pagi dan malam
hari.’
Namun Muhamad
tidak mungkin melakukan ini kalau ia tidak dibimbing orang-orang yang
berpengalaman. Kakeknya, Abu Muttalib dan pendeta Waraqah, diantaranya. Muhamad
mengadopsi contoh mereka untuk mempersiapkan mentalnya bagi misinya.
Ibn Hisham
mencatat pernyataan al Yaqubi ttg goa Khalwah;
‘Rasulullah memasuki bukit Hira selama satu bulan sekali setahun … begitu juga anggota-anggota
Quraysh lainnya.’
Biografer
lainnya menyebutkan:
‘Setelah akhir bulan (bersemedi) itu, ia kembali ke Ka’bah sebelum pulang. Ia melingkarinya
sebanyak TUJUH KALI dan lalu berjalan pulang.’
Ini sama
seperti praktek KRISTEN yang, setelah puasa Paskah, merayakannya dgn
mengelilingi gereja-gereja mereka TUJUH KALI pada hari Minggu Palm (Palm
Sunday) setelah mengelilingi sebuah tempat suci (the holy sanctuary).
Pengajar2
kompeten seperti Waraqah memberi instruksi kepada Muhamad. ‘Sebelum tibanya
ramalan, Muhamad melakukan praktek agama sesuai dengan hukum
Ibrahim dan Musa atau tradisi2 yg ada waktu itu.’
Sirah yang sama
mengatakan:
‘Muhamad mempraktekkan puasa seperti Musa dan Elijah di Bukit Horeb (exodus 3:1) dan seperti Yesus
dan bapak-bapak Kristen pertama di gurun-gurun di Palestina.’
Praktek puasa
bulan Ramadan juga merupakan tradisi pra-islam. Ini adalah bulan puasa dan
doa-doa khusus. Seperti disebutkan dalam Quran,
‘Wahai kalian yg beriman ! Puasa ditentukan bagimu spt yg diperintahkan kpd mereka yang datang
sebelummu.’ (2:183)
Namun pada masa
ini Muhamad juga sering diganggu oleh visi-visi dan halusinasi. Ia yakin
sumber-sumber visi anehnya ini datang dari setan. Sering tangan dan kakinya
bergetar sementara wajahnya bergerak secara tidak teratur dan berkeringat
deras. Kadang ia jatuh dalam koma. Malam hari ia komat kamit dan
berdengung-dengung. Ia sering meminta isterinya agar menutupinya dengan selimut
hangat guna mengurangi ketakutannya. Dalam keadaan tidak sadar ini ia sering
melihat bayang-bayang dengan mimpi-mimpi menyeramkan. Khadijah selalu meminta
bantuan sepupunya, Waraqah.
Muhamad
tidak Buta Huruf
Selama 44
tahun, Muhamad dan Waraqah bersama-sama bekerja keras. Buku yang diterjemahkan
sang pendeta dari bahasa Ibrani kedalam bahasa Arab juga dipelajari Muhamad.
Muhamad kagum bukan hanya dengan pesan Injil Yahudi, tetapi juga dengan kerja
keras sepupunya, sang pendeta, dalam menerjemahkan kitab suci itu. Quran
sendiri menunjukkan bahwa terjemahan Waraqah memperkenalkan Muhamad pada
perbendaharaan kata-kata suci. Untuk mempelajari lebih lanjut hal ini, kita
harus menghilangkan sangkaan bahwa Muhamad buta huruf (tidak dapat
membaca/menulis).
Kepercayaan
kuat bahwa Muhamad buta huruf melawan segala bukti yang ada:
Ekspresi Quran ‘nabi buta huruf’ bukan berarti ia tidak bisa baca tulis. Penting disini utk mengetahui apa yang diketahui dan apa yg tidak diketahui Muhamad. Yang diketahuinya adalah membaca/ menulis yang sudah diajarkan padanya sejak kanak-kanak. Bukti melek aksaranya sudah nampak dalam Quran dan buku-buku lain. Apa yang TIDAK ia ketahui dan ingin dipelajarinya adalah ilmu kitab suci yang diwahyukan, yaitu ilmu spiritualitas dan hukum. Ia akan mendapatkan ilmu ini dari seseorang yang sudah memilikinya.
Ekspresi Quran ‘nabi buta huruf’ bukan berarti ia tidak bisa baca tulis. Penting disini utk mengetahui apa yang diketahui dan apa yg tidak diketahui Muhamad. Yang diketahuinya adalah membaca/ menulis yang sudah diajarkan padanya sejak kanak-kanak. Bukti melek aksaranya sudah nampak dalam Quran dan buku-buku lain. Apa yang TIDAK ia ketahui dan ingin dipelajarinya adalah ilmu kitab suci yang diwahyukan, yaitu ilmu spiritualitas dan hukum. Ia akan mendapatkan ilmu ini dari seseorang yang sudah memilikinya.
1) orang
‘buta huruf’ menurut Quran adalah seseorang yang tidak memiliki kitab suci.
Yahudi, keturunan Ishak, putera Ibrahim adalah kaum Ahlul Kitab. Sementara Arab, keturunan Ishmael, putera Ibrahim BELUM memiliki Alkitab. Inilah yang dimaksudkan dengan ‘buta huruf’ di jaman Arab pra-Islam.
Yahudi, keturunan Ishak, putera Ibrahim adalah kaum Ahlul Kitab. Sementara Arab, keturunan Ishmael, putera Ibrahim BELUM memiliki Alkitab. Inilah yang dimaksudkan dengan ‘buta huruf’ di jaman Arab pra-Islam.
Quran membuat
perbandingan ini :
‘Katakan kepada kaum Ahlul Kitab dan mereka yang tidak terpelajar : apakah kalian menyerahkan
diri ?’ (3:20)
Ini menunjukkan
keinginan para ‘buta huruf’ untuk mempelajari kitab suci.
‘Mereka diantara orang buta huruf yang tidak mengenal kitab suci, tetapi hanya cerita2
khayalan.’ (2:78)
Muhamad
menunjukkan kebanggaannya karena Tuhan memilihnya dari antara orang-orang yang
tidak memiliki kitab suci itu.
‘Allah mengirimkan rasul dari antara mereka.’ (7:63)
Kaum Ahlul
Kitab sendiri tahu benar akan perbedaan antara mereka dengan para ’buta huruf.’
‘Tidak ada suruhan bagi kami untuk mencari jalan bagi para buta huruf.’(3:75)
Jadi keadaan
‘buta huruf’ ini lebih menunjuk kepada status sosial, ketimbang pada kemampuan
baca tulis. Ayat-ayt berikut menunjukkan bahwa Muhamad percaya ia telah datang
dari latar belakang ‘buta huruf’ ini. ‘Mereka yg mengikuti Rasul, nabi buta
huruf …’ (7:157) dan ‘Percaya kpd Allah dan rasulnya, nabi buta huruf yg juga
percaya kpd Allah.’ (7:158)
Jadi, kaum
‘buta huruf’ adalah Arab, keturunan Ishmael, yangg tidak memiliki kitab suci,
sementara Ahlul Kitab, keturunan Ishak memiliki Injil.
