by ali5196 » Fri May 19, 2006 5:25 am
http://www.indonesia.faithfreedom.org/o ... php?t=3704
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/jews.htm
APA YANG TERJADI DENGAN YAHUDI MEDINAH
Ini adalah riwayat dari akhir keberadaan bangsa Yahudi di Medinah (atau
disebut juga : YATHRIB). Suatu kisah mengenai pembantaian etnik,
pengkhianatan, dan Genocide yang dilakukan oleh utusan Allah swt. Sang
nabi saw menjarah komunitas Yahudi yang telah tinggal selama 2000 tahun di
Medinah, membunuh kaum pria-nya, merampok barang-barang mereka, memperkosa
istri dan anak mereka dan melenyapkan mereka tanpa pandang bulu dari wilayah
milik mereka. Motif satu-satunya Sang Nabi Suci melakukan semua ini adalah TIGA
TA : TAHTA, HARTA, WANITA (Yahudi).
Ini ditegaskan oleh sejarawan Muslim sendiri. Banyak pembela Muslim mengurangi
pentingnya arti kehadiran dan jumlah bangsa Yahudi yang ada di Medinah saat
itu.Dr. A. Zahoor dan Dr. Z. Haq menulis, ”Sejarah
tidak mencatat terlalu banyak mengenai saat migrasi pertama bangsa Yahudi dari
Utara ke Yathrib dimulai dan jumlah mereka juga tetap kecil pada saat mereka
tinggal di sana. (1)”
Maududi dlm komentarnya di Surah 99 Quran (2) melaporkan dari “Kitab al-Aghani”
[sebuah buku berisi lagu pujian, sebuah sumber informasi yang penting bagi
komunitas Muslim abad pertengahan. Vol xix, p.94, oleh Abu al-Faraj Ali dari
Esfahan (897-967) ]:
KEBERADAAN YAHUDI DI HIJAZ
“Orang Yahudi di Hijaz (Mekah & Medinah) mengklaim bahwa mereka telah
datang untuk bermukim di Arabia pada masa-masa terakhir hidup Nabi Musa (saw).
Mereka mengatakan bahwa Nabi Musa telah mengutus tentara untuk mengusir bangsa
Amalek dari tanah Yathrib dan telah memerintahkan mereka untuk membunuh semua
orang di suku tersebut. Tentara Israel melakukan perintah Musa, tetapi juga
melakukan pelanggaran yaitu mengampuni nyawa seorang pangeran berwajah tampan
dari bangsa Amalek dan mengembalikannya ke tanah Palestina. Pada saat itu Nabi
Musa telah meninggal dunia, penggantinya mengambil tindakan tegas atas apa yang
telah dilakukan oleh para tentara itu , dengan alasan bahwa karena tentara itu
membiarkan hidup seorang pangeran Amalek maka mereka telah jelas-jelas
melanggar perintah Nabi dan telah menyalahi Hukum Musa. Sebagai konsekuensinya,
mereka dikucilkan dari komunitas, dan mereka diharuskan kembali ke Yathrib dan
tinggal di sana selamanya.
Migrasi bangsa Yahudi yang kedua ke Medinah (menurut bangsa Yahudi) terjadi
pada 587 SM. Ketika Nebukadnezar, Raja Babilon, menghancurkan
Yerusalem dan membuat kaum Yahudi terpencar ke seluruh penjuru dunia. Kaum
Yahudi yang tinggal di Arab berkata bahwa beberapa diantara suku-suku mereka
pada saat itu telah bermukim di Wadi al-Qura, Taima, dan Yathrib (Al-Baladhuri,
Futuh al-Buldan)”
Maududi membantah kedua klaim itu dan berkata;
”Hal-hal tersebut sesungguhnya tidak
mempunyai basis sejarah dan kemungkinan Yahudi telah mengarang cerita itu
dengan tujuan menyanggah pendapat bangsa Arab yang percaya bahwa mereka adalah
garis keturunan yang syah dari kaum asli yang bermukim di daerah itu.”
Tetapi bagaimanapun juga Maududi mengakui;
”Terbukti bahwa pada thn 70 AD,
bangsa Roma telah membantai kaum Yahudi di Palestina, dan pada thn 132
AD mengusir mereka dari tanah itu, sehingga banyak kaum Yahudi yang
melarikan diri untuk mencari suaka di Hejaz, suatu daerah yang bersebelahan
dengan tanah Palestina di bagian selatan. Di sana, mereka bermukim ditempat
dimana mereka bisa mendapatkan sumber mata air dan tumbuh-tumbuhan, dan
kemudian dgn tipu daya (??? mana buktinya
?) dan melalui bisnis peminjaman uang secara bertahap mereka menduduki tanah
yang subur. Ailah, Maqna, Tabuk, Taima, Wadi al-Qura, Fadak, dan
Khaibar berada di bawah kekuasaan mereka pada masa itu. Sementara itu
Bani Quraizyah, Bani al-Nadir, Bani Bahdal, dan Bani Qainuqa juga
datang pada masa yang sama dan menduduki Yathrib."
Karena tidak ada bukti sejarah yang kuat selain sejarah versi Maududi maka kita
bisa saja berkesimpulan bahwa Muslim (mungkin juga Maududi seorang Muslim)
mengarang cerita itu untuk meniadakan “garis keturunan yang syah dari Bangsa
Yahudi sebagai penduduk daerah Yathrib”. Tampaknya, kaum Yahudi yang telah
lama bermukim di Yathrib dan bahkan dari pengakuan Maududi sendiri sebagai, ”secara
praktis pemilik dari tanah yang hijau dan subur itu”(2) hanya memberikan
sedikit bukti mengenai keberadaan-nya.
Sementara itu di lain pihak, Muslim yang membenci Yahudi dimulai dari jaman
Muhamad sendiri dan bahkan cendekiawan terkenal seperti Maududi tidak bisa
menyembunyikan kebencian mereka terhadap Yahudi dgn menunjukkan cerita palsu
untuk menutupi pengusiran dan pembersihan etnik Yahudi dari tanahnya sendiri.
Tetapi bagaimanapun juga, sejarawan Muslim mengakui bahwa "kaum Yahudi yang tinggal di Arab telah bermukim
di Yathrib selama beratus-ratus tahun. Dlm bidang bahasa, busana, kependudukan dan cara hidup, mereka telah
benar-benar mengadopsi cara Arab, bahkan nama mereka telah berciri Arab. Dari
12 suku Yahudi yang bermukim di Hejaz, tidak ada satupun kecuali Bani Zaurah
yang mempertahankan nama Yahudi mereka. Malah, tidak ada dalam puisi kaum
Yahudi pada masa sebelum Islam yang bisa membedakan-nya dari puisi bangsa Arab
dalam bidang bahasa, ide, dan tema puisi-puisi itu. Bahkan mereka mengadakan
perkawinan campuran dengan bangsa Arab. Kenyataan lainnya, tidak ada suatu
halpun yang membedakan mereka dari bangsa Arab kecuali agamanya. Karena gaya
mereka yg ke-Arab-Araban inilah, maka peneliti Barat banyak salah anggap bahwa
mereka bukan benar-benar Yahudi melainkan Arab yang telah memeluk Judaisme,
atau paling tidak mayoritas dari mereka adalah Yahudi-Arab (tidak lagi murni
Yahudi). “(2)
Mungkin saja para pemikir Barat tidak terlalu jauh dari kenyataan. Karena
walaupun kaum Yahudi bermigrasi ke Arab selama ratusan tahun, atau bila kita
mau menerima sejarah versi Yahudi yang menyatakan mereka tinggal di sana selama
2000 tahun, bahkan mereka telah kawin campur dengan bangsa Arab, bagaimanapun
mereka adalah bangsa Arab.
Maududi menulis, “Tidak ada bukti sejarah bahwa kaum
Arab Yahudi benar-benar pernah ada di dunia. Mereka tidak meninggalkan tulisan
apapun dalam bentuk buku atau ukiran batu yang bisa menjadi titik terang
mengenai masa lalu mereka, tidak juga ada sejarawan Yahudi dan penulis di luar
dunia Arab yang menyatakan ttg keberadaan mereka. Alasan di balik semua itu
adalah karena setelah mereka bermukim di jazirah Arab mereka telah melepaskan
diri dari kebangsaan mereka, dan kaum Yahudi di seluruh dunia tidak lagi
menganggap mereka sebagai bagian dari Yahudi. Karena mereka telah melepaskan
kebudayaan Yahudi, bahasa, bahkan nama mereka, lebih lagi karena mereka telah
mengadopsi budaya Arab.” (2)
Alasan lain mengenai mengapa tidak ada sejarah yang otentik mengenai Yahudi
Arab adalah karena Muhammad telah menghancurkan mereka semua. Tidak ada
orang mati yang bisa menulis sejarah, bukan ?
Bila bangsa Yahudi telah berkarakteristik Arab bahkan tidak bisa lagi dibedakan
dengan bangsa Arab yang lain, maka mungkin saja masuk akal bahwa versi sejarah
Yahudi lebih akurat dan bahwa kaum Yahudi telah tinggal di Arab jauh sebelum
yang diperkirakan sejarawan Muslim. Bahkan, sekalipun kita harus menerima
sejarah versi Muslim, faktanya adalah bahwa kaum Yahudi telah tinggal di
Arabia, paling tidak 500 tahun sebelum kelahiran Muhamad; dan mereka berhak
mengklaim wilayah mereka (Yathrib).
