Pertanyaan dari: Shaykh ‘Abdul Rahman ‘Abdul Khaliq
Dijawab oleh: Hamba Tuhan Ex-Muslim
Pertanyaan: Muhammad itu buta-huruf (ummi) tak bisa baca atau
menulis, kok bisa menghasilkan kesaksian Quran tentang kejadian-kejadian detail
terdahulu persis seperti kisah yang dituangkan kdalam Kitab-kitab Taurat dan
Injil?
[NB.
Para Ulama lain menambahkan lebih jauh: Rasullulah menyampaikan dakwah di
Mekkah selama kurang lebih 13 tahun. Buta huruf. Dalam waktu tersebut, tidak
ditemukan bukti sejarah bahwa Muhammad saw pernah melakukan kontak dengan
orang-orang Yahudi. Tapi bagaimana mungkin beliau mengetahui kisah2 Kitab-Suci
orang Yahudi melebihi semua orang Yahudi?].
EX-MUSLIM
MENJAWAB:
Induk Kalimatnya boleh betul, namun seluruh Anak Kalimatnya salah kaprah! Agaknya tidak ada
Muslim yang sungguh-sungguh mempelajari Alkitab untuk dibandingkan dengan
kisah-kisah yang relevan di Quran, termasuk Shaykh ‘Abdul Rahman ‘Abdul Khaliq,
penulis artikel sensasional yang ditujukan kepada seluruh pembaca dunia dengan
over-confident: “12 Bukti Muhammad Itu Nabi Sejati” Dan bukti
pertama dari ke-12 butirnya adalah, Muhammad itu buta-huruf, namun dari mana
dia mengetahui dengan persis dan detail kejadian-kejadian yang diungkapkan
dalam kitab suci Taurat dan Injil?
Dari mana dia mengetahui
dengan persis? Tanpa riset dengan seksama, Muslim ramai-ramai menyimpulkan
secara gampang bahwa itu hanya bisa datang dari Allah! Sayangnya, teman-teman
Muslim secara berjamaah hanya take it for granted! Hampir tak ada
Muslim yang membaca setiap kitab Nabi-nabi dan Rasul yang ada dalam Alkitab,
total ada 66 kitab (39 diantaranya dalam kitab Perjanjian Lama), melainkan
hanya membaca 1 Kitab Quran yang dianggap telah mewakili semuanya. Ini adalah kesalahan
terusan yang sama dilakukan Muhammad yang juga tidak pernah baca Alkitab,
namun memperlakukan dirinya seolah tahu semua isi Alkitab. Padahal apa yang
diketahui Muhammad hanyalah hasil “dengar-dengaran” – dan
bukan penelitian tekstual-- terhadap kisah-kisah Taurat dan Injil, karena pada
dasarnya ia itu seorang ummi (buta aksara). Namun Muslim telah terlanjur
mengumbarkan keyakinannya, “Wahyu (Quran) telah menceritakan persis apa yang
ada dalam Alkitab”!
Muslim tidak sadar bahwa
anggapan kemiripan (Quran dengan Alkitab) seperti begitulah yang bisa gampang
(dan memang sudah) menyesatkan umat. Tapi jangan kaget, sebenar-benarnyalah tidak
ada satupun kisah keduanya yang sama seutuhnya (!) kecuali hanya
“kesamaan-semu” belaka! Itu hasil dengar-dengaran yang dangkal,
acak, dan tanpa konteks yang dicuplik sana-sini oleh Muhammad, yang akan kita
bukakan dengan sangat mudah. Maka tentu saja buah dengar-dengaran ini tidak
bisa dijejerkan dengan kisah asli Taurat dan Injil yang ditandai dengan
konteksnya dan kedalaman teologis-nya! Sebegitu beda keduanya sehingga kita bukan
lagi menyebutkan “Qur’an misrepresents Christianity”, tetapi “Quran
present NOTHING correctly about Christanity”!
Tidak percaya?