2) Malaikat
Jibril menyuruh Muhamad MEMBACA dlm ayat pembuka Surah 96:
‘BACA ('Ikrar'), dlm nama Allahmu,
yg menciptakan manusia dari segumpal darah
… BACA ! Karena Allahmu maha pemurah,
Ia yg mengajarkanmu cara penggunaan pena
dan mengajarkan manusia apa yg tidak diketahuinya.’ (1-6)
Para ilmuwan
Muslim setuju bahwa ini surah pertama yang turun pada Muhamad. Mereka juga
bersikeras bahwa Jibril membawa buku di tangannya untuk ditunjukkan kepada
Muhamad. Jika Muhamad tidak dapat membaca, maka mengapa ayat Quran ini
memerintahkan nabi utk ‘BACA’ ?
3) Muhamad
mendapatkan kemampuan ilmu-ilmu alam termasuk kemampuan membacanya dari Abu
Talib.
Ibn Sa’d
mengomentari hubungan dekat paman dengan keponakannya. ‘Ia mencintainya lebih
dari pada anak2nya sendiri. Ketika Muhamad keluar rumah, pamannya akan
menemaninya. Abu Talib memberikan cinta besar kepadanya dan menyisakan bagi
Muhamad makanan yg paling baik.’
Ini jelas
berarti bahwa sang paman memberikan pendidikan kepada keponakannya yang yatim
piatu itu sama dengan apa yang didapatkan puteranya sendiri, Ali. Sepupu
Muhamad ini, Ali, menulis karyanya berjudul Nahj al Balaghah (The Path
of Eloquence). Jadi tidak mungkin Abu Talib mengecualikan keponakannya dari
apa yang didapatkan anaknya sendiri.
Ilmu Ilahi
Ilmu Ilahi yg
diberikan Warakah kpd Muhamad adalah ilmu Kitab Suci. Muhamad mempelajari Injil
Ibrani dari Waraqah. Kitab ini — hasil terjemahan kedlm bahasa Arab oleh
Waraqah — dimaksudkan agar dapat menyelesaikan perselisihan.
‘Kami buatkan Quran dlm bahasa Arab agar kau dapat mengerti.’ (43:3)
Dengan
pengetahuan ini, Muhamad dan pengikutnya akan membantu Arab-Arab yang dituduh
dgn tindak pidana. Orang-orang ini tidak bisa dihakimi ataupun dibela karena
mereka tidak memiliki kitab suci.
‘Apakah kami akan memberlakukan Muslim seperti orang yang berdosa ? Ada apa denganmu ? Bagaimana
kalian menghakimi ? Atau apakah kalian memiliki sebuah buku yang kalian pelajari ? Itu kalian akan
miliki …’ (68:35-38)
Jadi Muhamad
mempelajari kitab suci yang ditawarkan Waraqah. Ia akan menggunakan
pengetahuannya ini untuk menjelaskan arti-artinya kepada teman-teman Arabnya.
Dengan itu ia dapat menyatakan dengan yakin ‘kepada orang yang membahas Tuhan,
tanpa ilmu, tanpa pengarahan dan tanpa buku pengarahan yang mapan.’ (31:20;
22:8)
Bukti ini
menunjukkan bawha Muhamad mampu membaca dan memiliki ilmu Ilahi. Jadi kalau
Quran merujuk kepada ‘ilmu yang tidak diketahui manusia,’ ini berarti ilmu
tentang kitab2 suci yang sudah diturunkan.
!! Saat Muhamad mengalami keraguan atas
wahyu Allah, ia diperintahkan agar bertanya kepada Ahlul Kitab.
‘Jika kau ragu ttg apa yg diturunkan kpdmu, tanyakan mereka yg membaca kitab yg datang
sebelummu.’ (16:43; 21:17)
Dan salah
satunya yg membaca kitab yg datang sebelumnya adalah Al Qiss Waraqah.
‘Tanyakan Ahlul Kitab, jika kau tidak percaya ini.’ (16:44 & 21:7)
‘Mereka telah menerima bimbingan Allah menuju jalan lurus. Ikutilah petunjuk mereka.’ (6:90)
‘Ada diantara bangsa Musa sejumlah orang yg mengikuti kebenaran sebagai petunjuk dan melakukan
keadilan.’ (7:159)
‘Diantara mereka yang kami ciptakan, ada orang yg mengikuti jalan lurus, membimbing yang lain
dengan kebenaran dan memberikan keadilan.’ (7:181)
‘Kau akan tahu siapa berada pada jalan lurus dan siapa yang menerima petunjuk.’(20:135)
Peran
Khadijah
Terbukti bahwa
Muhamad merupakan bagian dari rencana Waraqah. Khadijah, wanita mapan itu
menyediakan fasilitas yang diperlukan missi Muhamad dalam bentuk uang,
kehormatan dan cinta. (Muhamad bisa pergi dari rumah, bertapa, belajar,
berkotbah, melancong selama berbulan-bulan lamanya tanpa mengkhawatirkan
keuangan keluarga.)
Kesemuanya ini
diatur Waraqah dan diwujudkan oleh Khadijah. Wanita Arab ini menjadi hubungan
antara Waraqah dan Muhamad. Sering dikatakan, ‘Khadijah mengeksekusi ini semua
sesuai dengan nasehat Waraqah.’
Waraqah,
Khadijah & Abu Talib memainkan peranan penting dalam hidup dan missi
Muhamad. Setelah kematian mereka setelah th 619, Muhamad merasakan kehilangan
hubungan intim & dukungan emosional. Dengan kematian Waraqah, ‘persediaan
wahyu mengering.’ Dgn kematian Khadijah, ‘cobaan semakin meningkat dlm
kehidupan Muhamad. Setelah kematian Abu Talib, ‘Clan Quraysh mencoba melukai
Rasulullah.’ Muhamad kehilangan
trinitasnya.
Maksud
sang Pendeta
Apa sebenarnya
maksud sang pendeta ? Apa yg diinginkannya dari Muhamad ? Kenabian
Muhamad atau otoritasnya sendiri ?
Setelah para
kolektor Quran mulai meremehkan peran sang pendeta, mereka terdorong oleh
tradisi oral yg lebih mementingkan aspek hukumnya, ketimbang bukti2 sejarah.
Para kolektor ini menerima sedikit informasi atas peran sang pendeta dlm
kenabian Muhamad. Mereka ini juga tidak mempertanyakan bagaimana otoritas
religius (al-Qussussiyyah) ditransmisikan oleh sekte Nosrania kpd mereka yg
mengikuti Islam.
Namun karena
ada keraguan bahwa Muhamad benar2 nabi, para kolektor ini mencari tanda2 yg
mereka lacak ke hari2 pertama Adam. Mereka terus mencari tanda2 dgn mengatakan
bahwa rabbi, pendeta, tukan sihir, JIN, SETAN, hewan, berhala, pohon dan batu
mendukung pesan nabi. Mereka bersikeras bahwa namanya ditemukan dlm Pentateuch
dan Injil. Pada saat yg sama mereka mengenyampingkan al Qiss Waraqah yg
sebenarnya orang pertama yg menyatakannya sbg nabi.