PENDUDUK NON-YAHUDI LAINNYA
Pada masa 450 atau 451 AD, terjadi banjir besar di Yaman yang memaksa berbagai
suku dari rakyat Saba untuk bermigrasi ke bagian lain di Arabia. Diantara
mereka ada suku Aus dan Khazraj yang pergi dan menetap di Yathrib. Dua suku ini
besar tetapi terbelakang. Berbeda dengan Yahudi yang telah menguasai
perdagangan dan menjadi pemilik hampir semua bisnis di Yathrib, bangsa Arab
yang sebenarnya memperoleh penghidupan dengan menjadi pelayan kaum Yahudi di
pertanian atau rumah tangga Yahudi. Mereka dipandang rendah oleh Kaum Yahudi,
yang kemudian menjadi pokok permasalahan.
Selain itu, kedua suku ini tidak bisa bersatu dan kemudian berusaha mengikat
persekutuan dengan suku-suku Yahudi. Ini berjalan dengan baik; karena Bani
Qainuqatidak bersahabat dengan baik dengan kedua suku Yahudi yang lain.
Dengan demikian Bani Qainuqa dan Khazraj menjalin persekutuan. Sedangkan Bani
Quraizah, Bani Nadir, dan Aus bergabung bersama. Adalah penting untuk
dicatat perseteruan ini bukanlah karena alasan agama tetapi karena persaingan
antar suku.
Maududi berkomentar, ”Karena hal inilah, maka kaum Yahudi tidak saja ikut dalam berbagai
perang-antar-kelompok di Arab, tetapi mereka juga ikut perang membantu sekutu2
mereka, suku-suku Arab, melawan kelompok2 Yahudi lain bersekutu dgn kelompok
Arab lain yang jadi musuh.”
Bila kita bisa melampaui kabut tebal prasangka yang telah menyempitkan
pandangan para cendekiawan Muslim, maka kita bisa beranggapan bahwa semua suku
yang ada di Medinah adalah Arab yang memeluk agama berbeda2. Dan sebagaimana
suku atau bangsa lain yang ada di dunia, diantara mereka juga terjadi
persaingan. Tetapi dilihat dari struktur perserikatan mereka, konflik-konflik
itu tidak terjadi karena alasan agama. Hal ini sangatlah penting
untuk dicatat. Konflik antar suku hanya ada dalam kurun waktu yang
pendek, tetapi kebencian antar agama akan selalu ada selama2nya.
Dalam perkembangan selanjutnya,Muhamadlah yang telah menghembuskan kebencian
antar agama. Muhamad jugalah yang harus dicap sebagai penyebab pertentangan
antar agama di Arab atau bahkan di seluruh dunia.
Muhamad dianggap sebagai pemersatu seluruh suku Arab. Hal itu mungkin saja
benar. Tetapi tanpa dia-pun, suku-suku itu suatu hari akan melupakan
perang yang terjadi diantara mereka. Sama seperti yang terjadi dimana-mana
di seluruh dunia, bahwa ada banyak suku yang mula-mula berperang, kemudian
bersatu untuk membentuk bangsa yang lebih kuat.
Muhamad menyatukan Arab dan mengubah mereka menjadi kekuatan yang besar, untuk
menginvasi negara lain, menghancurkan peradaban yang lain dan memaksakan
bahasa, kebudayaan, dan agama mereka kepada orang lain yang ditaklukkan.
Dengan memeluk Islam, persatuan2 yg terbentuk menguntungkan Arab
secara ekonomis, tetapi bahaya dari kebencian agama yang dipercikkan Muhamad
bagi seluruh manusia telah mengalahkan semua keuntungan yang pernah didapat
dari persatuan yang terbentuk dari gabungan beberapa suku Arab tersebut.
HIJRAH KE MEDINAH
Arab selalu dalam keadaan perang satu sama lain. Tetapi diantara mereka, orang Mekah-lah
yang mempunyai posisi yang menguntungkan. Ka’bah yang merupakan simbol tempat
suci bagi seluruh bangsa Arab (bukan Muslim doang) terdapat di Mekah. Itu
adalah tempat ziarah yang berarti uang dan kekuasaan bagi penduduk Mekah.
Ketika Abu Thalib, paman Muhammad dan istrinya, Khadijah, meninggal, maka ia
kehilangan pendukung kuat dan penduduk Mekah meningkatkan tekanan terhadapnya.
Ia menerima tawaran beberapa orang dari Bani Thaif bahwa bila Muhamad
menjadikan kota mereka sebagai tempat suci bagi agama yang baru diciptakan-nya
(dengan demikian kota mereka nantinya akan jadi tempat religius dan
berkumpulnya pengikut agama Muhammad) maka Bani Thaqif, penduduk wilayah Thaif,
akan membantu dia.
Maka Muhamad dan anak laki-laki yang diadopsinya, Zaid ibn Harith, secara diam2
pergi ke Taif pada 620 AD mencari perlindungan dari komunitas yang ada di sana
dan berjanji akan membuat kota mereka sebagai salah satu tempat suci untuk
Muslim. Tetapi sebaliknya yang terjadi ternyata sebagian besar Bani Thaqif
mengolok-oloknya dan bahkan permohonannya agar kunjungannya ke sana
dirahasiakan tidak dikabulkan. Pemimpin Taif mungkin saja telah memusuhi penduduk
Mekah, tetapi mereka tidak mau menambah resiko yang membahayakan hidup mereka
karena melindungi pemeluk agama yang tidak jelas.
Ketika orang Quraish (atau Qurasy, tapi bukan Quraiza) tahu
mengenai rencana pembuatan Mekah sbg kota suci Muslim, mereka sangat marah dan
menekan Muhamad sampai akhirnya beberapa tahun kemudian mereka memutuskan untuk
membunuhnya.
Muhamad mengetahui rencana pembunuhan terhdp dirinya dan melarikan diri ke
Yathrib. Di Yathrib, ia mempunyai beberapa pengikut, mereka berasal dari suku
Khazraj dan Aus. Kedua suku ini takut pada perang berkepanjangan, terutama
karena perang yang baru saja terjadi (Perang Bu’ath) diantara mereka. Mereka
sedang berupaya mencari jalan untuk mengakhiri kekerasan itu. Jadi berkumpullah
kedua pemimpin suku itu yg setuju agar Muhamad dijadikan penengah.
SURAT PERJANJIAN dgn YAHUDI MEDINAH
Adalah suatu kebiasaan universal bahwa dua pihak yg berselisih mengangkat
seorang mediator sbg penengah. Muhamad, yang semula dianggap sebagai orang
asing dengan demikian dianggap tidak memihak salah satu sukupun, diminta untuk
menjadi juru pisah atas konflik-konflik yang terjadi kemudian. Hal yang perlu
dicatat adalah bahwa konflik yang terjadi di Yathrib TIDAK terjadi
antara Muslim dan Yahudi; karena jika demikian Muhamad tidak mungkin dianggap
sebagai penengah. Konflik yg terjadi adalah antara Muslim dgn suku
QURAISH Mekah (suku Muhamad sendiri)
Juga telah kita lihat sebelumnya tidak ada perseteruan agama yang terjadi di
Yathrib. Tetapi bagaimanapun, kaum Yahudi adalah bagian dari perjanjian itu
karena mereka mengikat perserikatan dengan suku2 Arab.
Ini kesempatan emas bagi karir kenabian Muhamad yang sudah
lama ia impikan. Sebagai bagian dari perjanjian itu, suku-suku itu tentulah
akan melindungi sang Nabi dan juga anak istrinya dari serangan penduduk Mekah.
Jumlah mengikut Muslim di Yathrib semakin bertambah karena Yahudi menawarkan
tempat mereka itu sbg tempat pengungsian aman bagi imigran Muslim. Yahudi
tidak sekalipun mengira bahwa orang yang telah mereka berikan suaka akan
berbalik melawan mereka, apalagi menghancurkan mereka.
Perjanjian itu tidak memberi Muhamad kekuasaan untuk memerintah. Ibnu
Hisham melaporkan sebagian dari perjanjian itu. Tetapi sebagaimana
yang akan kita lihat, perjanjian itu telah dimanipulasi. Tertulis:
“Yahudi harus menanggung pajak mereka
dan Muslim juga harus menanggung pajak mereka. Masing-masing pihak harus
membantu yang lain dari ancaman pihak luar. Mereka harus mengutatamakan saling
membantu, berkonsultasi, dan kesetiaan dan tidak melakukan pengkhianatan.
Mereka harus dengan sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan pihak lain. Hubungan
antar pihak ini didasarkan pada kesalehan dan kemauan untuk mengakui hak-hak
pihak lain, tidak didasarkan atas dosa dan perbuatan tercela. Orang yang
bersalah harus dibantu untuk diperbaiki. Yahudi harus ikut serta
membantu orang beragama lain selama perang berlangsung. Yathrib akan
menjadi tempat perlindungan untuk orang-orang yang ada di dokumen ini. Bila ada
konflik atau pertikaian yang akan menimbulkan masalah besar, maka haruslah
diserahkan kepada Tuhan dan Muhamad sebagai utusan Tuhan; kaum Quraish
dan sekutunya tidak boleh diberi bantuan dan perlindungan. Pihak-pihak yang
ikut dalam perjanjian ini haruslah saling membantu dalam melawan setiap
serangan ke Yathrib; setiap orang haruslah bertanggung jawab mempertahankan
tanah dimana ia tinggal” (Ibn Hisham, vol. ii, pp 147-150)
Ada beberapa petunjuk bahwa dokumen perjanjian itu telah dimanipulasi. Hal yang
paling nyata adalah bahwa tidak mungkin Yahudi mau menandatangani
dokumen yang mengakui bahwa Muhamad adalah utusan Allah. Karena hal ini berarti
penerimaan atas pernyataan Muhamad bahwa ia adalah utusan Allah. Jadi nyatalah
bahwa dokumen di atas, kelihatannya telah dimanipulasi.