Mari, jejerkanlah kisah
dari kedua Kitab itu ---
mulai dari kisah Penciptaan jagat raya, Adam dan Hawa, Kain dan Abel, Nabi
Nuh, Abraham, Musa- Harun- Firaun, Daud hingga kepada kisah Zakaria, Nabi
Yohanes (Yahya), Maria, Yesus dst…
Dan anda akan menemukan perbedaan keduanya yang membelalakkan mata, seperti siang
terhadap malam! Ulama-ulama Islam – termasuk Shaykh ‘Abdul Rahman ’Abdul
Khaliq-- sungguh telah terlalu berani, gegabah, sembarangan, dan boros
mengklaim kesamaan Taurat-Injil (Alkitab) dengan Al-Quran hanya dari percikan
trailer kulit luarnya, tetapi tidak pernah (berani) membuktikannya secara
substansif…
EMPAT CONTOH BUKTI, DIRINGKAS:
(1). Kisah Adam
Adam Quran misalnya dikatakan hidup disurga bersama istrinya
(2:35). Adam minta ampun kepada Allah swt atas kealpaannya (lupa
terhadap larangan Allah, bukan dosa hakiki) dan mendapatkan
pengampunan dari Allah (2:37). Akan tetapi sebelum diampuni, Adam dan
istrinya sudah diusir keluar dari surga oleh SETAN, disusul perintah
Allah yang juga mengusir dan menghukumnya: “Lalu keduanya digelincirkan oleh
syaitan dari surga dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman:
“Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain…” (QS.2:36, juga
pengusiran oleh setan dalam 7:27).
Adam diturunkan oleh setan lalu oleh Allah, lalu diampuni? Sungguh
surga yang kacau balau dibenaknya Muhammad!
NB. Lihat betapa hasil dengar-dengaran ini berakibat pada banyak
kontradiksi teologis yang telah menggerogoti kredibilitas Quran sendiri! Kok
melanggar perintah satu-satunya dari Allah itu dikategorikan sebagai “lupa/alpa/dosa
kecil”? Kok sudah minta ampun dan diampuni Allah, namun Adam dan istri masih
tetap diusir dari sorga? Kok yang mengusirnya adalah setan menyusul Allah? Kok
Setan yang sudah diusir Allah sebelumnya dari surga bisa kembali berkeliaran di
surga (7:18 ff) dan berwenang mengusir Adam? Dan Allah ikut saja? Kok Adam dan
istrinya yang bertubuh jasad (ciptaan dari tanah dunia) bisa tinggal dialam
sorga yang spiritual? Dan kok bisa langsung ditempatkan kebumi tanpa diubah
anatomi/fisiologi tubuhnya? Dll… Apa itu surga Islam jadinya?
Bahkan
Hadist Muhammad mengatakan Adam dikeluarkan dari surga dan masuk kedunia dan
jatuh ke Mekah! Namun tak ada referensi apapun dari dunia sebelumnya, kecuali
bualan Muhammad SEORANG diabad ke-7.
Sebaliknya Alkitab
secara lurus berkata bahwa Adam diciptakan dari tanah dunia ini, tidak
tinggal di sorga melainkan ditempatkan Tuhan di Taman Eden (bagian dari
dunia). Adam melakukan dosa terbesar karena sengaja (bukan lupa/ sekedar alpa)
melakukan satu-satunya jenis dosa yang bisa dilanggar. Dia tidak minta ampun,
melainkan malah menyalahkan Hawa, dan Hawa menyalahkan si Ular, sehingga Tuhan
harus menghukum mereka dan mengusirnya dari Taman, dan Adam dan
keturunannya kini harus hidup dalam alam-dunia berbeda yang keseluruhan
dimensinya terimbas kena kutukan dosa (kesusahan, kesakitan, dengan
berpeluh dan susah payah cari rejeki, semak duri dan mati jadi debu (Kej.
ps.3); bukan pernyataan dangkal Muhammad: “sebagian kamu menjadi musuh bagi
yang lain”, seperti yang dikatakan Muhammad (QS.2:36).
(2). Kisah Musa
Al-Qur’an
menjelaskan kisah Nabi Musa luar biasa detail dan banyaknya sedemikian sehingga
Muslim menganggap Muhammad hebat tak terkira. Tapi adakah Muslim yang tahu
bahwa itu dikisahkan Muhammad secara bertebaran dan sekeping-sekeping dan
banyak yang diulang-ulang lewat rentang waktu yang sangat panjang? Nama
Musa telah disebutkan Muhammad sedikitnya dalam 149 ayat Quran, dan kisahnya di
Mesir tersebar dalam 47 Surat Al-Qur’an, disepanjang 23 tahun
kenabiannya (karena kisahnya masih muncul pada Surat2 Medinah terakhir hidupnya
Muhammad, seperti Surat 2, 5, 7, 9). Artinya rata-rata HANYA dua
Surat atau 3-4 Ayat tentang Musa dalam setahun yang Muhammad pelajari dari
hasil dengar-dengarannya!!! Itu pasti bukan sebuah prestasi, apalagi
sebuah mukjizat Ilahi yang tidak tertandingi! Apalagi hasil dengar-dengarannya
terbukti mengandung begitu banyak kesalahan dan aneh-aneh konyol diluar akal!