(Ini peristiwa
Waraqah menyatakannya sbg nabi: (p 35) Saat Muhamad sedang melafalkan ayat2,
memperingati dan berkotbah kpd rakyat Mekah, tubuhnya tiba2 gemetar, wajahnya bergerak
secara tidak teratur dan membuatnya takut. Ia segera mencari istrinya sambil
menangis, ‘Zammilouni ! Zammilouni ! Selimuti saya dgn pakaian
hangat.’*
Spt biasanya
kalau ini terjadi, Khadijah memanggil Waraqah. Katanya ‘Sepupuku, dengarkan apa
yg dikatakan keponakanmu !’
‘Keponakan
tersayang ! Apa yg kau lihat ?’ tanya Waraqah. Saat Muhamad selesai
melaporkannya, sang pendeta bertanya kdp dan mengulangi2 peringatan2
sebelumnya, Namun kali ini, Waraqah menambahkan, ‘Ah ! Seandainya saya
masih muda dan dpt menyaksikan saat dimulainya misi ini !’ )
Nampaknya
maksud Waraqah agak berbeda dgn Muhamad yg kemudian menjadi lebih dari seorang
nabi. Tujuan Waraqah sebenarnya adalah utk mengumumkan bahwa Muhamad menjadi
penerusnya (sbg pendeta Nestorian !) utk menjadi kepala masyarakat
Nosrania di Mekah.
Muhamad
mengerti tugasnya dan apa yg diharapkan darinya. Ia mulai mengkotbah dan
memperingatkan orang ttg hal2 yg tidak mereka ketahui dlm Kitab Suci. Ia
menunjuk kpd mereka jalan yg benar dan agama yg sah. Ia membacakan mereka teks
dari buku suci Yahudi yg diterjemahkan Waraqah itu. Tujuannya sebenarnya
memperingati orang akan Torah dan Injil. ‘Peringatkan. Kau hanyalah seseorang
yg memperingatkan !’
Setelah
kematian Waraqah, ia diberi jabatan sbg pemimpin religius. Namun ia takut bahwa
Allah telah meninggalkannya karena wahyu tidak turun selama 2-3 tahun. Tetapi
akhirnya wahyu datang juga dan malah sempat memodifikasi pesan2 sebelumnya.
Perubahan ini sesuai dgn perkembangan watak Muhamad. Kemudian di Medinah, wahyu2
Quran ditambahkan kpd ayat2 Mekah.
BAB III terlalu bertele2. Langsung saja ke
intisari BAB IV:
Para kolektor
Hadis spt Muslim Ibn al Hajjaj, al Bukhari dan al Isfahani setuju bahwa pendeta
Ebionit bernama Waraqah itu menerjemahkan Injil kedlm bahasa Arab. Apa isi
Injil ini ? Utk itu kita harus melihat ke data2 bapak2 pendiri gereja.
Buku2 terbitan
mereka merupakan indikator menakjubkan ttg keempat abad pertama Injil Ibrani
ini. Injil yg tidak terkenal ini akhirnya tertanam dalam Quran berbahasa Arab
dan menjadikannya hubungan penting kpd ‘naskah asli’ (al-lawh al-mahfouz) yg
dikatakan merupakan sumber Quran.
Sumber2
Injil Ibrani
Sejarawan
paling dini, Eusebius (w. 340) mengutip Hijsub, yg hidup di permulaan abad ke
dua, sbg mengatakan: ‘bahwa ia mereproduksi teks Injil menurut Yahudi, yi Injil
Aramaik dlm bahasa Ibrani.’*
Katanya, ‘Injil
ini adalah yg paling dipercaya kaum Ibrani yg percaya kpd Yesus Kristus.’*
Mengenai
golongan Ebionit, ia mengatakan: Mereka hanya menggunakan Injil Ibrani dan
tidak menunjukkan interes kpd Injil2 lain. Katanya, ‘Mereka mematuhi hari Sabat
dan tradisi2 Yahudi lainnya. Mereka saling menegur agar mempraktekkan prinsip2
Pentateuch. Mereka menganggap bahwa penyelamatan manusia tidak terbatas pada
hanya percaya dlm Yesus Kristus, tetapi dlm melaksanakan hukum Musa.’ *
Epiphanus (w.
403) menulis ttg Ebionit dan Injil Ibrani mereka : ‘Mereka hanya terikat
pada Injil (Matius) dan menamakannya ‘Injil menurut Ibrani’. Injil Matius itu
tidak sempurna tetapi telah dirubah dan masih tidak lengkap.’* Epiphanus
mengutip St Irenaeus, uskup Lyon (w.208), ‘Ebionit hanya menggunakan Injil
Matius, tetapi mereka tidak memiliki kepercayaan yg benar kpd Tuhan.’
Catatan:
sekilas ttg Injil Matius sebenarnya, lihatlah :
Para bapak2
pendiri gereja berbicara ttg penyelewengan (unorthodoxy) kaum Ebionit. Ada
kalanya injil mereka disebutkan Injil Nazerine (Injil orang Nazareth), Injil
Ibrani, Injil Ebionis atau Injil ke12 Apostel. Ini merupakan versi injil
aramaiknya Matius, yg juga menjadi salah satu sumber injil2 kemudian. Injil
Ibrani ini menurut kaum Ibrani memainkan peran penting dlm men-transfer
doktrin2 heterodox ataupun ortodox kedlm kepercayaan dan praktek Muslim.
Ajaran2 spt
Yesus sang Mesiah, Roh Kudus, zakat dan pengadilan terakhir dan nasib akhir
manusia, ini semua tercakup dlm Injil Ebionis. P44 Tapi teks Injil Ibrani yg
di-adopsi dan ditulis kembali oleh Waraqah dlm versi Arabnya bukan terjemahan
akurat dan penuh. Metodanya lebih ‘dekat kpd exegesis dan apologetic ketimbang
terjemahan dan transmisi secara harafiah.’*
Transmisi Injil Ibrani kedalam bahasa Arab
Istilah
‘Qur’an’ secara linguistik berarti ‘kuliah’ atau ‘komentar.’Ekspresi ini adalah
derivative substantive dari kata kerja Aramaic trilateral. Huruf ketiganya
adalah konsonan lemah: Qro, neqro, qiryono. Ini bisa berarti kuliah (Qira’ah)
atau pembacaan/pelafalan (tilawah) dari sebuah teks tertulis.
Kata ‘Qur’an’
digunakan 58 kali dgn kata pendahulu ‘al’ dan 12 kali tanpa kata pendahulu
‘al’. Juga, bahasa Arab menggunakan bentuk tidak definitif (indefinite form)
utk menunjukkan bahwa Qur’an, dlm bahasa arabnya, diungkapkan spt yg ada dlm
bahasa asalnya, spt dlm pertanyaan retorik dibawah ini.