Juga ada beberapa kontradiksi dalam konteks dokumen tersebut. Ini diawali
dengan adanya suatu perjanjian yang ditangani oleh dua suku yang berkuasa yang
mempunyai hak dan kekuatan yang sama. Tetapi kemudian terdapat kalimat, ” Yahudi harus ikut serta membantu orang beragama lain
selama perang berlangsung “
dan “Bila ada konflik atau pertikaian yang
akan menimbulkan masalah besar, maka haruslah diserahkan kepada Tuhan dan
Muhammad sebagai utusan Tuhan;”
menyatakan adanya suatu kesan adanya ketidakseimbangan.
Pernyataan2 tsb nampaknya disisipkan belakangan. Pernyatan itu membuat Muslim
mempunyai kekuatan yang lebih, padahal di bagian lain
perjanjian dikatakan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama. Point yang
paling penting adalah bagaimana mungkin Muhamad dianggap sebagai
penengah sementara ia sendiri adalah pihak yang diuntungkan dari perjanjian itu
??
Mengherankan bahwa cendekiawan Muslim mempelajari surat tersebut selama
berabad2 dan tidak sedikitpun mempertanyakan bagaimana mungkin Muhamad diangkat
menjadi penengah dalam sebuah perjanjian, padahal ia sendiri
ikut sbg salah satu pihak dlm perjanjian itu ???
Hal-hal itulah yang menguatkan bahwa perjanjian tersebut tidak otentik. Tetapi
karena Muhamad dan pengikut-nya telah menghancurkan dokumen yang asli, maka
tidak ada satupun yang tertinggal untuk kita, kecuali dokumen yang cacat
tersebut.
PERANG SUCI
Setelah terjadi insiden di Badr dimana pengikut Muhamad menyerang
karavan milik saudagar dan mengambil barang rampasan, maka berubahlah nasib
Muhammad. Ia menjadi kaya karena barang rampasan itu, dan popularitasnya
meningkat. Ia menjanjikan kekayaan dan budak perempuan kepada mereka yang
mengambil bagian dlm pasukan perampoknya dan juga surga dengan pelayan-pelayan
cantik dan sungai anggur untuk mereka yang mati shahid.
http://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Badr
Scene from Siyer-i Nebi (The Life of the Prophet) depicting Muhammad at
Badr.
Untuk seorang pengikut fanatik yang **** dan rakus, ini merupakan tawaran yang
tidak bisa ditolak. Bila mereka selamat, maka mereka akan mendapat bagian dari
barang rampasan termasuk dapat wanita-wanitanya; tetapi bila mati, mereka akan
masuk surga dengan imbalan yang serupa ditambah dengan nikmat dari Allah.
Yang menarik adalah bahwa bangsa Arab tadinya memiliki nilai-nilai kesusilaan
yang diterapkan pada saat mereka menangkap wanita yang telah menikah, tetapi
Nabi Allah telah mencabut nilai-nilai kesusilaan itu dan menyatakan bahwa adalah
legal bagi seorang pria untuk mempunyai hubungan sexual dengan wanita
yang tertangkap dalam perang. (Q. 4:24)
Yahudi memiliki agamanya sendiri, tidak bisa menerima doktrin Muhamad ttg
ke-Nabiannya. Bahkan mereka mungkin menertawakan Muhamad dan pengikutnya. Hal
itu tentunya dengan jelas bisa dimengerti. Bayangkan saja bagaimana Muslim
bereaksi, bila ada orang diantara mereka yang meng-klaim dirinya adalah nabi
Allah dan memulai agama baru. (Ingat LIA EDEN ! :wink: )
------------------------------------------------
1) http://users.erols.com/zenithco/treaty22.html#note1
2) http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/maududi/mau59.html
BERSAMBUNG KE:
APA YANG MUHAMMAD LAKUKAN terhdp:
- BANI QAINUQA & Perang Badr (624M)
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=540
- BANI NADIR & Perang Uhud (625M) & Khaibar (628M)
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=17061
- BANI QURAIZA & Perang Parit (629M)
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 9821#49821
Last edited by ali5196 on Mon Aug 11, 2008 7:49 pm,
edited 33 times in total.
Translator
Posts: 15994
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
by Hand15 » Mon Jan 15, 2007 1:59 am
Mulai
Suka
Posts: 382
Joined: Wed Oct 05, 2005 2:40 am
by ali5196 » Tue Jul 10, 2007 1:24 am
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 638#193638
Contoh keadilan Muhamad terhadap PENDUDUK MEDINAH :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2720
Di Medinah, selama berabad2 tinggal 3 suku : Banu Qainuqa, Bani Nadir dan Bani
Quraiza.
Muhamad (si tamu dan pendatang baru) datang dgn tawaran agama baru. MARAHlah
ketiga bani tsb. Kenapa ? Bayangkan aja kalau LIA EDEN datang ke Medinah dan
menawarkan agama barunya. MARAH khan Muslim ? Anyway ... ayo kita lihat bgm
jalan ceritanya. Tapi ingat, walau ketiga bani itu marah, Muhamad tetap WELCOME
di MEdinah.
Sampai disini ada yg tidak setuju nggak ?
OK ... mari dilanjutkan !
BANI QAYNUQA, menurut sumber Muslim
telah :
-mencari kerusuhan
-meledek Muslim
-melukai mereka yg sering mengunjungi pasar dan
-bahkan mengintimidasi para wanita
-mereka tidak mau mendengarkan Muhamad
Reaksi Muhamad ? Ia menganggapnya sbg DEKLARASI PERANG !
Akibatnya :
- nabi suci mengepung kediaman mereka selama hampir dua minggu
- ketika mereka menyerah, semua lelaki diikat dan dijadikan tahanan.
- tadinya Muhamad ingin MEMBANTAI mereka, tapi Abdullah bin Ubayy meminta agar
mereka jangan diBANTAI dan akhirnya Bani Qainuqa diusir dari Medinah (tanah
nenek moyang mereka) dan meninggalkan harta, peralatan perang dan barang2
kerajinan mereka. Mereka disuruh jalan kaki ke gurun pasir tanpa sedikitpun
peralatan utk menyelamatkan diri mereka !
ADIL NGGAK NIH ?????
=================
APA YG TERJADI DGN BANI NADIR ? Ayo kita lihat !
Menurut sumber2 Muslim, mereka dituduh :
-menolak mengadakan perjanjian damai dgnnya karena tidak mau mengakuinya sbg
rasulullah
-Muslim membunuh seseorang Yahudi dan menuntut agar Bani Nadr membayar uang
darahnya.
-Bani Nadr setuju tapi dibelakang mereka diam2 merencanakan utk membunuh nabi
-rencana pembunuhan gagal
Reaksi Muhamad ? Menuduh mereka fitnah dan menganggap ini sbg DEKLARASI PERANG.
Akibatnya ? Bani Nadr diberi waktu 10 hari utk meninggalkan Medinah, dgn
ancaman : kalau tidak, mereka akan dibunuh.
ADILKAH INI ?
=======================
BANI QURAIZA menurut sumber Muslim telah
:
- melakukan perjanjian damai dgn Muhamad
- dituduh tidak membantu Muhamad dlm perang melawan B Qurasy (bani yahudi
lainnya). Karena bantuan Quraiza, tentara Qurasy kalah tapi Quraiza TETAP
dituduh berkhianat melanggar perjanjian.
Reaksi Muhamad ?
- B Quraiza dikepung selama 25 hari.
- mereka menyerah tanpa syarat (karena kaget diserang Muhamad)
- Muhamad memerintahkan para lelaki agar diikat tangan mereka, sementara para
wanita dan anak2 disekap secara terpisah.
- 800 lelaki bertubuh sehat dibunuh, wanita dan anak2 dijadikan POW dan kekayaan mereka
dibagi2kan antara para pejuang Muslim
ADILKAH INI ??????
Ingat : Muhamad adalah tamu Bani2 Yahudi tsb di Medinah. Kok tega ia mengusir
tuan2 rumahnya dari tanah air mereka sendiri, membantai mereka dan memperbudak
anak istri merkea ?
Translator
Posts: 15994
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
by ali5196 » Fri Aug 17, 2007 10:53 pm
Rupanya ada Muslim yg menanggapi post
saya ini :
http://muslim-christianity.faithweb.com ... edinah.htm
Silahkan anda menanggapinya. Saya sudah bosan menanggapi pembelaan Muslim yg
isinya tidak lain dari ini melulu :
- Yahudi juga jahat, jadi boleh dong Muhamad jahat
- Yahudi yg fitnah (padahal post saya diatas menyatakan jelas2 tidak ! Muhamad
CURIGA mereka akan fitnah karena mendapat info dari intel bernama Jibril.)
- Muhamad pasti betul !