Kesalahan dan aneh-aneh yang khas tipikal bagi sipelaku “nyontek-nguping”
dongengan lepas sepotong-sepotong.
CONTOH: (A). Muhammad
salah catat sosok: Istri atau Putri Firaun?
Muhammad mengatakan bahwa si-pemungut bayi Musa adalah istri Firaun
(28:9) padahal Musa mengatakan Putri Firaun-lah yang memungut dan membesarkan
dirinya. Ini dikisahkan oleh Musa sendiri dalam TauratNya (Keluaran ps.2), yang
disaksikan oleh Miryam (kakak Musa) yang berurusan langsung dengan Putri
Firaun. Dan kisah ini tidak tercemar oleh kepentingan politik apapun, melainkan
selalu diterima apa adanya oleh semua nabi-nabi Tuhan sejak dahulu, bahkan
sampai kepada murid-murid Yesus (Kisah Rasul 7:21). Sesudah berlalu 2000
tahunan, barulah datang seorang Arab ummi yang mencoba “meng-update biografi”
Musa, tanpa referensi, tanpa check-silang, bukti dan saksi. Apakah biografi Musa-Arab
ini akan benar dan bahkan lebih benar, ketimbang periwayatan Musa-Ibrani
yang menulis sejarah dirinya sendiri, dalam Taurat Ilahi, dengan saksi-saksi?
Ini
mungkin dianggap kesalahan kecil, bukan doktrinal. Namun inilah contoh
spesifik, untuk memperlihatkan bahwa jenis kekeliruan semacam ini adalah tipikal
salah-dengar dari seorang yang ummi, Muhammad. Dan Muslim tertipu akan
“wahyu-Nya”.
(B).
Muhammad salah catat sejarah: Haman di Mesir Membangun Menara?
Muhammad melontarkan suara Firaun dalam Surat al-Qasas 28:38,
"Hai
pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.
Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa…”
Menara
yang sekuno Musa tidak pernah dibangun di Mesir. Para Firaun Mesir hanya
membangun piramida. Dan Haman bukan tokoh Mesir, melainkan pejabat tinggi dari
Raja Ahasyweros yang memerintah di Persia. Dan itu berbeda jauh sebelum zaman
Musa. Begitu telanjangnya bual Muhammad mengarang sebuah sejarah baru bagi
Mesir! Dengan berani mengatas-namakan Allah!
(C). Muhammad salah
mencatat jumlah dan urutan Mukjizat Musa.
Alkitab
mengatakan bahwa Tuhan mencadangkan Musa untuk mendemostrasikan dua mukjizat
awal dihadapan Firaun diistananya. Ini demi untuk MEYAKINKAN Firaun
tentang otoritas kenabiannya dari Tuhan, sekaligus berbicara atas nama Tuhan
untuk minta agar umat Israel bisa dibebaskan. Kedua mukjizat itu adalah “tongkat
Musa bisa jadi ular tatkala dilemparkan”, dan “tangan Musa serentak jadi
kusta putih bersinar salju” (Keluaran 4:1-7)! Namun Firaun tidak menghirau
apaun. Maka Tuhan menurunkan 10-TULAH berturut-turut untuk MENGHUKUM Firaun
dan seluruh orang Mesir (bukan lagi pertunjukan mukjizat diistana).
Tulahdengan keterangan dan urutan yang jelas dalam 6 pasal Kitab Keluaran
(Keluaran ps. 7-12). Dimulai berturut-turut dari tulah: air jadi darah,
katak, nyamuk, lalat-pikat, penyakit sampar, bisul, hujan-es, belalang, hingga
gelap-gulita, dan diakhiri dengan tulah pamungkas, tulah ke-10: Kematian
anak sulung!Tulah-10 inilah yang menaklukkan Firaun secara K.O. Itulah
tulah PUNCAK dan doktrinal sedemikian sehingga sampai dijelaskan dalam 2 pasal
Taurat! (baca Kitab Taurat Keluaran pasal 11 dan 12), sehingga tidak seharusnya
dikosongkan dari pewahyuan kepada Muhammad. Tapi justru itulah yang terhilang!