‘Apakah
(Qur’an) dlm bahasa asing atau Arab ? Katakan: ini petunjuk dan obat (?)
bagi mereka yg percaya.’ (41:44) ‘Kami menurunkannya kedalam bahasa Arab, shg
kau dapat mengertinya.’ (12:2) ‘Kami mengirimkannya kedlm bahasa Arab, shg kau
dapat mengertinya. Aslinya, ibu buku itu (Umm al-Kitab) ada pada kami.’(43:3,4)
Orang2 yg
mengerti bahasa Arab mengerti detil terjemahan ini. ‘Sebuah buku dimana
ayat2nya dijelaskan secara mendetil; sebuah Qur’an dalam bahasa Arab bagi orang
yg mengerti.’ (41:3)
Qur’an ditulis
dlm bahasa Arab shg Muhamad bisa membacanya tanpa tergantung orang lain. Qur’an
ditulis dlm bahasa Arab agar sang rasul, Muhamad dpt mengumumkan wahyunya di
Mekah dan tempat2 sekitarnya. Jika Arab menerima buku dalam bahasa asing,
mereka tidak akan mengerti pesan2 yg terkandung didalamnya. Mereka ingin
terjemahan dalam bahasa mereka sendiri. ‘Kalau kami mengirimkan Qur’an sbg
bahasa asing, mereka akan mengatakan: ‘Oh! Kalau saja ayat2 dlm buku ini jelas
dan dijelaskan secara mendetil.’ (41:44) Di lain pihak, kalau orang asing
menerimanya dlm bahasa Arab, mereka tidak dapat mempercayainya. ‘Jika kami
mengungkapkannya kpd non-Arab, mereka tidak akan percaya.’ (26:198-201)
Qur’an Sebagai Komentar Buku Asing
‘Elaborasi/Penjelasan’
(Mufassal) memiliki 2 arti dalam Quran:
1) mufassal memberi kesan Arabisasi (Muarrab), terjemahan dari bahasa lain ke bhs Arab, shg pendengar dan pembaca bisa mengerti isinya dan berlaku sesuai dgn prinsip2nya.
1) mufassal memberi kesan Arabisasi (Muarrab), terjemahan dari bahasa lain ke bhs Arab, shg pendengar dan pembaca bisa mengerti isinya dan berlaku sesuai dgn prinsip2nya.
Muhamad setuju
dgn orang2 Mekah utk memiliki buku dlm bahasa Arab. ‘Kalau kami mengirimkan
Qur’an dlm bahasa selain Arab, mereka akan mengatakan: mengapa ayat2nya
dijelaskan secara mendetil (fusilat)’ ? (41:44)
Disetujui pula
bahwa buku asing yg diterjemahkan kedlm bahasa Arab itu dilakukan oleh pakar
bijak (khabir hakim) yg pandai menerjemahkan ayat2 dari buku asing kedlm bahasa
Arab yang jelas. ‘Sebuah buku yg ayat2nya dijelaskan guna menciptakan sebuah
Qur’an dlm bahasa Arab bagi orang2 utk dimengerti.’(41:3, 11:1)
2) istilah
‘mufassal’ juga berarti ; secara mendetil atau di-elaborasi. Ini merupakan
kunci akan pengaturan bab dan ayat buku tsb serta terjemahan kitab2 suci
sebelumnya, sesuai dgn fakta, keadaan dan peristiwa. Ini dilakukan agar
pendengar mudah mengerti dan mempelajari Qur’an. ‘Kami menjelaskan secara detil
ayat bagi orang yg mengerti.’ (7:32, 9:11). ‘Ia yg mengirim buku ini kepadamu
menjelaskan secara mendetil.’ (6:114)
Lihat juga:
7:52, 6:126, 17:12.
Ayat2 ini
menunjukkan bahwa Qur’an (Komentar) dlm bahasa Arab ini ‘membuang’ (tassarafa)
kata2 dan teks Ibrani guna memberikan kata2 dan teks Arab.
Lihat juga:
17:41, 25:50, 17:89, 20:113, 6:65.
Komentar Tentang Kitab-kitab Sebelumnya
Qur’an
mengekspansi, meng-elaborasi dan menjelaskan secara detil ajaran dari kitab
asing dgn mengingat situasi Arabia pd permulaan abad ke 7. ‘Lihatlah bgm kami
menjelaskan tanda2 dalam berbagai lambang.’ (6:46) Ini menyatakan sbg otentik
(saddaqa) eksistensi sebuah buku asli. Walaupun transmisinya membawa
modifikasi, ajarannya tetap menegaskan ajaran dlm buku asli.
Muhamad sering
menjelaskan otentisitas apa yg telah ditransmisi dari ‘buku yg ada dalam
tangannya.’ Ia menegaskan bahwa Qur’an sebenarnya hanyalah otentifikasi
(tassadiq) Kitab Ibrani (3:3)
Lihat
ayat2:
‘Buku ini menegaskannya kedalam bahasa Arab.’(46:12) ‘Ini sebuah buku yg kami turunkan, membawa rahmat dan menegaskan wahyu yg datang sebelumnya.’ (6:92) Lihat juga 3:3, 2:191, 35:31.
‘Buku ini menegaskannya kedalam bahasa Arab.’(46:12) ‘Ini sebuah buku yg kami turunkan, membawa rahmat dan menegaskan wahyu yg datang sebelumnya.’ (6:92) Lihat juga 3:3, 2:191, 35:31.
Atau yang
berikut ini : ‘Ini menegaskan apa yg ada pada saya dari Pentateuch.’
(3:50, 46:30) ‘Ini bukan cerita yg diciptakan, tetapi penegasan atas Kitab2 yg
diwahyukan sebelumnya.’ (12:111)
BAB VI Islam Sebelum Islam : Sekterianisme
Nosrania Dalam Islam
Menurut
sejarawan al-Yaqubi (w.284)*, sejumlah besar suku Quraysh menjadi anggota sekte
Kristen ini. Pengikut Yesus dari Nazaret ini muncul di Ka’bah, sebuah penemuan
oleh al Azraki dlm karyanya ‘Excavations in Makka.’*
Waraqah
bertanggung jawab atas sebagian urusan spiritual dan material kuil Mekah tsb.
‘Abd
al-Muttalib, kakek Muhamad ‘dianggap salah satu dari mereka yg menolak budaya
berhala di abad jahilyah.’* Bukti menunjukkan bahwa ‘Abd al-Muttalib adalah
seorang Hanif dan monotheis, yi ‘pemuja Tuhan,’* ciri khas agama Kristen dan
Nosrania di kawasan2 berbahasa Arab.
Kepercayaan Orang Tua Muhamad
Ketaatan kakek
Muhamad kpd Ebionisme Nosrania juga terlihat karena seringnya ia berkumpul dgn
rabbi dan pendeta. Sering disebutkan ttg ‘pertemuan Abd al-Muttalib dan
diskusinya dgn monotheis lainnya yg sering mengunjungi kawasan Arabia pusat
ini. Al-Siuti mengatakan; ‘Satu hari, ‘Abd al-Muttalib berada dirumah dlm
diskusi serius dgn seorang uskup.’* Al-‘Abbas menambahkan, ‘Abd al-Muttalib
melaporkan bahwa ia pernah berada di Yemen dan berdiri didekat seorang rabbi yg
membaca Kitab Zabur (the psalms).’*
Ibn al-Jawzi
mencatat, ‘Muhamad ketika berusia 7 tahun, menderita penyakit mata serius
bernama ‘conjunctivitis’. Kakeknya membawanya ke ‘Ukaz utk bertanya kpd seroang
pendeta yg bisa mengobati penyakit mata.’*
Biografi
Halabiyya melaporkan bahwa ‘‘Abd-alMutallib sering pergi ke ‘Isa, seorang
pendeta dari Syria, kpd siapa Tuhan memberikan pengetahauan besar dan tidak
pernah meninggalkan tempat semedinya itu.’*
Jadi, apa
agama orang tua Muhamad?