- Muhamad boleh dong bela diri, biar dng cara membunuh.
dsb dsb. AH, tidur dulu ahhhh !
Translator
Posts: 15994
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
by ali5196 » Wed Aug 29, 2007 10:32 pm
Translator
Posts: 15994
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
by ali5196 » Thu Nov 15, 2007 1:54 am
Translator
Posts: 15994
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
by vivaldi » Sun Nov 25, 2007 9:23 am
Ada baiknya saya coba tanggapi.
ali5196 wrote:
PEMBANTAIAN DI KHAIBAR
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Allah dan RasulNya dan Saya
ingin mengusir kalian dari tanah ini.' (Hadith Sahih Muslim 4363)
http://tapuzisrael.tripod.com/tapuz.html
Nice ! Coba diganti kata2nya :
'Kalian (Muslim) harus tahu bahwa bumi ini milik Yahwe dan Rasul2Nya dan Saya
ingin mengusir kalian dari tanah ini.' Suka nggak Muslim ?
DEMIKIAN RENUNGAN ...
--------------------------------------------
muslim wrote
Ha.ha..lihat, kalimat seperti ini
sudah pernah dikatakan oleh nabi Bani Israel sendiri:
2 raja-raja 5:15
5:15. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu.
Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku
tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu
terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!"
Ha .. ha ...., kalimatnya nabi Bani Israel????
Yang dikutip muslim diatas adalah kalimat dari Naaman, seorang panglima
raja Aram,
2 Raja 5:1
Naaman, panglima raja Aram,...
Kalimat Naaman yang dikutip oleh muslim diatas ditujukan kepada nabi
Elisa, yaitu :
2 raja-raja 5
15. Kemudian kembalilah ia (cat : Naaman) dengan seluruh
pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia (cat :
Naaman) ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di
seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya
suatu pemberian dari hambamu ini!"
Kalimat diatas berisi pengakuan Naaman bahwa YHWH berkuasa diseluruh
bumi. Naaman kemudian menawarkan kepada Elisa apa yang bisa dia
berikan kepada Elisa.
Dan jawaban Elisa adalah
2 Raja 5 : 16
.... “..... sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa” Dan walaupun
Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolaknya.
Ha .. ha ... ha ...., jadi bukan seperti kelakuan Muhammad SAW yang
“meminta” jatah seperlima harta jarahan jadi miliknya. Kelakuan yang lebih
mirip seperti seorang kepala gangster.
Q 8:041
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan
perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, ..........
Hadis Sahih Bukhari, Vol. IV, pg. 104:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar bahwa sang Nabi berkata,”Mata pencaharianku ada di
bawah bayangan tombakku, (1) dan dia yang tidak menaati perintahku akan
dihinakan dengan membayar Jizya.”
Catatan: (1) “Di bawah bayangan tombakku” berarti “dari jarahan perang”.
Terlihatlah bagaimana bodohnya pembelaan muslim. Kalimat Naaman dikira
kalimat nabi bani Israel. :oops:
muslim wrote
Ha.ha..lihat, kalimat seperti ini sudah
pernah dikatakan oleh nabi Bani Israel sendiri:
2 tawarikh 15:13
15:13 Setiap orang, baik anak-anak atau orang dewasa, baik laki-laki
atau perempuan, yang tidak mencari TUHAN, Allah Israel, harus dihukum mati.
Lagi-lagi muslim memperlihatkan kebodohan mereka saat mengutip ayat-ayat
Alkitab dan mengira kalimat diatas diucapkan oleh nabi bani Israel.
Latar belakang ayat diatas adalah sbb :
Ayat diatas menggambarkan apa yang terjadi dikerajaan Yehuda saat dibawah
pimpinan raja Asa.
2 taw 14 : 1
Setelah Raja Abia meninggal dan dikuburkan di makam raja-raja di Kota Daud, Asa
putranya menjadi raja menggantikan dia. Di bawah pemerintahan Asa, negeri
Yehuda tenteram selama sepuluh tahun.
Pada masa kekuasaan Asa muncullah nabi Azarya yang mengingatkan raja
Asa untuk dekat dan menghiraukan YHWH.
2 taw 15 :
1 Roh Allah menguasai Nabi Azarya anak Oded,
2 sehingga ia pergi menemui Raja Asa, dan berkata, "Hai Raja
Asa, dan seluruh penduduk Yehuda dan Benyamin! Dengar! TUHAN dekat
padamu kalau kamu dekat pada-Nya. Jika kamu minta petunjuk TUHAN, Ia akan
memberikannya. Tetapi kalau kamu tidak menghiraukan Dia, Ia pun tidak
menghiraukan kamu.
Mendengar peringatan dari nabi Azarya tersebut, yang dilakukan oleh raja Asa
dan penduduk kerajaan Yehuda adalah :
1. Menyingkirkan semua berhala
2 taw 15 : 8 – 9
Ketika Asa mendengar perkataan nubuat Azarya anak Oded itu, berkobarlah
semangatnya. Ia menyingkirkan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari
seluruh tanah Yehuda dan Benyamin .....
2. Berjanji untuk setia kepada YHWH dan bersedia untuk dihukum mati jika
tidak hidup menurut kehendak YHWH
2 taw 15
12 Mereka berjanji kepada TUHAN bahwa dengan sepenuh hati dan
jiwa mereka akan hidup menurut kehendak TUHAN, Allah leluhur mereka.
13 Siapa saja, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, yang tidak
hidup menurut kehendak TUHAN pasti dihukum mati.
Secara singkat :
Raja Asa beserta seluruh penduduk kerajaan Yehuda menghancurkan berhala dan
berjanji untuk setia kepada YHWH, jika mereka tidak setia kepada YHWH maka
mereka bersedia untuk dihukum mati
Jadi esensinya sama sekali berbeda dengan pola ancaman yang dilakukan
oleh Islam kepada pemeluk agama lain.
Q 8:39
Dan perangilah mereka sampai tiada fitnah (menyembah yang lain selain
Allah), dan agama (ibadah) hanyalah bagi Allah saja.
Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24:
“Aku telah diperintahkan Tuhan untuk berperang melawan orang2 sampai
mereka semua mengaku tiada Tuhan selain Awloh dan Muhammad adalah RasulNya,
dan mereka melakukan sembahyang dan membayar Zakat. Jika mereka
melakukan hal itu, darah dan harta benda mereka selamat dari ku.
Hadith Sahih Muslim 4363
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Allah dan RasulNya
dan Saya ingin mengusir kalian dari tanah ini.'
Penggunaan ayat 2 tawarikh 15 : 8 diatas sekali lagi memperlihatkan kebodohan
muslim untuk mengajukan argumen yang benar, kalimat kesepakatan dianggap
kalimat yang diucapkan nabi bani Israel.
:oops: :oops:
yang lain menyusul
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Sat Dec 01, 2007 8:38 am
ali5196 wrote
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Allah dan RasulNya dan Saya
ingin mengusir kalian dari tanah ini.' (Hadith Sahih Muslim 4363)
muslim wrote
Hadis tersebut aslinya berbunyi:
Sahih Muslim Book 019, Number 4363:
It has been narrated on the authority of Abu Huraira who said: We were
(sitting) in the mosque when the Messenger of Allah (may peace be upon him)
came to us and said: (Let us) go to the Jews. We went out with him until
we came to them. The Messenger of Allah (may peace be upon him) stood up
and called out to them (saying):O ye assembly of Jews, accept Islam (and)
you will be safe. They said: Abu'l-Qasim, you have communicated
(God's Message to us). The Messenger of Allah (may peace be upon him)
said: I want this (i. e. you should admit that God's Message has been
communicated to you), accept Islam and you would be safe. They said:
Abu'l-Qisim, you have communicated (Allah's Message). The Messenger of
Allah (may peace be upon him) said: I want this... - He said to them (the same
words) the third time (and on getting the same reply) he added: You
should know that the earth belongs to Allah and His Apostle, and I wish that I
should expel you from this landThose of you who have any property with them
should sell it, otherwise they should know that the earth belongs to Allah and
His Apostle (and they may have to go away leaving everything behind).
Dari narasi diatas, tampak bahwa orang-orang Yahudi mengetahui bahwa
nabi SAW adalah benar rasul Allah karena mereka mengiyakannya.
("Abu'l-Qasim, you have communicated ").
Jadi hadis ini menjadi bukti bahwa orang-orang Yahudi mengetahui kabar tentang
datangnya nabi terakhir dalam kitab-kitab mereka (i.e Taurat). Dan nabi
SAW mencoba mengkomunikasikan hal ini baik-baik kepada orang-orang Yahudi
tersebut. Dan jika mau maka rasul seharusnya dapat mengusir mereka dari tanah
Arab.
Hadis diatas sama sekali tidak menyebutkan bahwa orang Yahudi mengakui
Muhammad SAW adalah rasulullah. Yang mereka katakan hanyalah "Abu'l-Qasim,
you have communicated " (Abu’l Qasim, kamu telah menyatakan). Yang
diakui oleh orang Yahudi hanyalah pengakuan bahwa Muhammad SAW pernah
menawarkan Islam kepada mereka ("accept Islam and you would be
safe").
Selain itu perhatikan pula bahwa kata (Allah’s Message) ditulis dalam
tanda kurung. Mirip Al-Qurán yang harus disisip-sisip kalimat
agar bisa dipas-paskan dengan kebutuhan muslim.
