“Injil sudah tidak berlaku lagi, karena zamannya sudah selesai dan juga isi dari Injil telah disempurnakan oleh Al-Quran.”
Ungkapan di atas sudah tidak asing lagi di telinga, khususnya
bagi pengikut Isa Al-Masih. Itulah ungkapan yang sering dilontarkan oleh umat
Muslim sebagai bentuk penolakan mereka terhadap Injil.
Benarkah ajaran Isa Al-Masih yang terdapat dalam Injil telah
disempurnakan dengan ajaran Muhammad yang terdapat dalam Al-Quran sehingga
Injil tidak berlaku lagi?
Al-Quran Sangat Mendukung Isi
Injil
Tidak dapat diketahui dengan jelas apa yang menjadi alasan umat
Muslim mengklaim bahwa ajaran Injil telah disempurnakan oleh Al-Quran. Tidak
ada bukti-bukti sejarah yang membenarkan pernyataan tersebut.
Dalam Al-Quran sendiri, terdapat cukup banyak ayat yang mengakui
bahwa Injil adalah benar firman Allah yang harus diterima oleh umat Muslim,
diantaranya: “Dan Kami
iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Qs 5:46)
Ayat di atas menjelaskan dalam Injil terdapat petunjuk dan
cahaya bagi orang-orang yang bertakwa. Benarkah petunjuk dan cahaya dari Allah
sudah tidak bermanfaat lagi bagi manusia?
Ayat lain berkata, “Maka
jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan
kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum
kamu...” (Qs 10:94
Jelas, kedua ayat di atas merupakan bukti bahwa Injil tidak ada
batas waktu berlaku. Dengan kata lain, Al-Quran mengakui Injil tidak pernah
kedaluwarsa.
Membandingkan Ajaran Muhammad dan Ajaran Isa Al-Masih
Allah menciptakan manusia dengan sempurna, dilengkapi dengan
akal dan pikiran yang dapat digunakan untuk meneliti tentang hal-hal kebenaran.
Termasuk kebenaran yang terdapat dalam kitab suci.
Di bawah ini adalah beberapa ajaran Muhammad dan Isa Al-Masih yang
penulis coba bandingkan. Di mana hal tersebut merupakan alasan mengapa pengikut
Isa Al-Masih tidak percaya Al-Quran menyempurnakan Injil
Derajat Laki-laki dan Perempuan
Injil berkata, wanita dan pria mempunyai derajat yang sama.
Wanita bukanlah obyek seks. Baik pria maupun wanita harus sama-sama menjaga
supaya tidak jatuh dalam dosa seks (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).
Al-Quran berpendapat lain, wanita merupakan objek seks, sehingga
mereka harus bisa menjaga kehormatannya sendiri. Itu adalah tanggung-jawabnya,
bukan tanggung-jawab pria. Dan bukan pula tanggung-jawab bersama (pria dan
wanita) (Qs 33:59)
Perkawinan dan Perceraian
Mengenai perkawinan, Isa Al-Masih mengajarkan setiap suami harus
mengasihi isterinya (Injil, Surat Efesus 5:25). Isa Al-Masih melarang
perceraian (Injil, Rasul Matius 19:9).
Muhammad sendiri mengajarkan seorang suami dapat memiliki isteri
sampai empat sekaligus (Qs 4:3). Seorang suami juga diberi hak untuk mengganti
isterinya dengan isteri yang lain. Dengan kata lain, Muhammad memperbolehkan
perceraian (Qs 4:20)
Sikap Terhadap Musuh
Isa Al-Masih selalu mengajarkan kasih kepada pengikut-Nya,
termasuk untuk mengasihi musuh dan berbuat baik kepada mereka (Injil, Lukas
6:35). Sedangkan Muhammad mengajarkan untuk jangan berhati lemah dalam mengejar
musuh (Qs 4:104)
Kesimpulan – Kitab Mana Lebih Sempurna?