NB. Tulah-10 justru adalah perlambangan
eskatologis dimana dihari penghakiman kelak, Tuhan akan menghukum mati setiap
manusia berdosa, kecuali mereka yang terlindung (baca: tertebus) oleh “Darah
Anak Domba”. Tulah-10 ini berujud: setiap anak sulung yang rumahnya
tidak ditandai dengan darah domba (pada tiang & palang pintu), akan Tuhan
bunuh. Itulah tanda yang merujuk kepada (kurban) darah Yesus Mesias dikayu
salib! Lihat kesaksian Nabi Yohanes Pembaptis (Yahya) yang berseru tentang
Yesus: “Lihatlah Anak Domba Elohim (Sang Kurban), yang menghapus dosa
dunia” (Yoh.1:29), yaitu dengan tebusan kematianNya ganti kematian umat manusia
berdosa.
Muhammad
lewat Quran berkata bahwa mukjizat Musa
(baca: tulah hukuman yang ditujukan kepada Firaun) hanya sembilan:
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah
mukjizat yang nyata …” (QS.17:101). Kenapa mukjizat Musa dari 10 menjadi 9?
Apa isi/wujud dari 9 mukjizat tsb seutuhnya di Quran? Muhammad tak bisa
menjelaskannya! Juga tak tahu apa urutan-urutan persisnya! Itu semua harus
dispekulasikan lagi oleh ulama-ulama Islam dikemudian hari. Itupun juga berdasarkan
sebagian intipan Taurat yang kini bisa mereka baca jelas! Alhasil, Depag dengan
catatan kaki untuk ayat tsb menyatakan: “Mukjizat
yang
9 itu ialah: tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, taufan, laut,
dan bukit Thur”.
Siapa bilang begitu? Lihat 2 mukjizat Musa yang pertama (tongkat &
tangan) bukanlah bagian dari 10 tulah hukuman yang Tuhan jatuhkan bagi
komunitas Mesir! Dan yang ke-9, “bukit Thur” bukanlah tulah/mukjizat apapun
yang berkaitan dengan Firaun dan orang Mesir! Muhammad telah “keliru wahyu” dan
salah catat, dan umatnya bingung dan kusut karena tak ada hint apa dan mana
yang wahyu, apa dan mana yang dengar-dengaran!
(D).
Yang paling fatal: Muhammad kelolosan mencantumkan HUKUM TERBESAR TAURAT!
Seorang Ahli Taurat bertanya kepada Yesus:
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab
Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Mat.22:36-40).
Itu
adalah inti-sari-pati dan roh hukum dari segala hukum dan kenabian sepanjang
zaman. Dan ditangan dan mulut Muhammad terjadilah sesuatu yang paling luar
biasa aneh tak ada duanya! Hukum kemanusiaan yang terbesar dari Taurat dan
Injil, yang paling utama dan dimuliakan didunia dan diakhirat ini, kini TELAH DIKOSONGKAN
oleh seorang “Utusan Allah” (!), Allah yang seharusnya paling
berkepentingan untuk tegaknya hukum-Nya yang paling utama….
NB. Ini mendatangkan keraguan yang sah, bahwa Muhammad bukan saja
sekedar masa-bodo atau kelolosan porsi dengar-dengarannya yang acak, tetapi
juga telah dikuasai oleh roh kegelapan yang sengaja menggerakkan dia untuk
mengosongkan MESSAGE khusus yang dapat mengancam roh kegelapan tersebut seperti
yang kita saksikan pada “tulah-10” diatas dan kini “Hukum Tuhan yang Terbesar”.
Dengan satu contoh yang mustahil ini saja,
sesungguhnyalah umat sudah cukup alasan untuk mendiskreditkan Quran dan segala
embel-embelnya!
(3). Kisah Yesus
Yesus dalam Alkitab
apakah sama dengan Yesus Muslim di Quran yang disebut Isa-Al-Masih? O, tentu
sama sosoknya, karena Yesus baik di Injil maupun Isa di Quran adalah anak dari
bunda perawan Maria (Maryam) yang satu, yang dilahirkan secara ajaib tanpa
suami….! SALAH!
SALAH! Yesus dan Isa berbeda 100% secara fundamental! Baik asal-usulnya,
seluruhnya ID-nya, sampai kepada rohnya sekalipun! Lihat, yang satu lahir jelas
di Betlehem (sesuai dengan nubuat nabi Mikha 500-an tahun sebelumnya,
dalam Kitab Mikha 5:1 dan diverifikasikan Injil Matius 2:4-6 sebagai peneguhan).