Kalau memang orang Yahudi mengakui Muhammad SAW adalah rasulullah, sangatlah
mudah bagi mereka untuk berkata Äbu’l Qasim, kamu adalah benar Rasulullah”
Namun tidak ada sama sekali pengakuan seperti itu dari orang Yahudi.
Bagaimana mungkin Yahudi akan menerima Muhammad SAW sebagai rasulullah karena Muhammad
SAW tidak lulus (gagal total) saat ditest pengetahuan umumnya oleh orang
Yahudi.
Sebagai contoh test yang dilakukan oleh Yahudi adalah saat Muhammad SAW ditanya
tentang kisah Alexander Agung dan Seven Sleepers. Bagaimana mungkinlegenda
Alexander Agung dengan gerbang besinya dan legenda Seven Sleepers masuk dalam
Al-Qurán dan menjadi fakta sejarah.
Sudah pernah saya tuliskan disini :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=4802
ALEXANDER AGUNG, SI KAFIR NABI MUSLIM (QS 18)
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=6137
LEGENDA THE SEVEN SLEEPERS DALAM QUR’AN
Bagaimana mungkin orang Yahudi akan percaya Muhammad SAW saat mereka melihat
bahwa Muhammad SAW tidak lulus test pengetahuan seperti ini.
Sama seperti jika ada orang Malaysia mengaku nabi bagi orang Indonesia, namun
saat ditest menyatakan bahwa Bandung Bondowoso adalah seorang nabi
utusan Aulloh SWT yang membangun 999 candi dalam satu malam.
Akankah orang Indonesia percaya???
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Sat Dec 08, 2007 8:19 pm
muslim wrote
Dan ucapan nabi SAW telah ditegaskan bahwa beliaulah nabi terakhir tersebut,
yang mana seharusnya orang-orang Yahudi mengikutinya seperti
apa yang dikatakan oleh Musa:
ulangan 18:15, 17-19
18:15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu,
sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang
harus kamu dengarkan.
18:17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;
18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara
mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan
ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi
itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Bosan sebetulnya melihat sikap hipokrit muslim seperti ini.
Disatu sisi menuduh Alkitab sudah dipalsukan, tapi disisi lain kalau bisa
dimanfaatkan maka dijadikanlah rujukan.
Bosan sebetulnya mendengar pembelaan kacangan ala muslim yang seperti ini.
Ayat Ulangan 18 : 15 sudah berbicara dengan sangat jelas :
18:15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu
Memangnya orang Mekah yang jauhnya ribuan kilometer dari Israel bisa disebut
dari tengah-tengah orang Israel.
Contoh analogi lainnya :
Presiden SBY berbicara ditelevisi :
"Hai rakyat Indoensia, Seorang pemimpin dari tengah-tengahmu, dari
antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan muncul”
Pertanyaannya :
Siapa yang dimaksud presiden SBY diatas :
1. Orang Indonesia yang akan lahir dari salah satu dari suku bangsa yang ada
diIndonesia.
2. Orang Malaysia yang adalah “saudara”bangsa Indonesia
3. Orang Thailand yang adalah “saudara”bangsa Indonesia
MAri kita dengarkan apa kira-kira jawaban muslim. :oops:
Lebih lanjut tentang bantahan terhadap klaim bohong Muhammad sudah diramalkan
dalam alkitab silahkan baca disini.
MUHAMMAD DALAM PERJANJIAN LAMA !!!
http://www.sarapanpagi.org/62-muhammad- ... vt729.html
ali wrote
Ini adalah riwayat dari akhir keberadaan bangsa Yahudi di Medinah (atau
disebut juga : YATHRIB). Suatu kisah mengenai pembantaian etnik, pengkhianatan,
dan Genocide yang dilakukan oleh utusan Allah (SAW = Damai Allah besertanya).
Sang nabi menjarah komunitas Yahudi yang telah tinggal selama 2000 tahun di Medinah
muslim wrote
Wah ini nggak ngerti masalahnya...
Coba baca lagi kutipan dibawah:
Quote:
Dikutip dari Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN PERTAMA: ARAB PRA-ISLAM, Muhammad
Husain Haekal
Kota-kota seperti Mekah, Ta'if, Yathrib dan yang sejenis itu seperti
wahah-wahah (oase) yang terserak di celah-celah gunung atau gurun pasir,
terpengaruh juga olehsifat-sifat pengembaraan demikian itu. Dalam susunan
kabilah serta cabang-cabangnya, perangai hidup, adat-istiadat serta
kebenciannya terhadap segala yang membatasi kebebasannya lebih dekat
kepada cara hidup pedalaman daripada kepada cara-cara di kota, sekalipun mereka
dipaksa oleh sesuatu cara hidup yang menetap, yang tentunya tidak sama dengan cara-hidup
pedalaman. Dalam pembicaraan tentang Mekah dan Yathrib pada pasal berikut ini
akan terlihat agak lebih terperinci.
Coba perhatikan kutipan diatas. Masyarakat Yahudi atau masyarakat
lainnya jaman dahulu tidaklah menganut pola hidup menetap. Tidak ada
hubungannya atau tidak ada masalah seandainya nenek moyangnya menetap 2000
tahun sekalipun kemudian suatu saat salah satu keturunannya meninggalkan tanah
asalnya.
Konteks yang dikutip Haekal tidaklah berbicara tentang komunitas Yahudi
melainkan kabilah-kabilah yang memang tidak terbiasa dengan hidup dikota-kota.
Mari kita gunakan sumber yang sama dengan yang digunakan oleh muslim.
Dikutip dari :
Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN PERTAMA: ARAB PRA-ISLAM, Muhammad Husain
Haekal
Anak negeri pada masa itu bahkan sampai
sekarang adalah penduduk pedalaman yang tidak biasa
dikota-kota. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat.
Jadi tidak ada hubungannya dengan orang Yahudi
Dikutip dari :
Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN KESEMBILAN: IKRAR1 'AQABA
Muhammad Husain Haekal
Nasib baik telah jatuh di Yathrib, suatu hal
yang tidak terjadi pada kota yang lain. Waktu itu dua kabilah Aus dan
Khazraj adalah penyembah berhala di Yathrib. Mereka saling bertetangga dengan
orang-orang Yahudi. ..... Sejarah memperlihatkan bahwa orang-orang
Masehi di Syam, yang berada di bawah pengaruh Rumawi Timur (Bizantium) sangat
membenci orang-orang Yahudi, ...... Mereka menyerbu Yathrib guna
memerangi orang-orang Yahudi.
Orang Yahudi di Yathrib (Medinah) adalah orang kota yang sudah menetap,
sehingga orang Romawi Timur sesuai penuturan Haekal bisa menyerang orang Yahudi
di Yathrib. Orang Yahudi bukanlah seperti kabilah yang pindah-pindah terus
seperti kebohongan yang diutarakan oleh muslim diatas.
Bahkan lebih jauh lagi disebutkan ternyata orang Yahudi adalah tuan
dikota Madinah (Yathrib), sementara orang Arab Asli justru adalah
kuli-kuli. Kedudukan berubah akibat adanya intrik yang dilakcarkan oleh orang
Arab terhadap orang Yahudi.
Dikutip dari :
Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN KESEMBILAN: IKRAR1 'AQABA
Muhammad Husain Haekal
Mereka (Romawi Timur) menyerbu Yathrib guna
memerangi orang-orang Yahudi. Akan tetapi karena tidak berhasil mereka lalu membujuk
dan meminta bantuan Aus dan Khazraj. Tidak sedikit jumlah orang-orang Yahudi
itu kemudian yang mereka bunuh. Dengan demikian kedudukan
orang-orang Yahudi sebagai yang dipertuan dijatuhkan, dan orang-orang Arab
kabilah Aus dan Khazraj yang tadinya terbatas hanya sebagai kuli telah
dinaikkan. Sesudah
itu orang-orang Arab itu berusaha lagi akan menghantam orang-orang Yahudi
supaya kekuasaan mereka atas kota yang makmur dan subur dengan pertanian dan
air itu lebih besar lagi. Siasat mereka ini berhasil baik sekali.
Jadi terlihatlah bahwa orang-orang Arab asli memang sudah dari sononya
pingin menghantam orang Yahudi. Dan pada akhirnya kebencian, iri
hati, dengki orang Arab kepada orang Yahudi dikulminasikan oleh Muhammad dan
terus dibawa hingga sekarang.
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Sat Jan 05, 2008 7:01 pm
muslim wrote
Hal ini juga didasari oleh keyakinan Yahudi (di masa lalu),
bahwa pemenang perang dapat menduduki kota asal penduduk asli:
ulangan 19:1-2
19:1. "Apabila TUHAN, Allahmu, sudah melenyapkan bangsa-bangsa yang
negerinya diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan engkau sudah menduduki
daerah mereka dan diam di kota-kota dan rumah-rumah mereka,
19:2 maka engkau harus mengkhususkan tiga kota di dalam negeri yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.
Konteksnya berbeda.
