REPUBLIKA.CO.ID, Eksekusi yang dilakukan otoritas Afghanistan terhadap seorang perempuan menimbulkan kecaman dunia internasional. Bagaimana tidak, eksekusi terhadap perempuan yang berusia 22 tahun tersebut dilakukan di depan publik.
Kabarnya, sang perempuan dituduh telah melakukan zina. Para pria Afghanistan menyaksikan eksekusi tersebut, yang berkisar 150 orang terlihat bersorak-sorak. Eksekusi keji tersebut terekam dalam sebuah video.
Dalam video yang berdurasi tiga-menit itu, seorang pria mendekati si wanita, yang berlutut di tanah, dan menembaknya lima kali dalam jarak dekat dengan sebuah senapan otomatis.
Menurut pihak berwenang setempat, wanita tersebut adalah istri dari seorang anggota senior Taliban dan dituduh melakukan perzinahan dengan seorang komandan Taliban lainnya, apakah itu melalui hubungan percintaan atau perkosaan.
Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, menilai eksekusi itu menunjukkan, Australia perlu untuk terus menempatkan tentara di Afghanistan. Ia mengatakan, insiden tersebut juga merupakan konfirmasi paling dramatis dari barbarisme Taliban serta pandangannya tentang dunia.
"Ini menegaskan bahwa Australia perlu untuk terus mendukung warga Afghan yang beradab, yang menginginkan suatu negara berdaulat dan perlindungan bagi hak-hak kaum wanita dan anak-anak perempuan," tuturnya.
Jurubicara oposisi bidang luar negeri, Julie Bishop, mengatakan, rekaman video itu mengerikan. "Eksekusi ini merupakan bukti lebih jauh bahwa ekstrimisme masih merupakan ancaman bagi masyarakat Afghan dan bagi dunia sebagaimana kita saksikan di masa lalu ketika Taliban berkuasa di Afghanistan," bebernya.
Gubernur provinsi Parwan, Basir Salangi, mengatakan sedang dilakukan pengejaran untuk menangkap orang-orang yang terlibat eksekusi itu. "Kami sudah mengirim satuan polisi ke daerah itu," katanya.
Kabarnya, sang perempuan dituduh telah melakukan zina. Para pria Afghanistan menyaksikan eksekusi tersebut, yang berkisar 150 orang terlihat bersorak-sorak. Eksekusi keji tersebut terekam dalam sebuah video.
Dalam video yang berdurasi tiga-menit itu, seorang pria mendekati si wanita, yang berlutut di tanah, dan menembaknya lima kali dalam jarak dekat dengan sebuah senapan otomatis.
Menurut pihak berwenang setempat, wanita tersebut adalah istri dari seorang anggota senior Taliban dan dituduh melakukan perzinahan dengan seorang komandan Taliban lainnya, apakah itu melalui hubungan percintaan atau perkosaan.
Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, menilai eksekusi itu menunjukkan, Australia perlu untuk terus menempatkan tentara di Afghanistan. Ia mengatakan, insiden tersebut juga merupakan konfirmasi paling dramatis dari barbarisme Taliban serta pandangannya tentang dunia.
"Ini menegaskan bahwa Australia perlu untuk terus mendukung warga Afghan yang beradab, yang menginginkan suatu negara berdaulat dan perlindungan bagi hak-hak kaum wanita dan anak-anak perempuan," tuturnya.
Jurubicara oposisi bidang luar negeri, Julie Bishop, mengatakan, rekaman video itu mengerikan. "Eksekusi ini merupakan bukti lebih jauh bahwa ekstrimisme masih merupakan ancaman bagi masyarakat Afghan dan bagi dunia sebagaimana kita saksikan di masa lalu ketika Taliban berkuasa di Afghanistan," bebernya.
Gubernur provinsi Parwan, Basir Salangi, mengatakan sedang dilakukan pengejaran untuk menangkap orang-orang yang terlibat eksekusi itu. "Kami sudah mengirim satuan polisi ke daerah itu," katanya.
"Mereka sedang mencari Taliban yang bertanggung-jawab, tapi Taliban, termasuk pembunuhnya, sudah lari ke gunung," ujarnya lagi.
Rekaman video itu muncul setelah para donor internasional, pada konferensi di Jepang, setuju untuk memberi bantuan 16 miliar dolar kepada Afghanistan selama empat tahun. Australia akan menyumbang satu miliar dolar selama empat tahun.
Rekaman video itu muncul setelah para donor internasional, pada konferensi di Jepang, setuju untuk memberi bantuan 16 miliar dolar kepada Afghanistan selama empat tahun. Australia akan menyumbang satu miliar dolar selama empat tahun.
Makasih agan
ReplyDelete