Lahir di kandang hewan, namun dimuliakan oleh para malaikat dan yang
disaksikan oleh para gembala yang lugu. Bunda Maria tidak sendirian, ia bersama
Yusuf suaminya…
Sebaliknya, kelahiran Isa
versi Muhammad tidak ketahuan dimana rimbanya. Muhammad yang ummi tidak tahu
betapa signifikan-nya sebuah nubuat-ilahi yang digenapi. Itu adalah sebuah
alat-bukti dan TANDA kebenaran yang Tuhan mau nyatakan kepada manusia secara
kencang. Apabila nubuatNya terbukti, maka sesungguhnya tidak ada cara lain
lagi bagi manusia manapun untuk membantahinya. ID-Nya jelas dan
satu-satunya: “Yesus Mesias dilahirkan oleh seorang perawan, di kota
Betlehem”! Tak ada nubuat-tandingan lagi yang bisa digeser-geserkan oleh
Muhammad secara fiktif kepada dirinya, RASUL AHMAD YANG UMMI (QS.7:157, 61:6),
yang tidak pernah tercari keseluruh Taurat dan Injil! Yesuslah satu-satunya
Mesias yang telah dinubuatkan diseluruh Alkitab!
Muhammad masa-bodo tanpa
bisa menyebutkan nama Betlehem, tempat kelahiran ISA yang justru sudah
dinubuatkan itu. Ia cuma sebut: “Maka Maryam mengandung-nya (Isa), lalu
ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh”
(QS.19:22). Selanjutnya dilaporkan Muhammad, bahwa Isa lahir dibawah pohon
kurma, Maryam sendirian minggat tanpa muhrim-nya, Maryam malahan mau bunuh
diri karena penderitaannya, dan kelahiran akbar ini tanpa saksi-mata siapapun!
Inilah contoh sebuah dongeng asal-jadi dari Muhammad, tetapi oleh Muslim
dianggap sebagai wahyu otentik yang persis sama dengan Kitab Injil! Dan ini
bisa diteruskan contoh-contoh konyolnya sampai kepada keseluruhan aspek
kehidupan Yesus-Alkitab versus Isa-Quran. SEMUA BEDA.
Muslim bahkan tidak sadar kenapa namanya jadi berbeda? Dikira bahwa nama
Yesus sama saja dengan nama Isa, dengan beda lafal lidah saja. SALAH
BESAR! Walau kedua nama tersebut sepertinya sama diberikan dari sosok
malaikat sorga (yang seperti-nya sama pula), namun nama YESUS (dari asli
Ibrani Yehoshua, Yehsua) telah dimaknai sebagai “Yahweh Menyelamatkan”
(Mat.1:21). Dan itu betul-betul adalah sebuah nama ilahiah (divine name) dari
sorga!
Sebaliknya, nama ISA tak
ada makna apapun yang dikaitkan oleh subyeknya (malaikat Quran) maupun oleh
obyeknya (sang bayi, orang tua atau masyarakatnya). Tak ada Nabi atau satu
Ulamapun yang tahu apa makna ISA itu. Ia sama sekali sebuah nama yang KOSONG!
Mungkinkah nama pribadi seorang nabi besar-NYA yang sengaja Allah anugerah-kan
tapi tanpa makna? Bahkan bukan nama pribadi, gelar yang Allah berikan kepada
Isa, yaitu “Al-Masih” (Mesias) juga dikosongkan artinya! Jadi gelar Al-Masih
itu diberikan untuk menhormati sesuatu apa?
Inilah sebagian fakta
dari begitu banyak bukti lainnya bahwa Muhammad betul betul tidak memahami
Taurat, namun harus berbicara sebagai “Nabi-Arab” yang paham Alkitab. Itulah
sebabnya dia harus membenahi dirinya dengan menuduh balik pihak UMMI yang lain
sebagai pendusta Taurat:
“Dan
diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat),
kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga”(QS.2:78).
Buktinya? Pertama, orang Yahudi justru ada banyak yang tidak buta huruf, dan
sekalipun ada segelintir yang buta huruf, mereka tidak pernah “buta Taurat”
karena tradisi Yahudi selalu mengajari Taurat dengan ketat kepada anak mereka
sejak kecil. Tak ada yang berani mengonari Taurat, dan kalaupun itu muncul,
akan langsung dihukum oleh Otoritas Keagamaan. Jadi salah besar Muhammad yang
buta-huruf dan buta-Taurat itu telah menuduh seolah orang-orang Yahudi telah
mengonari Taurat mereka secara bebas (seolah ulah pengonaran hanya diketahui
oleh Muhammad dan tidak oleh pihak otoritas Taurat itu sendiri?). PASTILAH
Muhammad bermain maling teriak maling.