Peperangan yang dilakukan oleh orang Israel adalah karena mereka harus
melewati beberapa kota-kota yang diduduki pihak lain saat hendak memasuki
Kanaan. Peperangan disebabkan oleh salah satunya karena penduduk
asli tidak mengijinkan orang Israel melalui wilayah mereka setelah
orang Israel meminta ijin
Bilangan 21
21. Kemudian orang Israel mengirim utusan kepada Sihon, raja orang
Amori dengan pesan :
22. Ïzinkanlah kami melalui negerimu ........ sampai kami melalui batas
daerahmu
23. Tetapi Sihon tidak mengizinkan ..... ia mengumpulkan seluruh
laskarnya lalu keluar kepadang gurun menghadapi orang Israel
Seringkali pula peperangan dilancarkan oleh penduduk asli terhadap
orang Israel.
Keluaran 17:8
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel
di Rafidim.
Bilangan 21:1
Raja negeri Arad, orang Kanaan yang tinggal di Tanah Negeb, mendengar,
bahwa Israel datang dari jalan Atarim, lalu ia berperang melawan Israel,
dan diangkutnya beberapa orang tawanan dari pada mereka.
Jadi konteksnya sangat berbeda dengan perompakan yang dilakukan oleh Muhammad
SAW terhadap komunitas Yahudi di Yathrib.
Di Yathrib kenyataannya adalah sbb :
• Yahudi menerima Muhammad SAW dengan baik dan dengan tangan terbuka di
Yathrib.
• Yahudi tidak pernah menyerbu komunitas muslim di Yathrib, yang ada menurut
sumber Islam hanyalah gosip
bahwa Yahudi mau menyerbu muslim
• Yahudi tidak pernah menjarah harta benda muslim di Yathrib
• Yahudi tidak pernah memancung kepala 700 orang muslim di Yathrib
• Yahudi tidak pernah menjual muslimah sebagai budak
Toh Muhammad SAW tetap saja merampok Yahudi. Tujuannya seperti yang sudah
ditulis oleh sdr ali5196 : TAHTA, HARTA, WANITA TAHTA, HARTA, WANITA
Dengan harta yang diperoleh dari merampok orang Yahudi maka Muhammad
SAW dapat membayar pengikut-pengikutnya.
Lagipula kalau muslim berpendapat “pemenang perang dapat menduduki kota asal
penduduk asli” kenapa muslim harus sewot dengan keberadaan negara Israel dan
senantiasa menuduh mereka tidak berhak karena merebut dari orang Palestina. Toh
menurut muslim pemenang perang dapat menduduki kota asal penduduk tanah asli.
Lagipula hak Israel atas tanah Palestina toh dijamin oleh Aulloh SWT
QS 5 :21 :
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan
Allah bagimu [409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut
kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. :oops:
muslim wrote
Jika nabi Musa dan tentaranya saja dapat mengusir bangsa Amalek dari
Yathrib, mengapa kamu mempermasalahkan bahwa nabi Muhammad SAW dan pasukan
muslimin mengusir Yahudi dari Yathrib? ....
Sejak kapan orang Amalek tinggal di Medinah?? Lagi-lagi tipu
muslimin demi mengaitkan kepulangan Musa melalui Medinah. Jadi kalau Musa
melewati Medinah maka Paran dapat ditafsirkan menjadi Mekah. Hi .. hi ...
Orang Amalek tinggal disekitar Kadesh dan ditemui orang Israel saat
mereka mengembara di jazirah Sinai setelah keluar dari Mesir.
Kejadian
14:7 Sesudah itu baliklah mereka dan sampai ke En-Mispat, yakni Kadesh,
dan mengalahkan seluruh daerah orang Amalek,
Lokasi Kadesh kira-kira disini.
Berikut diberikan ayat tentang Amalek
Keluaran 17 : 8
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di
Rafidim
Perjumpaan dengan orang Amalek diawali dengan serbuan orang Amalek terhadap
orang Israel. Sangat berbeda dengan orang Yahudi Medinah yang menerima
Muhammad SAW dengan baik hati dan tangan terbuka untuk kemudian dirampok harta
bendanya dengan melaui serangkaian fitnah oleh Muhammad SAW.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2405
BAGAIMANA MUHAMMAD SAW MERAMPOKI YAHUDI
Orang Yahudi Medinah menerima Muhammad SAW, namun hanya berselang berapa bulan
saja Muhammad SAW sudah melancarkan aksi perompakan terhadap karavan orang Mekah. Jadi
buat apa orang Yahudi harus bersahabat dengan perompak, apalagi menerima sang
perompak sebagai nabi??.
Jadi karena Yahudi tidak mau menerima perompak sebagai nabi, terus Muhammad SAW
merasa punya hak untuk merampok, menjarah dan mengusir Yahudi????? :twisted:
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by ali5196 » Mon Jan 07, 2008 1:47 am
... double ...
Last edited by ali5196 on Mon Aug 11, 2008 7:44 pm,
edited 2 times in total.
Translator
Posts: 15994
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
by vivaldi » Thu Jan 10, 2008 10:49 am
muslim wrote
Kutipan kamu berikut justru menjelaskan bahwa bangsa Yahudi memang
berpindah-pindah/nomaden:
ali5196 wrote:
”Terbukti bahwa pada thn 70 AD, bangsa Roma telah membantai kaum Yahudi di
Palestina, dan pada thn 132 AD mengusir mereka dari tanah itu, sehingga banyak
kaum Yahudi yang melarikan diri untuk mencari suaka di Hejaz, suatu daerah
yang bersebelahan dengan tanah Palestina di bagian selatan. Di sana, mereka
bermukim ditempat dimana mereka bisa mendapatkan sumber mata air dan
tumbuh-tumbuhan,
Muslim rupanya tidak bisa membedakan antara terusir dari tanah air dengan
nomaden.
Mengikuti pola pikir muslim berarti orang Palestina juga adalah orang
Nomaden karena sebagian dari mereka hidup di Yordania, sebagian hidup
di Gaza dan sebagian hidup di Tepi Barat.
Jadi :
Tidak ada masalah seandainya nenek moyang orang Palestina menetap 2000 tahun
sekalipun kemudian suatu saat salah satu keturunannya meninggalkan tanah
asalnya
muslim wrote
Coba saya ambil kutipan yang tidak berasal dari Maududi:
Quote:
Dikutip dari The History of The Qur'anic Text
- From Revelation to Compilation -
Sejarah Teks Al-Quran - Dari Wahyu Sampai Kompilasinya -
Prof. Dr. M.M al A'zami
Tampaknya terdapat pula gerakan kependudukan lain di semenanjung Arab. Perlu
dicatat, di sana terdapat para pengungsi bangsa Yahudi, beberapa abad kemudian,
memperkenalkan agamanya pada masa pengasingan orang¬orang Babilonia. Mereka
kemudian menetap di Yathrib (Madinah sekarang), Khaebar, Taima', dan Fadak pada
tahun 587 sebelum masehi dan tahun 70 Masehi. (20)
(20) Jawad 'Ali, al-Mufassal fi Tarikh al-'Arab Qabl al-Islam, i:658, Ibid., i:
614-18 memuat informasi yang amat penting tentang pemukiman Bangsa Yahudi di
Yathrib dan Khaibar.
Cukup jelas toh bangsa Yahudi bukan penduduk asli Yathrib....
Jadi menurut sumber Islam, setidaknya orang Yahudi mendiami wilayah Yathrib
(Madinah sekarang), Khaebar, Taima', dan Fadak pada tahun 587 sebelum
masehi.
Sementara Muhammad SAW sendiri baru masuk Yathrib sekitar tahun 600 an
masehi. Atau sekitar 1200 tahun sesudah orang Yahudi mendiami Yahtrib.
Jadi siapa yang lebih dahulu mendiami Yathrib???
Yahudi
Sungguh kasihan muslim, mencoba menggunakan referensi justru membuktikan bahwa
orang Yahudi jauh lebih dahulu mendiami kota Yathrib. :oops: :oops:
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Mon Jan 14, 2008 11:30 pm
ali5196 wrote:
Alasan lain mengenai mengapa tidak ada sejarah yang otentik mengenai Yahudi
Arab adalah karena Muhammad telah menghancurkan mereka semua. Tidak ada orang
mati yang bisa menulis sejarah, bukan ?
muslim wrote :
Mana buktinya bahwa nabi SAW menghancurkan dokumen-dokumen penting bangsa
Yahudi? Tadi situ yang nuduh-nuduh Maududi ngarang cerita, la apa ente juga
tidak ngarang-ngarang cerita?
Sejarah ditulis oleh mereka yang menang perang.
Contoh paling gamblang adalah sejarah G30S. Selama 30 tahun kita disodorkan
versi G30 S adalah :
1. Gerakan yang dilancarkan PKI
2. Para jenderal disiksa oleh Gerwan dan Gerwani
3. Para jenderal disiksa di wilayah Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma
Namun setelah Suharto tumbang, terlihatlah informasi baru yang muncul yaitu :
1. Suharto sudah diberitahu oleh Brigjen Suparjo tentang rencana penjemputan
para jendral namun tidak mengambill tindakah apapun untuk mencegahnya
(membiarkan koleganya dihabisis)
2. Tokoh-tokoh utama G30S yaitu Letkol Untung dan Syam Kamaruzaman adalah
sahabat lama Suharto
3. Suhartolah yang mendatangkan 2 divisi pasukan dari kodam Brawijaya 530 dan
Diponegoro 454 yang digunakan untuk mem”backup” gerakan 30 S
4. Tidak ada gerwan dan gerwani diwilayah Lubang Buaya pada 30 September 1965
5. Wilayah lubang buaya berada diluar kompleks pangkalau AU Halim.
Jadi sejarah tentang pengusiran Yahudi dari Medinah adalah versi muslim
yang sudah pasti akan berusaha membenarkan tindakan Muhammad SAW. Kisah
sebenarnya sangat mungkin jauh lebih memilukan dibanding apa yang tertulis
dalam sira.
