Faisal Basri berada di Rumah Independen, Rabu (11/7/2012) saat memantau hasil hitung cepat Pilkada DKI. |
JAKARTA, KOMPAS.com - Dua calon perseorangan yang mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012 memang tersingkir pada putaran pertama.
Namun calon perseorangan melalui pasangan Faisal Basri-Biem Benyamin tidak kehilangan taringnya karena mampu mengungguli pasang dari jalur partai yaitu Alex Noerdin-Nono Sampono.
Calon gubernur independen, Faisal Basri, mengaku senang dengan hasil tersebut. Meski tidak lolos pada putaran pertama ini, Faisal tak berkecil hati terlebih lagi perolehan suaranya melalui hitung cepat di berbagai lembaga survei mampu menandingi calon dari jalur partai.
"Dapat mengalahkan saingan yang didukung Golkar dan 17 partai, ini tidak mudah. Kami tentu bersyukur. Semoga dengan ini, partai dapat memperbaiki diri," kata Faisal, ketika dihubungi, Rabu (11/7/2012).
Ia memiliki keyakinan bahwa program yang ditawarkannya pada masyarakat Jakarta baik. Namun kemampuan yang dimiliki oleh dirinya bersama rekan-rekannya terbatas.
"Saya punya keyakinan apa yang kami tawarkan baik. Tapi kemampuan kami terbatas," ungkap Faisal.
Ia menuturkan bahwa selama hampir satu tahun, timnya bekerja keras mengumpulkan lebih dari 600.000 KTP sebagai tanda dukungan yang wajib disertakan saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta.
Begitu pula untuk masalah dana, sebagai calon independen hanya mengandalkan sumbangan donatur baik dari perseorangan maupun perusahaan.
"Untuk masalah dana, kami kedodoran. Tidak seperti partai yang bisa keluar banyak," jelas Faisal.
Ia menuturkan bahwa ada kendala perundang-undangan dalam Pilkada di Indonesia yang berkaitan dengan pencalonan dari jalur perseorangan. Namun ia mengatakan bahwa hal ini bukan menjadi suatu alasan untuk menyerah jika ingin melakukan perubahan yang lebih baik.
"Kendala perundang-undangan itu memang sulit. Tapi jangan jadikan alasan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment