Wednesday, February 1, 2012

kisah Amal al Sadah: remaja ceria yang rela jadi istri kelima Osama

Kisah Amal al Sadah (2): Remaja Ceria yang Rela Jadi Istri Kelima Osama
Amal al Sadah (kanan)
Kisah Amal al Sadah (1): Osama bin Laden Bacakan Puisi Saat Menikahinya
Jumat, 06 Mei 2011 17:54 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, ABBOTTABAD - Waktu menunjukkan pukul 01.00 ketika anggota US Navy SEAL satu persatu merangsek masuk ke rumah persembunyian Osama bin Laden. Setelah melumpuhkan penjaga satu persatu, mereka naik ke lantai tiga rumah itu.

Segera setelah pintu terbuka, mereka melihat buronan teroris nomor wahid di dunia itu tengah bersama perempuan muda, belakangan diketahui bernama Amal al Sadah, istri terakhirnya. Melihat bahaya mengancam suaminya, ia berlari melindungi suaminya. Ia tertembak di kakinya.

Sesaat kemudian, dorr..dorr..peluru menembus kepala dan dada Osama. Dia ditembak di depannya, dan anak perempuan hasil perkawinannya dengan pimpinan Al-Qaeda itu.

Siapa Amal al Sadah, hanya sedikit orang yang tahu. HarianDaily Mail yang terbit di Inggris menyebut, dia adalah istri kesayangan bin Laden. Nama aslinya diketahui dari paspor yang ditemukan berbarengan penggrebekan suaminya.

Berdasar informasi yang dikumpulkan Daily Mail, Amal baru berusia 18 tahun saat dinikahi bin Laden di Afghanistan, setahun sebelum serangan 11 September 2001. Pernikahannya pada awalnya disebut-sebut bernuansa politis: untuk menyatukan jaringan teroris Afghanistan dengan Timur Tengah.

Namun, beberapa media menepis sinyalemen itu. Osama dikabarkan memang mencintai Amal. Pria yang saat itu mulai diburu AS ini bahkan membacakan sebuah puisi di hari pernikahan dan senapan otomatis ditembakkan untuk mengekspresikan kegembiraannya, CNN melaporkan.

Amal  memiliki tiga anak dari perkawinannya itu. Anak pertamanya, seorang perempuan, ikut menyaksikan kematian ayahnya.

Kisah Amal al Sadah (2): Remaja Ceria yang Rela Jadi Istri Kelima Osama
Jumat, 06 Mei 2011 19:32 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, ABBOTTABAD - Amal al Sadah berasal dari Yaman. Seorang pejabat Yaman menyatakan, ayahnya  menerima tunai sebesar 5.000 dolar AS, seperti adat Arab, setelah pernikahannya. Dia juga mengatakan  "bangga" untuk melakukannya, menurut laporan tersebut.

Pada awalnya, Amal tumbuh sebagai seorang remaja seperti kebanyakan gadis seusianya. Hanya saja, ia sangat tertarik pada ideologi Islam ekstrim, tulis AP.

Itu sebabnya, ia mengagguk ketika dipinang bin Laden. Amal sebenarnya adalah istri kelima, karena suaminya baru saja menceraikan salah satu dari empat istri sebelumnya. tak jelas apakah Osama menceraikan satu dari empat istri terdahulunya demi menikahinya, atau karena sebab lain.

Setelah menikah, dia dikabarkan menjadi istri kesayangan bin Laden. "Dia cukup muda untuk tidak merasa cemburu terhadap istri-istri lain dan sangat patuh," tulis  Daily Mail.

Mereka dapat dengan mudah berkomunikasi satu sama lain karena keduanya menggunakan dialek Arab yang sama -- Arab Saudi adalah negara asal bin Laden. Setelah serangan 11 September 2001, ia pernah dipulangkan ke Yaman. Namun atas kemauan sendiri, ia kembali menyusul suaminya ke persembunyiannya.

Kisah Amal al Sadah (3): Remaja Ceria yang Rela Jadi Istri Kelima Osama

REPUBLIKA.CO.ID, ABBOTTABAD - Ayahnya dikabarkan sangat bangga ketika anak perempuannya disunting Osama bin Laden. Sejak pernikahan yang terjadi tahun 2000, Amal al Sadah selalu mendampingi kemanapun Osama pergi. 

Bin Laden tidak meninggalkan ruangan tempat ia ditembak selama lima tahun terakhir. Amal, melakukan hal yang sama. Dia mengatakan kepada para penyelidik Pakistan, mereka telah tinggal di kompleks itu sejak tahun 2005.

Bin Laden pernah  mengirimnya pulang ke Yaman demi keselamatannya sendiri. Tapi entah kenapa dia kembali meski di bawah pengawasan.

"Amal menghormati dan mematuhi suaminya yang lebih tua dari ayahnya sendiri," tulis MSNBC. "Meskipun dia harus menjalani hidup keras bersembunyi di gua-gua gelap, dia tidak peduli dan sungguh-sungguh mengikuti dan menghormati suaminya." 

Pakistan mengatakan bahwa Al Sadah akan dikirim kembali ke Yaman setelah ia  pulih. Langkah ini akan mencegah AS dari menginterogasinya tentang awal mula keberadaan bin Laden di Pakistan. Kabar yang beredar, Dinas Intelijen Pakistan (ISI)  tidak ingin rincian hubungan antara Pakistan dan Al Qaeda terbongkar dari mulutnya.
Kisah Amal al Sadah (4): Jalan Panjang "Meraih" Hati bin Laden
Sabtu, 07 Mei 2011 10:40 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, ABBOTTABAD - Amal al Sadah kini masih terbaring di rumah sakit di Islamabad akibat luka tembak saat melindungi suaminya, Osama bin Laden. Wanita yang kini berusia 27 tahun itu sedianya akan memperingati 10 tahun perkawinannya dengan pimpinan Al-Qaeda itu. Ia menikah di usia 18 tahun, namun beberapa versi menyebut 17 tahun.

Internasional Channel Watch News mengatakan pernikahannya dengan Bin Laden disusun oleh seorang pemimpin terkemuka Al Qaeda di Yaman bernama Sheikh Mohammed Saeed Rashed Ismail. Ismail, yang saudaranya berada dalam tahanan AS di Guantanamo Bay, dilaporkan mengatakan pada tahun 2008 bahwa Amal adalah salah satu muridnya.

"Saya seorang mak comblang (perkawinan) Osama dengan istrinya, Amal al Sadah, yang merupakan salah satu mahasiswa saya," dia telah dilaporkan kepada  Yaman Post.

Ismali memusatkan perhatian pada Amal, yang berasal dari sebuah kota  di Yaman barat daya. Menurut laporan Sunday Times tahun lalu, Amal adalah putri seorang pegawai negeri. "Datang dari keluarga sederhana Yaman, ia bisa hidup dengan kehidupan keras di gua-gua pegunungan dan menjadi seseorang yang sangat cekatan," ujarnya.

Saat Ismail menyatakan akan menjodohkannya dengan bin Laden, dia tak keberatan. Pun ketika diberi tahu Osama umurnya lebih tua bahkan dari ayahnya. "Dia  tidak keberatan, dan benar-benar percaya bahwa menjadi seorang istri yang berbakti dan patuh kepada suaminya akan mengantarkannya pada suatu tempat di surga," kata Ismail, seperti dikutip The Times.

Tugas meyakinkan orang tua Amal bahwa Bin Laden adalah seorang pengantin pria yang cocok juga dijalankan Ismail. Dia mengatakan kepada orang tua Amal bahwa Bin Laden sedang mencari seorang istri dan  memilih anak mereka. Ia menyatakan tentang bin Laden kepada orang tua Amal bahwa, "Dia terkenal dan dikenal karena kerendahan hatiannya, agama, keyakinan yang kuat, kemurahan hati dan kebaikannya. Ia akan menjadi suami yang baik bagi anak Anda."

Gadis remaja, yang Ismail sebut sangat religius itu, dibawa keluar dari Yaman dan dibawa ke Pakistan. Dia tinggal beberapa hari di sebuah guest house di Karachi sebelum dibawa ke Quetta dan dari sana ke Kandahar di Afghanistan di mana bin Laden ditempatkan 11 tahun yang lalu. Osama berusia 43 tahun ketika ia menikahinya.

Upacara pernikahan dilakukan oleh Mustafa Abu al-Yazid, kepala pejabat keuangan Al-Qaeda. Di kalangan mereka, ia lebih dikenal sebagai Sheikh Saeed al-Masri, kata laporan Times.

Ismail mengatakan Amal  penjelasan singkat tentang kehidupan  setelah dia menikahi Bin Laden. Dia  mengatakan bahwa Laden telah meninggalkan harta dan kekayaan untuk jihad dan bahwa ia kadang-kadang tinggal di gua-gua, demi menyelamatkan hidupnya.

Laporan itu mengatakan bahwa  Bin Laden memberikan mahar sebesar  5.000 dolar AS untuk keluarga pengantin. Pernikahan itu tidak dihadiri oleh Amal sendiri, sesuai dengan tradisi Suni.
Redaktur: Siwi Tri Puji B



Bagaimana Nasib Amal, Janda Osama bin Laden?

Di sebuah kota kecil nan sepi di selatan Yaman, sebelas tahun lalu, seorang perawan muda dipersunting. Ia lantas dibawa ke Pakistan lalu ke Kandahar, di selatan Afghanistan. Sebuah perjalanan yang akan mengubah hidupnya.


Nama gadis itu: Amal al-Sadah. Setahun sebelum penyerangan 11 September 2001, ia resmi menjadi istri kelima Osama Bin Laden, pria yang diyakini ada di balik serangan teror yang menyebabkan ribuan orang tewas. Ia baru berusia 18 tahun, Osama 43. 

Adalah Sheikh Rashed Mohammed Saeed Ismail, tokoh Al Qaeda di Yaman yang mengaku jadimak comblang pernikahan itu. "Saya yang mengatur perjodohan Amal al-Sadah. Dia muridku," demikian pengakuan Ismail kepadaYemen Post tahun 2008 silam.  Ia mengaku menyertai perjalanan sang pengantin perempuan ke Afghanistan pada Juli 2000.

Mengapa Amal al-Sadah yang dipilih? Ismail mengaku punya alasan kuat. "Meski usianya sangat muda, ia sangat religius. Gadis itu juga meyakini hal yang sama dengan Bin Laden," kata dia, meski ada dugaan kuat Amal al-Sadah disodorkan untuk memperkuat aliansi -- menopang dukungan bagi Bin Laden di tanah leluhurnya. 

Kala itu, pengawal pribadi Osama, Abu Jandal, diutus untuk mengirim mahar. "Syeik memberikan uang US$5.000 dan meminta saya mengirimkannya ke seseorang di Yaman. Orang itulah yang menyerahkan mas kawin itu ke keluarga sang gadis," kata Abu Jandal seperti dimuat al Quds al Arabi tahun 2005 lalu. 

Pesta pernikahan diselenggarakan tanpa sang mempelai perempuan. Diwarnai lantunan puisi, nyanyian, masakan daging domba segar yang baru disembelih, dan nasi yang melimpah. "Suka cita dan musik bercampur dengan tembakan senapan ke udara," kata Abu Jandal seperti dimuat The Sunday Times.

Setahun kemudian, Amal al-Sadah melahirkan anak perempuan pertamanya di Kandahar, hanya selang beberapa hari setelah serangan 9/11. Namanya, Safiyah. Ia kemungkinan besar adalah anak perempuan yang disebut-sebut aparat Pakistan -- menyaksikan Osama ditembak mati dalam penyerbuan pasukan US Navy SEAL di Pakistan.

Kini pasca tewasnya Osama, nasib  Amal al-Sadah terkatung-katung. Ia berada di tengah perseteruan diplomatik AS-Pakistan. Sebelumnya, Pakistan tak memberi izin penyidik AS untuk menginterogasinya. 

Saat penyerbuan terjadi, Amal al-Sadah yang berusia 27 tahun mencoba melindungi suaminya. Ia tertembak di bagian kaki dan harus menjalani perawatan di rumah sakit militer di Rawalpindi.

Pakistan berencana mengirim al Sadah ke Yaman jika ia telah pulih. Ini jelas akan menghalangi upaya AS mendapatkan informasi rinci kegiatan Osama selama di Pakistan.


No comments:

Post a Comment