Hanya Tuhan yang tahu.
muslim wrote
Perhatikan kutipan berikut yang menunjukkan bahwa bangsa Yahudi
bukanlah bangsa asli Arab:
Phillip Hitti, dalam karyanya yang berjudul, Sejarah Bangsa Arab, menyebut,
"Kendati istilah semit muncul belakangan di kalangan masyarakat Eropa,
hal tersebut biasanya dialamatkan pada orang-orang Yahudi karena yang
terkonsentrasi di Amerika. Sebenarnya lebih tepat ditujukan pada
penduduk bangsa Arab yang, lebih dari kelompok manusia lain, telah mendapat
ciri bangsa Semit secara fisik, kehidupan, adat istiadat, cara berpikir dan
bahasa. Orang-orang Arab masih tetap sama sepanjang pen¬catatan sejarah."(9)
(9) M. Mohar 'A17, Siratan-Nabi,jilid.lA, hlm.30-31, dikutip dari buku P.K.
Hitti, History of the Arabs, hlm.8-9.
Semit mengacu kepada keturunah Shem, anak nabi Nuh.
Jadi orang Arab maupun orang Israel dapat digolongkan orang Semit.
Orang Arab Asli-pun asalnya dari Yaman yang kemudian migrasi ke utara
sekitar abad ke 2 SM. Sementara orang Yahudi sesuai pendapat muslim sudah menetap
di Yathrib tahun 587 sebelum masehi
Menurut sumber Islam, orang Arab dibagi menjadi 2 golongan yaitu orang Arab
asli yang berasal dari Qathan / Joktan dan orang Arab (yang tidak asli ?) yang
hanya mengambil bahasa Arab sebagai bahasa mereka.
Sumber :
Sejarah Islam
Ahmad Al-Usairy
Akbar Media Eka Sarana, 2003, halaman 62
2. Arab Baqiyah
MEreka adalah orang-orang Arab yang hingga saat in masih ada. Mereka adalah
bani Qathan dan Bani Adnan. BANU QATHAN ADALAH ORANG ARAB ARIBAH (ORANG
ARAB ASLI) dan tempat mereka adalah di SELATAN jazirah Arab. …….. Sedangkan
bani Adnan, mereka adalah orang-orang Arab Musta’ribah, yakni orang-orang Arab
yang MENGAMBIL bahasa Arab sebagai bahasa mereka. Mereka adalah ORANG-ORANG
ARAB BAGIAN UTARA……
Bangsa Arab Asli berasal dari wilayah Yaman, menjelang runtuhnya
bendungan Marib mereka mulai menyebar ke utara hingga wilayah Medinah dan
Mekah.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 3
.... dari Yaman, kemudian mereka menyebar di
seluruh penjuru jazirah. Mayoritas kepindahan mereka itu menjelang
peristiwa sailul Arab (banjir besa akibat runtuhnya bendungan Ma’rib) .........
Tsalabah bin Amru, ..... berjalan menuju Medinah dan tinggal disana. Diantara
anak cucu Tsalabah adalah al-Aus dan al-Khazraj ......... Haritsa bin Amru
....... mendiami Mekah
Runtuhnya bendungan Ma’rib terjadi diakhir berkuasanya kerajaan Saba.
Sumber :
Sejarah Islam
Ahmad Al-Usairy
Akbar Media Eka Sarana, 2003, halaman 65
Kerajaan Saba (955 SM – 115 SM)
......... Namun kemudian bendungan ini semakin aus dan akhirnya hancur binasa.
Maka terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya penduduk
setempat banyak yang pindah ke utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda
kehancuran Saba.....
Jadi kepindahan orang Arab Asli dari wilayah Yaman menuju ke Medinah dan
Mekah baru terjadi diakhir kekuasaa kerajaan Saba yaitu sekitar abad ke 2 SM -
1 SM. Jadi sangat mungkin suku Quraish juga baru mendiamii wilayah
Mekah sekitar abad-abad tersebut terbukti tidak adanya catatan historis tentang
Mekah sebelum abad ke2 M. Sementara menurut sumber muslim sendiri, Yahudi
mulai mendiami Medinah sekitar tahun 587 SM.
Lebih jauh silahkan baca :
KEBOHONGAN SEJARAH MEKAH, KABAH DAN ZAMZAM
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2961
Jadi melihat pola migrasi dari Yaman, maka sangat mungkin suku Quraish
adalah keturunan Qathan, bukan keturunan Ismail. Karena keturunan Ismail
tinggal di Utara, sekalipun muslim mungkin akan berkeras dengan menyatakan
bahwa Abraham dari Israel membawa Ismail ke Mekah yang kering kerontang,
kemudian keturunan Ismail kembali lagi ke utara menuju wilayah sekitar
Yordania.???
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Sat Feb 02, 2008 1:15 pm
ali wrote
INVASI terhdp BANI QAYNUQA:
Ini adalah kelompok Yahudi pertama yg jadi obyek luapan kemarahan Muhamad.
......
Saifur Rahman al-Mubarakpuri dlm Ar-Rahiq Al-Makhtum menulis;
"Mereka (Banu Qaynuqa) memulai mencari kerusuhan, meledek Muslim,
melukai mereka yg sering mengunjungi pasar dan bahkan mengintimidasi
para wanita. Hal2 ini semakin meruncing keadaan shg nabi (SAW) mengumpulkan
mereka, menegur mereka dan menyerukan agar mereka bertindak secara rasional,
dewasa dan diperingatkan agar tidak lagi melakukan pelanggaran. Tetapi mereka tetap
bersikeras dan tidak mempedulikan peringatannya dan mengatakan: “Jangan besar
kepala dgn kekalahan Quraish yg tidak berpengalaman dlm perang. Kalau kau
mengajak kami berperang, kau akan sadar bahwa kami ahli perang.” (2)
Apapun yg dikatakan sejumlah Yahudi itu kdp Muhamad itu bukan merupakan
pernyataan resmi penduduk. Ini hanyalah alasan yg dicari2 Muhamad utk dapat
kesempatan emas utk berperang. Maududi mengatakan, “Ini kata2 jelas sbg
deklarasi perang.”
muslim wrote
Ucapan seperti itu pada jaman dahulu kala memang benar-benar suatu
deklarasi atau tantangan perang. Dan isyarat seperti ini diketahui atau
dikenal oleh tiap orang atau setidaknya dipahami oleh pasukan perang. Sebab
Yahudi sendiri akan segera menyambit batu dan menghunus golok terhadap orang
yang tidak disukainya:
Lucunya kisah bagaimana Yahudi menghina muslimah munculnya belakangan setelah
era Ibn Ishaq yang adalah penulis sira pertama. Kisah ini tidak muncul
dalam tulisan Ibn Ishaq yang meninggal sekitar 151 H, sangat mungkin
karena peristiwa ini memang tidak pernah terjadi.
Peristiwa Muhammad SAW merampok bani Qaynuqa tentu saja menempatkan
Muhammad SAW sebagai aggressor yang menyerang kaum Qainuqa hanya
karena tergiur harta benda Yahudi. Untuk itu diperlukan prolog yang
harus menempatkan Yahudi sebagai pihak yang salah dan prolog itu
adalah "persitiwa" Yahudi menghina muslimah dipasar. Kisahya muncul
belakangan oleh Ibn Hisham yang mengedit karya Ibn Ishaq. Ibn Hisham sendiri
wafat sekitar 218 H, sementara Ibn Ishaq wafat sekitar 151 H. Jadi ada jeda
sekitar 70 tahun antara keduanya.
Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq
Buku III, halaman 330 :
Catatan kaki Ibnu Hisham
568. Abdullah bin Jaffar …. Berkata, “… Seorang wanita Arab membawa beberapa
barang dan menjualnya dipasar milik bani Qainuqa. Dia duduk disebelah seorang
tukang emas, dan kemudian beberapa orang mulai mengganggunya dan menyuruhnya
untuk membuka kerudung wajahnya tetapi dia menolak. Si tukang emas menarik
bajunya sehingga terbukalah sebagian tubuh dari wanita tersebut dan merekapun
menertawakannya. Wanita itu menjerit dengan keras dan seorang muslim
mengetahuinya kemudian dia melompat dan menyerang si tukang emas hingga tewas.
Ternyata tukang emas tersebut adalah seorang Yahudi, maka kemudian orang Yahudi
yang lain datang mengeroyoknya hingga tewas. Maka kemudian keluarga si muslim
meminta bantuan para muslim yang lain untuk melawan orang-orang Yahudi. Maka
keteganganpun terjadi diantara kedua belah pihak.
Jadi setelah sekitar 70 tahun dari masa Ibn Ishaq atau sekitar 200
tahun setelah "peristiwa bani Qaynuga", barulah muncul kisah
bagaimana “Yahudi menghina muslimah” dipasar. Tambahan kisah yang cukup untuk
menjustifikasi penyerangan terhadap Yahudi Qainuqa.
muslim wrote
Sebab Yahudi sendiri akan segera menyambit batu dan menghunus golok terhadap
orang yang tidak disukainya:
yohanes 8:58-59
8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada."