Tidak banyak
diketahui ttg Abdallah dan Aminah. Mereka keduanya mati muda saat Muhamad masih
kecil shg mereka tidak berdampak besar terhdp pendidikannya. Mereka tidak
meninggalkannya harta apa2, kecuali seorang wanita pengasuh asal Ethiopia
bernama Baraka. Ia dikenal dgn nama ‘Umm ‘Ayman (atau ibunya Ayman), dan iapun
seorang Nosrania. Muhamad sendiri nampak mencintainya. ‘Kau adalah ibu kedua
saya.’* Malah dikatakannya pula, ‘Siapaun yg ingin menikahi wanita dari surga,
ia harus memilih ‘Umm’Ayman.’*
Para kolektor
Quran hanya mengatakan bahwa orang tua Muhamad adalah orang2 terhormat dan
mengikuti jalan lurus. Al-fakhr al-Razi (w. 1209) mengatakan, ‘Orang tua
Muhamad adalah al-Hanifiyya, agama Ibrahim, spt Zayd ibn ‘Amran ibn Nufayl dan
clan-nya.’ Namun ia juga mengatakan, ‘Polytheis sangat memalukan. Pasti ada
nenek moyangnya yang merupakan salah satu dari mereka.’
Penulis ternama
spt al-Sannusi dan Telemessani menegaskan pernyataan al-Razi. Mereka menulis,
‘Orang tuanya tidak tahu polytheisme. Mereka keduanya Muslim. Muhamad memiliki
asal aristokratik dari rahim murni. Ini hanya dimungkinkan dgn kepercayaan kpd
Allah. Apa yg dikatakan beberapa Kolektor adalah tidak pantas.’* Dikatakan
bahwa orang tua Muhamad adalah ‘Muslim sebelum Islam.’
Keadaan
Religi di Mekah
Penduduk Mekah,
walau mempertahankan praktek polytheisme dlm kehidupan sehari2 mereka tidak
pernah menolak ke-ilahian yg berpusat pada satu Tuhan. Orang Mekah mengakui
Tuhan sbg pencipta tunggal, tetapi mereka menemukan Tuhan lewat media gambar2,
intersesi malaikat dan orang2 suci, lewat lambang2, patung dan ikon. Bahkan
pengalaman spiritual Muhamad tidak beda dgn pengalaman keluarga dan
tetangga2nya (yg polytheis).
Jadi
pertanyaannya adalah:
Apakah Islam agama baru dan Muhamad penciptanya ? Atau ajaran ini sudah ada sebelumnya ? Apakah ada beda antara ajaran Nosrania yg diajarkan Waraqah dan ajaran Islam yg ditemukan dlm Quran sekarang ? Apakah Islam diciptakan dari nol atau ini versi Arab ajaran Nosrania yg sudah ada ?
Apakah Islam agama baru dan Muhamad penciptanya ? Atau ajaran ini sudah ada sebelumnya ? Apakah ada beda antara ajaran Nosrania yg diajarkan Waraqah dan ajaran Islam yg ditemukan dlm Quran sekarang ? Apakah Islam diciptakan dari nol atau ini versi Arab ajaran Nosrania yg sudah ada ?
Jawabannya
ada di Quran.
Quran sendiri
yg bersaksi bahwa Islam eksis diantara keturunan Israel di jaman pra-Arab dan
bahwa ada Arab yg ‘Muslim’ sebelum eksisnya Muhamad dan turunnya Quran. Lihat
ayat2 Quran ttg : Muslim sebelum Islam : Q 28:53, 22:78, 27:42,
41:33.
Muslim tulen
adalah orang yg percaya kpd satu Tuhan, menghormati ajaran Torah, Injil dan
Quran. Selain juga, ia harus percaya pada nabi2 sebelumnya tanpa membeda2kan
mereka. Muslim, menurut Islam, adalah mereka yg membawa kesatuan dan bukan perpecahan.
Mereka adalah yg menerima keseluruhan Kitab.
Muhamad
berupaya keras utk melacak Islam jauh ke jaman Ibrahim dan menghubungkannya dgn
agama Muslim berdasarkan pengetahuan Hanifiyyahnya. Begitu ia menetapkan
hubungan ini, ia mempromosikan Islam sbg agama yg sudah ada sebelum Yudaisme
dan Kristen. Quran sendiri memperingatkan pembacanya akan Pentateuch dan Injil.
Quran kemudian
juga mencoba mengatasi konflik ideologi yg ada saat itu antara sekte2 Yahudi
dan Kristen. Suku2 Arab, campuran polytheis-monotheis, terpecah2 karena konflik
religius ini. Guna mengatasi situasi, Muhamad mencoba mencoba mencari hubungan
dgn apa yg sudah eksis guna menghindari timbulnya konflik agama dgn kekerasan
di Mekah.
Muhamad
menganggap misi Islam sbg pengembalian kepercayaan kdp ajaran Ibrahim, yaitu
kepercayaan kpd satu Tuhan (monotheisme absolut), karena satu2nya dosa dalam
Islam adalah penolakan terhdp kepercayaan ini. Lihat : 4:48 &116,
3:18, 2:163, 5:116.
Jadi, apa kalau
begitu, sifat Islam sebelum Islam versi Arab ? Ternyata Islam tidak beda
dgn bentuk Nosrania, sekte Kristen Ebionit yg berada di Mekah. Islam Arab
adalah refleksi dari monotheisme Arab abad ke 7. Pengikut Islam percaya kpd
akar2 Haniffiyya-nya dgn menghormati kitab2 yg datang sebelumnya.
BAB VII Hanif dan Nosrania Dalam Islam Jaman
Permulaan
Al-Hanif adalah
julukan bagi nabi Ibrahim, agamanya dan pengikutnya yg tidak pernah mendukan
Tuhan dgn mahluk hidup lainya dan tidak mengenal perselisihan dan perpecahan.
Mereka mempraktekkan ‘agama standar’ (9:85) atau ‘agama sebenarnya’, yi
kepercayaan kpd satu Tuhan.
Al-Hanif adalah
mereka yg menolak polytheisme dan berhala (22:30&31), membayar zakat
(98:5), takluk pada Tuhan dan percaya pada Tuhan tanpa percaya mahluk2 lainnya
(30:30, 31). Ibrahim adalah ‘sahabat Tuhan’ (Exodus 33:11) dan contoh bagi
kepatuhan dan ketaklukan (4:125).