Kedua, agaknya Muhammad
malah tidak tahu bahwa komunitas Yahudi (yang terkenal agamis itu) selalu
terbentuk seiring dengan pemunculan otoritas agama dikalangan mereka. Jadi
kenapa Muhammad hanya merujukkan tudingan kepada segelintir yang buta huruf
– yang tentu bukan otoritas Taurat-- sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
pendustaan Taurat. Kenapa menyalahkan segelintir pihak yang tidak berpengaruh
apa-apa, sementara pihak-pihak tokohnya yang berpengaruh dan berdampak tidak
diusik Muhammad disitu?
Jadi tuduhan ayat diatas
jelas mengada-ada untuk urusan Taurat. Itu lebih merupakan rekayasa Muhammad
untuk menyerang dengan strategi “maling taurat teriak maling”, demi
menutup-nutupi dirinya sendiri yang bermain bualan, spekulasi dan duga-dugaan
atas isi Taurat.
(4). Pemahaman “Trinitas” kekristenan
Seberapa pemahaman
Muhammad tentang kristianitas mudah sekali di-test dengan mengajukan
pertanyaan: “Siapakah sejatinya Yesus? Apa hakekatNya?” Jawaban Muhammad
ternyata tidak lulus tes. Pemahamannya tentang keanakan (sonship) Isa-Almasih
tidak mengandung kedalaman yang bersifat konsepsional teologis apapun kecuali
sebagai seorang Arab pada zaman dan budayanya, Muhammad hanya memahami “ANAK”
(Arab: walad) dalam artian hasil hubungan seksual seorang ayah dan ibu. Itu sebabnya
ia sangat sinis terhadap kaum Nasrani yang mengangkat Isa (Yesus) sebagai
“Anak-Allah”, semua dengan pengertian Arabnya bahwa “keanakan” Yesus itu
sebagai hasil kawin mawin Allah (Bapa) dengan Ibu (Maryam) menghasilkan
Anak (Yesus). Muhammad menuduh sengit orang-orang Nasrani:
“Bagaimana Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai isteri?”...
“Mahasuci Allah dari mempunyai anak” (QS.6:101, 4:171).
“Sesudah
itu orang-orang Kristen akan dipanggil dan ditanyakan: “Siapa yang kalian
sembah?”. Mereka akan berkata, “Kami biasa menyembah Yesus, Anak Allah.”
Akan dikatakan kepada mereka: “Kalian pembohong-pembohong, sebab Allah tidak
pernah mengambil seseorang untuk dijadikanNya seorang istri atau anak”.
(HS.Bukhari
60.105). Muhammad tidak tahu bahwa tuduhan tsb – jikalau diarahkan kepada
Kekristenan—itu adalah salah-tuduh dan salah wahyu yang telanjang! Kristen
mengharam-kan Tuhan yang kawin-mawin! Bila Ahmad disebut “Anak Gurun” itu bukan
karena ada sang Ibu yang kawin dengan gurun mendapatkan Ahmad.
Dengan pikiran sedangkal
ini, Muhammad terus membuat kesalahan demi kesalahan tentang keanakan Yesus.
Satu, dia mengkontradiksikan potensi Maryam diatas potensi dan kuasa
Allah! Sebab bukankah diakui Muhammad bahwa Maryam mampu beranak tanpa
bersuami? Lalu kenapa Allah tidak mampu beranak tanpa beristri?
Kedua, Muhammad menggelarkan ISA sebagai “Putera Maryam”. Padahal dia
lupa bahwa Isa justru dilahirkan oleh tiupan Ruh Allah dan Kalimat-Nya (4:171),
bukan dari tanah atau unsur dunia, dan “Kami (Allah) tiupkan ke dalam-nya
(Maryam) ruh Kami…” (21:91). Allah telah taruhkan Kalimat dan Roh-Nya (Dzat
Allah) kedalam rahim perawan Maryam. Maka “putra Maryam” itu adalah aslinya
Putra oleh Ruh Allah yang hidup. Ia subyek asli “Putra Elohim”
yang memakai sarana Maryam.
Ketiga, dan lebih jauh, Muhammad membuat kesalahan
ganda dalam ayat “trinitas” yang pertama dia kutukkan: Wahai Ahli Kitab …
janganlah kamu mengatakan: "Tuhan itu tiga" (4:171). Ahli
Kitab adalah Yahudi dan Nasrani. Jadi sejak kapan Yahudi pernah RADA-RADA
mengimani “Tuhan itu Tiga”? Haram! Sesat-wahyunya! Selanjutnya, ternyata kelak
disadari Muhammad bahwa Tuhan Nasrani itu (yang dianggapnya sebagai Tuhan
ALLAH, dan Tuhan MARYAM, dan TUHAN ISA) itu bukanlah 3 Tuhan, melainkan hanya 1
Tuhan saja diantara 3 oknum itu. Maka datanglah koreksi wahyu susulan:
”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: “Bahwasanya Allah
salah satu dari yang tiga ...” (the third of three,
QS.5:73).Bukan lagi 3-Tuhan/Allah, melainkan 1 Allah dan 2 non-Allah. Tapi
sampai matinya Muhammad (yang kena salah-wahyu itu) ia tetap tidak sadar bahwa
yang disembah orang Nasrani itu bukan “Allah DAN Maryam DAN Isa” TIGA yang
saling eksklusif, melainkan “Bapa—Firman (KalimatNya)—Roh Kudus” ESA
yang saling INKLUSIF yang dinyatakan secara inkarnatif dalam diri Yesus!
Ini adalah soal-soal Roh
yang mana Muhammad memang dibutakan dari kejelasannya (QS.17:85), sehingga
otomatis Muhammad tidak tahu bagaimana hubungan antara Ruh Allah, Jibril, dan
Ruhulqudus. Diseluruh Quran hanya ada banyak istilah bagi ruh, namun hanya 3
kali sebutan “Jibril”, dan 4 kali sebutan “Ruhulqudus”. Dan keduanya – Jibril
dan Ruhulqudus-- tampaknya berbeda, karena Ruhulqudus hanya dan hanya “melekat”
kepada Isa-Almasih seorang, sementara Jibril dilekatkan kepada Muhammad!
Muhammad –seperti Muslim dimanapun—bingung dan tidak mampu mencernakan semua
ini. Maka mereka ambil jalan pintas saja sambil “menyamakan” lagi apa yang
tampak-mirip walau sungguh salah karena tidak ada kesamaannya antara
keduanya.
Kinipun, para sarjana
Islam dipusingkan mana yang betul: “Tiga-Tuhan” atau “The Third of Three”
(salah satu dari tiga)?? Penterjemah Quran yang sangat terkenal, Yusuf
Ali, malah sampai kebablasan dalam terjemahan ayat Qurannya. Sadar akan
kesalahan pemahaman Muhammad atas konsep ketuhanan yang dianut Nasrani, Yusuf
Ali memaksa dirinya menterjemahkan ayat tersebut dengan memasukkan kata
“trinity” (tritunggal), sekalipun kata itu tidak pernah ada di Quran dan bukan
maksudnya Allah Quran. Ayat menjadi:
“They
do blaspheme who say: Allah is one of three in a Trinity”. Wah, pasti ini bukan
TIGA yang Muhammad maksudkan, yaitu: Bapa (Allah), Istri (Maryam) dan Anak
(Yesus), tanpa ada Roh Kudus. Ini berarti bahwa Yusuf Ali sedang mencoba
memperbaiki kata-kata dan makna yang diucapkan dari mulut Muhammad dan Allah
sendiri! Apakah hal begini bisa dibenarkan secara protokol Islam, etika, dan
kebenaran teologis?
Lain Yusuf Ali, lain lagi
penterjemah Al-Quran Tim Disbintalad! Tim ini malahan memberi catatan kaki pada
ayat (5:73) sbb: “Tiga yang dimaksud adalah tritunggal (trinitas), yaitu Tuhan
Bapak, Tuhan Anak dan Roh Kudus”. Wah! Kapan Muhammad pernah memaksudkan
kepesertaan Roh Kudus untuk ayat ini? Tak bisa diketemukan! Bila Roh Kudus
dimasukkan oleh Muslim jaman kini, maka Muhammad seharusnya bilang itu EMPAT
TUHAN! Jadi betapa para Muslim telah masuk kedalam bubu dilema trinitas
dan tidak bisa lagi keluar dari sana... semua karena nara-sumbernya berasal
“dengar-dengaran” yang dijadikan wahyu!
Para pembaca yang dikasihi Tuhan,
Awaslah. Setiap kumpulan
kutiban yang dimirip-miripkan kepada sebuah Kitab Suci Tuhan -- dengan dalih
“membenarkan” Taurat dan Injil – adalah bukan bagian dari Kitab tersebut.
Dengan gampang kita yang awas bisa memperlihatkan nara-sumbernya berbeda. Ada roh
perekayasa yang sengaja memiripkan kisah Taurat dan Injil itu kedalam
batang tubuh Quran --demi penyesatan yang amat sistematis! Kita bahkan bukan lagi
menyebutkan “Qur’an misrepresents Christianity”, tetapi “Quran
present NOTHING correctly about Christanity”! Quran berbeda dengan Alkitab
dalam semua perkara teologi dan praktis semua terminologinya,
namun Quran telah dikemas dalam siasat level tinggi. Ia tidak mau (berani)
berkonfrontasi frontal dengan Alkitab. Ia juga tidak mau menempatkan Quran
sebagai “anak bawang” Alkitab. Namun Quran telah ditempatkan Muhammad sebagai
HUJJAH, tanda dan dalil yang membenarkan Alkitab!
Namun seperti yang Anda
telah melihatnya diatas, itu hanyalah bagian dari strategi “maling taurat
teriak maling” yang dimainkan Muhammad (QS.2:78). Quran sama sekali bukan
sebuah mukjizat wahyu surgawi, melainkan sebuah produk dengan kecatatan yang
luar biasa konyolnya. Tidak mungkin Tuhan menurunkan-nya kepada seorang Ummi
Arab yang sejak oroknya telah dipersembahkan kepada dewa-dewa (ruh) Ka’bah oleh
kakeknya Abdul Mutalib, sang penguasa Ka’bah (MH. Haekal p.49). Dan sejak itu
ruh tersebut senantiasa “menyertainya” (pengakuan Halimah kepada Aminah,
ibunya, Sirat p.72) sampai nantinya membelahi isi perutnya (Haekal p.51), dan
kemudian muncul lagi secara misterius di gua Hira, tanpa nama dan identitas
(QS.96:1-5). Mustahil Tuhan menurunkan wahyu terakhirnya lewat perantara oknum
Ruh yang misterius, sementara Dia selalu menurunkannya secara LANGSUNG kepada
setiap nabi lainnya. Alangkah Allah SWT mendiskriminasikan Nabi terakhir-Nya?
Lihatlah,
Allah bersabda langsung kepada Adam, tanpa peran Jibril (Qs.20:117 ff).
Allah berfirman langsung Nuh, tanpa usah perantara Jibril (Qs.20:115 ff).
Allah berfirman langsung kepada Ibrahim, tanpa Jibril (Qs.37: 104 ff.).
Allah berfirman langsung dengan Musa,
tanpa Jibril (Qs. 4:164; 20:11 ff) …
Allah berfirman langsung kepada Daud (38:26)… Zakaria (19:7), Yahya
(19:12), dst sampai Allah berbincang
dan mengajar langsung kepada Isa Al-Masih (Qs.3:48,55; 5:110). SEMUANYA tanpa memerlukanperan Jibril yang ID nya tidak jelas, bahkan tidak
membawa tanda kuasa Ilahi apapun kepada Muhammad kecuali bisik-bisik tertutup
tanpa saksi mata. Namanyapun baru muncul di Medina (bukan di Mekah) setelah
belasan tahun ia bisik-bisik asyik dengan nabi Allah.Lihat Jibril tiruan Gabriel juga, Setiap Muslim Bisa Menguji Ruh Muhammad.
Produk
inferioritas yang hina ada disisinya. Semuanya hasil potongan dengar2an yang
misinform dan disinform yang menghasilkan Quran yang inkonsisten, miskonsepsi
dan anomali. Namun Muhammad masih saja membual lantang, bahwa gunungpun akan
terpecah oleh otoritas Quran Allahnya:
“Seandainya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah-belah karena takut kepada Allah” (Al-Hasyru:21)
Jadi
awaslah, ruh Ka’bah mudah bermanifestasi dalam ruh misterius Jibril untuk
melawan “Taurat & Injil” dengan carapenyesatan kisah-kisahnya!
Alkitab berkata:
”Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun
menyamar sebagai malaikat Terang”. (2Kor 11:14).