Bila Isa Al-Masih melihat derajat wanita dan pria adalah sama,
berbeda dengan Muhammad yang melihat bahwa derajat wanita di bawah pria.
Bila Isa Al-Masih mengajarkan monogami dan melarang perceraian,
sebaliknya Muhammad mengajarkan poligami dan menghalalkan perceraian.
Bila Isa Al-Masih mengajarkan untuk selalu mengasihi, justru
Muhammad memberikan pengajaran sebaliknya.
Seorang nabi yang datang tentulah tujuannya untuk mengubah
keadaan yang jahat dan mereformasi (mengubah) masyarakat. Bila melihat beberapa
uraian di atas, masih dapatkah dikatakan bahwa Al-Quran telah menyempurnakan
Injil? Jelas, dalam tiga
pokok dasar di atas, Injil jauh melebihi Al-Quran.
Parah banget ini namanya main potong ayat. Penulis memotong terjemahan ayat menjadi “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu...” (Qs 10:94)
ReplyDeletepadahal aslinya "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu.". Sungguh picik penulis sengaja memotong ayat ini agar kelihatan Nabi Muhammad SAW bergantung pada kitab sebelumnya.
@ wild One :
DeleteTong! Apakah Muhammad menjalankan perintah seperti yg diayat Quran tsb ato tidak?
Logikanya, jika Allah berfirman sesuai ayat tsb, maka seharusnya isi dari Quran itu sama dengan kitab2 sebelumnya!
Muslim seringkali berkoar bahwa kitab sebelum Quran telah dipalsukan.
Hal tersebut kontradiksi dengan perintah Allah yaitu bertanya kpd orang2 yg memiliki kitab kebenaran sebelum Quran!
FAKTA:
- dari ayat Quran tersebut, sangat jelas bahwa Allah tidak tahu dan tidak mengerti jika isi dari Quran berbeda dengan Kitab sebelum Quran.
Sungguh suatu Blunder yg luar biasa...!!!!
Bagaimana bisa ayat tsb diturunkan, tetapi muhammad dan Muslim menyangkal.
Bukankah itu suatu pelanggaran krn tdk mematuhi perintah Allah?
INTINYA adalah yahudi ! sbg suku bangsa paling tua di dunia SEKALIGUS sbg agama samawi pioner, lalu kristen (katolik, ortodk, protestan, koptik, dll) terakhir islam, tradisi & syariah YAHUDI mau tdk mau, suka tdk suka mewarnai agama setelahnya ! KAlO YESUS sudah menghapusnya lewat hukum cinta kasihNYA, SEDANGKAN ISLAM masih melestarikannya, antara :
ReplyDelete-. wajib sunat fisik lelaki baliq,
-. wajib berpenutup kepala saat ibadah,
-. menghalal-haramkan makanan jasmnai, wanita wajib berkerudung diluar rumah (islam memodifikasinya menjadi jilbab, hijab),
-. menghadap tuhan hanya boleh waktu-waktu tertentu (yahudi 7 waktu, islam 5),
-. yahudi berdoa ke hadirat tuhan adalah tembok ratapan, islam menghadap tuhan ke kabah - padahal tuhan ada dimana2,
-. berpuasa lahiriah (fisik lapar tapi bathin kenyang main gadget, cuci mata dengan alasan NGABUBURIT/nunggu waktu berbuka),
-. masih berkurban bakar atau sembilihan saat idul adha,
-. mengutamakan hal lahiriah terutama ttg kesucian (buktinya cetakan al qur'an tak boleh dibawa ke toilet, terlangkahi, jatuh ke tanah, dipegang wanita haid/ tangan kiri, ada istilah batas suci FISIK di mesjid),
-. memelihara janggut, jambang.
-. firman & hadist direkayasa demi menguntungkan pemuka agama), makin byk jamaah/massa bisa ditukar saat pemilu/pilkada & menguatkan posisi sosial.
ITULAH YAHUDI dan islam melestarikannya.