Jadi, agama
Hanafit ini bukan agama independen selama kehidupan Muhamad, tetapi eksis di
jaman pra-Quran, spt Yudaisme, Kristen, Mazdaenisme dan Sabeanisme.
Karakteristik
Hanaffiyyah lainnya juga bisa dibaca dari kisah hidup Muhamad. Anak lelaki
harus disunat dan hijrah.* Pengikut agama ini percaya kpd ajaran Ibrahim.*
Seorang yg Hanif meniinggalkan berhala dan mencuci diri dari dosa.* Ia abstain
dari makan daging berhala dan meminum alcohol.* Dlm konteks ini, al-Tabari
melaporkan, ‘Rakyat Modar yg hijrah ke Ka’bah pada saat Jahilliyah disebut
‘Hunafa.’’*
Kesatuan antara
Hanifiyyah dan Nosrania juga bagian dari catatan para Kolektor dan diulang2 dlm
legenda ttg pendeta dan biarawan Hunafa dan Nazareth.
Waraqah Ibn
nawfal bergabung dgn 2 pendeta lainya, Ibn Saida dan ‘Usman al-Huwayrith, sbg
bagian dari kelompok Hanifiyyah. Mereka diidentifikasi sbg ‘Arab yg memeluk
agama Nosrania dan HUnafa.’ Dlm hadis lain, Muhamad berbicara ttg pendeta ibn
Sai’dah sbg ‘lelaki dari ‘Ayad. Ia menjadi Hanif dlm era Jahiliyyah.’*
Dlm ‘Muruj
al-Zahab’, al-Massudi melaporkan, ‘Hanzalah b Safwan … al-Qiss Waraqah … dsb
dsb … semuanya adalah Hunafa’ (taat) spt juga Nosrania.’
Kata
‘Hanafiyyah adalah atribut positif bagi golongan Arab Nosrania dan kpd pengikut
satu Tuhan SEBELUM Islam. Ibrahim adalah ‘Muslim Hanif’ (4:125). ‘Ia yg
dibimbing Allah dan menjadi Hanif’ (6:161). ‘Siapapun yg berdoa dan memberi
zakat adalah Hanif (98:5).
Yang penting
disini adalah bahwa seorang yg Hanif BISA NOSRANIA, BISA JUGA MUSLIM. ‘Hanif’,
‘Nosrania’ dan ‘Islam’ adalah tiga nama yg membaur, tidak lama setelah kematian
Muhamad.
MUHAMMAD DAN KAUM CERDIK PANDAI KRISTEN, oleh Mohamad Guntur Romli, Aktivis JIL
http://mantagisme.blogspot.com/2007/09/muhammad-dan-kaum-cerdik-pandai -kristen.html
Kamis 06 September 2007
Kamis 06 September 2007
Kepribadian dan
pengetahuan Muhammad dibentuk oleh lingkungannya. Leluhurnya dikenal menaati
prosedur dan ajaran kenabian. Salah satu lingkungannya adalah kaum cerdik
pandai Kristen.
Jauh sebelum
kenabian Muhammad telah ada anasir-anasir kenabian dan ketauhidan (monoteisme)
yang merujuk pada peran dua komunitas teologis di Mekkah, yang warganya dikenal
sebagai penyembah berhala. Yang pertama ialah pengikut al-hanîfiyah yang
mendaku sebagai ahli waris ajaran Ibrahim. Abdul Muthalib yang adalah kakek
Muhammad dan ketua Bani Hasyim merupakan tokoh terpenting dalam aliran ini.
Tercatat pula nama Zaid bin Amru, paman Umar bin Khathab, yang memiliki
syair-syair kepasrahan. Salah satu baitnya, aslamtu wajhi liman uslimat, lahu
al-ardlu tahmilu shakhran tsiqâla, ’aku pasrahkan diriku pada Dia, seperti
kepasrahan bumi yang membawa batu karang yang berat’.
Yang kedua
adalah komunitas Ahli Kitab. Ini sebutan bagi pemeluk agama Yahudi dan Kristen.
Orang Kristen di kalangan Islam disebut sebagai Nasrani yang dinisbatkan pada
al-Nâshirah atau Nazaret, asal Isa al-Masih. Namun, bagi orang Kristen
mayoritas, Nasrani di Jazirah Arab adalah sebuah sekte. Berbeda dengan bangsa
Arab yang mandul dari kenabian, bangsa Yahudi subur dengan kenabian. Dua
komunitas itu punya satu misi. Sama-sama memusuhi kaum pagan. Pada masa itu
mereka tersebar luas di Jazirah Arab. Orang Yahudi bermukim di Yastrib (Madinah),
orang Kristen menunjukkan pengaruhnya di Mekkah.
Menurut
Al-Ya’qubî dalam Tarîkh: orang Quraisy yang memeluk Kristen dari Bani Asad
antara lain adalah Utsman bin al-Huwairits dan Waraqah bin Naufal. Khadijah
yang istri Muhammad berasal dari bani ini. Informasi yang lebih menarik datang
dari Muhammad bin Abdillah al-Azraqi dalam Akhbâr Makkah (Kabar-kabar Mekkah),
tentang gambar dan arca Isa (Yesus) bersama ibunya, Maryam (Maria), di Kabah.
Ketika berhasil menaklukkan Mekkah dari pemeluk pagan, Muhammad membersihkan
Kabah dari segala perupaan, kecuali Isa dan Maryam. Arca tersebut baru hancur
bersama puing-puing Kabah akibat perang di era Yazid bin Muawiyah.
Mengakui
nabi Muhamad tapi tidak mengikutinya
Alquran
(al-Ma’idah: 82) menegaskan kedekatan orang Kristen dengan Muhammad yang
berbeda dari orang Yahudi dan kaum pagan Mekkah yang bersikap memusuhi. Orang
Kristen mencintai Muhammad dan pengikutnya "karena di antara mereka ada
pendeta-pendeta (qissîsîn) dan rahib-rahib (ruhbân) dan mereka tidak menyombongkan
diri". Maksudnya, mereka mengakui kenabian Muhammad, tetapi tidak
mengikutinya.
Yang terkenal
adalah Waraqah bin Naufal, kakak sepupu Khadijah. Dia memberi kesaksian
terhadap wahyu pertama yang diterima Muhammad dan disebut dalam riwayat
al-Bukhari hadis nomor tiga sebagai "seorang yang memeluk Kristen pada
zaman Jahiliah, menulis kitab dalam Ibrani, dan mampu menyalin dari Injil
Ibrani".
Kependetaan
Waraqah ditegaskan Muhammad dalam Sîrah (biografi Muhammad) karya Ibn Ishaq
(1999: 203): "Sungguh aku telah melihat Pendeta (Waraqah) berada di surga
dengan memakai pakaian dari sutra." Dalam versi riwayat lain hadis tadi
adalah respons ketika nasib Waraqah di akhirat dipertanyakan karena tetap setia
memeluk Kristen sampai akhir hayatnya meski ia menyaksikan kenabian Muhammad.
Para penyair
Kristen dan al-hanîfiyah melantunkan syair-syair keagamaan mereka di
pasar-pasar Mekkah, khususnya di Ukadz. Alquran (al-Furqan: 7) menyebut
kebiasaan Muhammad menjelajahi pasar-pasar bukan bertujuan berbelanja,
melainkan menyimak dan mengamati seluruh kegiatan pasar yang berfungsi pula
sebagai "festival kebudayaan".
Dua jilid karya
Luis Syaikhu, Târîkh al-Nashrâniyah wa Adâbuhâ Bayna ’Arab al-Jâhiliyah
(Sejarah dan Sastra Arab Kristen di Era Arab Jahiliah) terbitan Dar al-Masyriq,
Lebanon, tahun 1989, menjelaskan peran nyata kaum cerdik pandai Kristen
terhadap kebudayaan Arab.
1.
Syaikhu menyebut peran Umayyah bin Abdillah bin Abi Shalat,
penyair Kristen era Jahiliah yang memiliki syair-syair keagamaan. Syair-syair
Umayyah telah mengenalkan nama-nama lain Allah yang disebut al-asmâ’ al-husnâ
(nama-nama terbaik).
2.
Demikian juga nama malaikat Jibril, Izrail, dan Israfil;
3.
tingkatan surga dan neraka;
4.
tujuh lapis langit dan bumi;
5.
asal-usul penciptaan alam;
6.
kisah Adam-Hawa dan dua anaknya;
7.
air bah Nuh;
8.
Yunus (Yunan) yang ditelan dan bisa hidup di perut ikan;
9.
serta kisah-kisah para nabi lainnya hingga kisah Ashabul Kahfi
yang masyhur di kalangan orang suci Kristen sebagai les Sept Dormants (Tujuh
Orang yang Tertidur) yang merujuk pada masa pertengahan abad ke-3 Masehi.
Demikian pula
dua kawasan yang menjadi tujuan utama kafilah niaga Kabilah Quraisy: Yaman dan
Syam. Keduanya merupakan pusat kekristenan. Yaman dikuasai oleh dinasti Kristen
Habsyah (Etiopia) yang mengikuti aliran monofisit-koptik, sedangkan Syam
diperintah oleh dinasti Ghassan yang mengikuti aliran monofisit-yakobis.
Muhammad telah mengunjungi dua kawasan itu ketika masih remaja bersama kafilah
pamannya, dan saat jadi buruh niaga Khadijah. Pusat kekristenan lain di al-Hira
diperintah oleh dinasti Kristen Lakhm yang mengikuti aliran monofisit-nestorian.
Khadijah Khadijah menurut
informasi sejarah adalah istri Muhammad yang berasal dari keluarga Kristen di
Mekkah (Bani Asad). Sumber sejarah Islam tak ada yang secara tegas menyebut
agama Khadijah sebelum Islam. Namun, ada fakta menarik mengenai keteguhan
Muhammad tetap setia monogami dan tidak menikah lagi, kecuali setelah Khadijah
wafat. Monogami dan perceraian atas dasar kematian adalah tradisi kekristenan
kuno yang berbeda dari tradisi poligami bangsa Arab.
Khadijah
berjuluk al-Thâhirah (Perempuan Suci). Ini simbol teologis. Perempuan terhormat
biasanya cukup disebut al-Syarîfah atau al-Karîmah. Perempuan suci dalam
Kristen disebut santa. Diakah Santa Khadijah?
Julukannya yang
lain Sayyidah Nisâ’ Quraisy (Puan dari Seluruh Perempuan Quraish) yang memperlihatkan
Khadijah sebagai "perempuan suci dan pilihan".
Gelar dan
pengakuan terhadap Khadijah ini bisa disamakan dengan pengakuan Alquran
terhadap Santa Maria, Bunda Yesus, dalam Surat Ali Imran Ayat 42 yang
menyatakannya sebagai "perempuan pilihan dan suci".
Khadijah bisa
dibilang "ibu" Muhammad karena perbedaan umur mereka yang terpaut 25
tahun. Dalam Ansâb al-Asyrâf (Nasab-nasab Orang Mulia) karya al-Baradzari,
Muhammad menikah pada usia hampir 21 tahun—merujuk pula pada kebiasaan pemuda
Arab waktu itu yang menikah pada umur 20 tahun—sedangkan Khadijah berusia 46
tahun. Menurut Bint Syathi’, penulis buku Nisâ’ al-Nabî (Istri-istri Nabi),
peran Khadijah sebagai istri sekaligus ibu bagi Muhammad tak hanya bersumber
dari perbedaan usia, tetapi juga tersebab Muhammad anak yatim piatu yang
kehilangan kasih sayang ibunya.
Bagi Khalil
Abdul Karim, penulis Fatrah Takwîn fi Hayâti al-Shâdiq al-Amîn (Periode Kreatif
dalam Kehidupan Muhammad) terbitan Dar Mishr al-Mahrusah, Cairo, tahun 2004,
Khadijah adalah "arsitek" kenabian yang dibantu oleh "komunitas
inteligensia Kristen". Mereka adalah Waraqah bin Naufal dan adiknya,
Qatilah, seorang rahibah, serta saudara sepupu mereka, Ustman bin al-Huwairits,
yang mengikuti aliran Kekristenan Bizantium (Melkitis) hingga diangkat menjadi
kardinal.
Khadijah
memiliki dua budak Kristen: Nashih yang jauh-jauh hari meminta tuannya menikah
dengan Muhammad, dan Maisarah yang bertugas mengamati Muhammad dalam perniagaan
ke Syam. Selain dengan anggota keluarganya, Khadijah juga membangun
korespondensi dengan beberapa pendeta: Adas di Taif, Buhaira di Bushra, Syam,
dan Sirgius di Mekkah. Buku Khalil tadi merujuk pada sumber-sumber primer Sîrah
Muhammad yang jarang disentuh, seperti Sîrah Ibn Ishaq, Ibn Sayyidi al-Nas,
al-Halabiyah, al-Syamiyah, Târîkh al-Thabari, dan al-Ya’qubi.
Khadijah dan
timnya telah mengamati Muhammad sejak lama. Dalam Sirah Ibn Katsir diriwayatkan
Khadijah sudah dikabari oleh Nashih, budaknya, dan Pendeta Buhaira di Syam
untuk menikah dengan Muhammad. Dikisahkan juga bahwa Qatilah telah menawarkan
diri kepada Abdullah, ayah Muhammad, untuk dijadikan istri karena Abdullah
memiliki "cahaya kenabian". Buhaira telah melihat Muhammad dua kali
sebelum penetapan kenabian. Informasi ini menunjukkan bahwa komunitas itu mengamati
keluarga Muhammad secara saksama.
Khadijah
mengangkat Muhammad sebagai buruhnya saat berusia 18 tahun agar bisa
mengamatinya dari dekat. Sebelum menikah, Muhammad telah melakukan dua
perjalanan niaga Khadijah ke Habsyah dan ke Syam. Niaga ke Habsyah hampir tidak
disebut dalam versi umum biografi Muhammad, tetapi kisah itu dituturkan oleh
sejarawan klasik, seperti al-Thabari, al-Suhayli, dan al-Maqrizi.
Sementara dalam
perniagaan ke Syam, Khadijah perlu menyertakan seorang hambanya bernama
Maisarah yang kenal baik dengan Pendeta Buhaira untuk mengamati gerak-gerik
Muhammad, khususnya pertemuannya dengan Buhaira.
Setelah yakin
bahwa Muhammad adalah sosok tepat dari beberapa pertimbangan (keluarganya yang
menjalankan prosedur kenabian, nasihat-nasihat anggota komunitasnya, serta
pengamatannya secara langsung), barulah Khadijah melamar Muhammad tak hanya
sebagai suami, tetapi lebih itu dari sebab—dalam kata-kata Khadijah
sendiri—"aku sangat ingin agar kamu (Muhammad) menjadi nabi bagi
umatmu."
Dalam proses pernikahan
mereka, tampak kegembiraan Abu Thalib dan antusiasme Waraqah dari pembacaan
khotbah nikah mewakili pihak keluarga Khadijah. Sedangkan wali
Khadijah—bapaknya, al-Khuwailid atau pamannya, Amru—tidak terlalu antusias
dengan pernikahan itu. Bagi mereka, Muhammad tetap dipandang sebagai anak yatim
yang berasal dari keluarga miskin. Adapun Khadijah dan Waraqah memiliki tujuan
lain dengan pernikahan itu.
Nubuat
Kenabian Pernikahan
Muhammad yang berasal dari keluarga al-hanîfiyah (Bani Hasyim) dengan Khadijah
yang berasal dari keluarga Kristen (Bani Asad) adalah koalisi kelompok
ketauhidan melawan kelompok pagan.
Dua komunitas
tersebut telah membangun suasana-suasana kenabian. Nubuat kenabian dari jalur
Abdul Muthalib telah dikabarkan jauh sebelum Muhammad lahir. Abdul Muthalib
dengan sadar telah mempraktikkan kembali semacam prosedur-prosedur kenabian.
Posisinya seperti Ibrahim yang memusuhi berhala dan menyembelih anaknya sebagai
kurban bagi Allah. Abdul Muthalib telah menyerukan ajaran Ibrahim itu dan bernazar
menyembelih putranya, Abdullah, ayah Muhammad.
Masa pernikahan
hingga pewahyuan yang terentang kira-kira 20 tahun—Muhammad menerima wahyu
berumur 40 tahun—adalah "tahun-tahun yang hilang" dari kehidupan
Muhammad yang disebut oleh Khalil Abdul Karim sebagai fatrah al-takwîn (periode
kreatif). Muhammad adalah seorang ummî (buta huruf), maka di masa-masa itulah
Khadijah, Waraqah, dan kaum cerdik pandai Kristen memiliki andil dalam
menyiapkan proses kenabian Muhammad. Di siang hari Muhammad menjelajahi
pasar-pasar di Mekkah yang membuatnya mengetahui segala kisah dan perkembangan
masyarakatnya. Di malam hari Muhammad akan menghabiskan waktu
berbincang-bincang dengan Khadijah.
Adalah hal
biasa bila Waraqah sering berkunjung untuk menceritakan hal-hal yang ia ketahui
dari kitab-kitab yang ia salin. Kita bisa membayangkan betapa marak
aktivitas-aktivitas dalam rumah Khadijah yang dipenuhi kaum intelektual yang
memiliki ambisi kenabian itu.
Khadijah
bersama Waraqah (KEDUANYA KRISTEN !) telah membimbing Muhammad menelusuri
tangga-tangga spiritualitas hingga mencapai puncak kenabian. Perkembangan
Muhammad diamati secara saksama oleh Khadijah, baik dengan mengantarnya ke Gua
Hira untuk menyendiri—tradisi yang telah dilaksanakan pengikut al-hanîfiyah
termasuk kakeknya, Abdul Muthalib—maupun ketika Muhammad mulai didatangi
"suara- suara" yang mengaku sebagai utusan Tuhan. Khadijah-lah yang
menguji kualitas "suara" itu apakah berasal dari malaikat atau setan.
Menurut Sîrah al- Halabiyah, dalam menguji suara itu Khadijah di bawah
bimbingan Waraqah, yang pakar masalah kenabian dan pewahyuan.
Tak hanya itu.
Ketika Muhammad memperoleh wahyu pertama, Khadijah yang memiliki inisiatif
mendatangi anggota kaum cerdik pandai itu satu per satu, dimulai dari Waraqah
dan Sirgius di Mekkah, Adas di Thaif, hingga Buhaira di Syam. Tujuannya tak
hanya meminta konfirmasi tentang kebenaran pewahyuan itu, tetapi juga
mengumumkan bahwa seorang nabi telah datang.
Jadi, kita bisa
melihat bahwa Muhammad bukanlah nabi yang datang dari dunia antah berantah.
Kepribadian dan pengetahuannya telah dibentuk oleh lingkungannya. Leluhurnya
dikenal menaati prosedur dan ajaran kenabian. Khadijah (KRISTEN) bersama
komunitas memiliki pengaruh yang tak bisa disanggah. Kenabian dan pewahyuan itu
adalah hasil dari eksperimentasi kolektif setelah melalui proses kreatif yang
sangat panjang.
MOHAMAD
GUNTUR ROMLI Aktivis Jaringan Islam Liberal SUMBER: KOMPAS, SABTU, 1 SEPTEMBER 2007
Gimana mau jiplak, orang isi ceritanya aja beda kok walaupun banyak tokoh yang sama.
ReplyDeleteContoh aja Tokoh Haman di Bible dgn Tokoh Haman di AlQuran. Masa iya Nabi Muhammad malah menaruh tokoh Haman di jaman yang tepat yaitu Jaman Firaun dan Musa, dmn ada bukti penemuan rosetta stone yang membuktikan bahwa Tokoh Haman benar2 ada. Sementara dalam Bible Tokoh Haman malah dijaman Diaspora di Persia yang ga ada bukti apa2. Penulis bible ketahuan salah menempatkan Haman karena ketuker yang harusnya jaman Firaun dan Musa, malah di jaman Diaspora.
Artikel Joshep Azzy ini ga ada kualitasnya...artikel kentut...Dia ga paham bagaimana dalam Kitab berbahasa Ibrani dikatakan bahwa Yesus adalah nabi...hanya karena ulah penulis Paulus maka yesus diangkat sebagai Tuhan...dan tahun 381 Masehi gereja menetapkan trinitas yag Alkitab sendiri tidak satu kata pun menyatakan....gebleg
ReplyDeleteluar biasa tulisannya, cuma kentut zat yang susah ngerti tulisan sejelas ini
ReplyDeleteMaksa banget 🤣🤣🤣 emang dlm gospel mu itu ada berisi ilmu pengetahuan dan science seperti Alqur'an??? Ngapain juga Alqur'an jiplak kitab dongeng🤣🤣🤣
ReplyDeleteMencerahkan....!!!👍👍👍
ReplyDeleteSEKALI LAGI SEJARAH SDH TERCATAT TURUN TEMURUN DAN TDK BISA DIBOHONGI , HNY MULUT YG BISA BERBOHONG
ReplyDelete