8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus
menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Lagi-lagi konteksnya berbeda.
Alasan orang Yahudi melempari batu kepada Yesus adalah karena Yesus menyatakan
diriNya sudah ada sebelum Abraham, atau dengan kata lain memiliki sifat ilahi.
Hal yang bisa dianggap menghujat dan menyamakan diri dengan YHWH dan hukumannya
adalah rajam
Imamat 24:16
Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari
dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang
Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.
Sementara penyerangan Muhammad SAW terhadap bani Qaynuga adalah untuk merampok
harta, benda dan wanita Yahudi. Namun dalam perjalanan catatan “sejarah”
ala muslim selanjutnya dikaranglah cerita bahwa Yahudilah yang
nantang-nantang jadi sah-sah saja untuk dibasmi.
Menyedihkan, seperti aksi maling teriak maling.
muslim wrote
Sebab Yahudi sendiri akan segera menyambit batu dan menghunus golok terhadap
orang yang tidak disukainya:
ulangan 13:12-15
13:12. Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk
diam di sana, kaudengar orang berkata:
13:13 Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang
telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti
kepada allah lain yang tidak kamu kenal,
13:14 maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan
baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu
dilakukan di tengah-tengahmu,
13:15 maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah
dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya.
Lagi-lagi konteksnya berbeda
Ayat Ulangan 13 adalah peringatan dan hukuman bagi dalam kasus ajakan
untuk menyembah ilah yang lain.
Ulangan 13 : 1 - 2
Apabila ditengah-tengahmu muncul seorang nabi ... dan ia
membujuk : “Mari kita mengikuti allah lain ....
Perintah penghukuman tetap harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian yaitu haruslah
engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik
Lagipula barang jarahan yang terkumpul haruslah dimusnahkan, bukannya
untuk dinikmati seperti dalam kasusnya Muhammad
Ulangan 13:16
Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus
kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran
Jadi upaya muslim menyamakan ayat diatas dengan perompakan dan penjarahan yang
dilakukan Muhammad SAW terhadap Yahudi Medinah adalah tidak tepat.
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Wed Feb 06, 2008 11:38 pm
ali wrote
Tidakkah ada yg pernah bertanya, MENGAPA ? Mengapa insiden sepele dijadikan
alasan bagi seseorang yg mengaku utusan Tuhan utk MENGUSIR SELURUH PENDUDUK yg
sudah bermukim disama secara turun temurun dan menyita seluruh harta benda
mereka ?
muslim wrote
Insiden ini mungkin sepele bagi orang sekarang. Tapi bagi orang dahulu itu
bukan insiden biasa dan bukan masalah fanatik atau tidak fanatik. Orang-orang
Yahudi sebenarnya telah memaklumatkan isyarat perang!!! (meski tak diucapkan).
Pengertian seperti ini didapat seperti tertera dalam ayat ulangan 13:12-15
diatas. Bukankah mereka sudah menandatangani perjanjian Madinah
sebelumnya?
Perjanjian Medinah justru menimbulkan keganjilan yang luar biasa.
1. Pengakuan bahwa Muhammad SAW adalah sang nabi
Sudah jelas bahwa kaum Yahudi tidak pernah mengakui Muhammad
SAW sebagai nabi bagi mereka. Penolakan itu jelas terekam dalam Al-Qur’an.
QS 2 : 146 :
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan
Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri [97]. Dan
sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran,
padahal mereka mengetahui.
QS 6 : 20 :
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya
(Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yangmerugikan
dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).
QS 6 : 21 :
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan
terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang
aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.
Jadi bagaimana mungkin pihak Yahudi akan menerima dokumen yang mengakui
Muhammad SAW sebagai nabi.???
Kalau Yahudi menerima Muhammad sebagai nabi seperti klaim dokumen perjanjian
Medinah diatas, itu hanya membuktikan bahwa Al-Qurán salah saat menulis
bahwa Yahudi menolak Muhammad
2. Orang-orang Yahudi akan membantu biaya perang
Apa untungnya bagi kaum Yahudi untuk membantu biaya perang yang akan
dilancarkan oleh Muhammad SAW?. Peperangan yang dilancarkan oleh Muhammad SAW
adalah peperangan dengan tujuan perampokan. Kaum Yahudi Medinah
pada waktu itu hidup sebagai pedagang-pedangan yang tidak ada urusannya
dengan perampokan.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad – Sira Nabawiyah
Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 244
Mereka mahir dalam hal mencari penghasilan.
Mereka menguasai perdagangan biji-bijian, korma, khomer dan
pakaian. Mereka mengimpor pakaian, biji-bijian dan khomer, dan
mengekspor korma. Selain itu mereka memiliki pekerjaan-pekerjaan yang
memiliki para pekerja.
Orang-orang Yahudi Madinah adalah pedagang. Dimana-mana-mana yang
namanya pedagang tidak menyukai adanya peperangan karena itu berarti hilangnya
pemasukan atau dengan kata lain perang menimbulkan kerugian perdagangan.
Jadi buat apa kaum Yahudi menyetujui untuk membiayai operasi perampokannya
Muhammad SAW.??????
3. Orang-orang Yahudi akan ikut berperang
Apa untungnya bagi kaum Yahudi untuk ikut berperang yang sebetulnya tidak lebih
dari aksi perampokan.
Lucunya Mubarakfury sendiri menuliskan bahwa kaum Yahudi tidak mahir berperang.
Sumber :
Ibid, halaman 417
Telah kami kemukakan bahwa orang-orang
Yahudi itu sangat memusuhi Islam, namun mereka bukanlah orang-orang
yang ahli perang ……
4. Harus saling membantu jika ada serangan terhadap Yatsrib
Sungguh lucu, serangan terhadap Yatsrib yang dilakukan oleh Quraish Mekah
adalah karena mereka sudah terlalu kesal dengan ulah Muhammad SAW yang
berulang-ulang merampoki caravan Quraish. Perang ini dikenal sebagai perang
Uhud yang terjadi sekitar bulan Maret 625 M.
Sumber :
Mubarakfury, halaman 343
Kemarahan penduduk Makkah meluap terhadap
kaum muslimin karena kekalahan mereka dalam perang Badr dan tewasnya para
pemimpin mereka dalam perang tersebut. Sehingga mereka bertekad untuk
melakukan tindak pembalasan.
Muhammad SAW sendirilah yang mencari masalah dengan merampoki kaum
Quraish. Saat Quraish menuntut balas yang adalah hak mereka, buat apa
kaum Yahudi harus membantu Muhammad SAW yang jelas-jelas adalah perampok.
5. Penyelesaian dijalan Allah dan Muhammad SAW
Masyarakat Yahudi Medinah sekalipun bukan satu kesatuan namun saat itu mereka
telah memiliki aliansi dengan suku Khazraj dan Aus.
Sumber :
Mubarakfury, halaman 245
Di Yatsrib terdapat tiga kabilah Yahudi yang
terkenal, yaitu :
1. Bani Qainuqa, mereka adalah sekutu Khazraj. Pemukiman mereka di dalam kota
Madinah
2. Bani Nadhir
3. Bani Quraizah.
Bani Nadhir dan bani Quraizah adalah sekutu kabilah Aus dan pemukiman mereka
berada disekitar Madinah.
Jadi buat apa mereka harus menggantungkan nasibnya ditangan keputusan Muhammad
SAW yang waktu itu tidak lebih adalah pendatang baru kedalam komunitas
Madinah.
Lagipula sungguh aneh, bagaimana mungkin Muhammad SAW yang adalah salah
satu penandatangan”perjanjian” bisa dijadikan pengadil jika ada perselisihan
yang melibatkan Muhammad SAW?????
Dengan pemikiran kritis dapat dilihat bahwa klausul no. 2, 3 dan 4 diatas
sangat mungkin adalah rekayasa belakangan. Klausul-klausul yang
dikemudian hari akan digunakan sebagai dasar tuduhan bahwa kaum Yahudi telah
mengkhianati perjanjian karena tidak mau membantu Muhammad SAW dalam
peperangannya. Dan karena Yahudi telah “menghianati” perjanjian, atau dengan
kata lain telah timbul “perbedaan pendapat”, maka jawaban harus dicari dari
Allah dan Muhammad SAW. Dan jawaban atas “perbedaan pendapat” yang diberikan oleh
Muhammad SAW adalah merampas harta benda Yahudi Madinah dan mengusir mereka
dari jazirah Arab.
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Thu Feb 07, 2008 6:37 pm
ali wrote
Bahkan Muslim dgn tenang tidak menganggap aneh perintah pembunuhan Muhamad
terhdp Abu Afak, lelaki jompo berusia 120 tahun
muslim wrote
Unfortunately, references of the Sîrah do not provide such information.
Actually, we are told that this story has no isnâd at all; neither
Ibn .... "...of no basis", indicating that it has reached the
lowest degree of criticism regarding its isnâd. ....... We are therefore
obliged to reject the story of the killing of Abu 'Afak by
Salîm Ibn 'Umaîr at the Prophet’s command.
Kebiasaan muslim adalah saat kepada mereka dihadapkan kisah-kisah yang
menggambarkan keburukan Muhammad maka reaksi mereka adalah mempertanyakan isnad
kisah diatas.
Kita lihat bagaimana muslim akan menerapkan kriteria isnad terhadap kisah
berikut yang menguntungkan Muhammad SAW, cerita dikutip dari :
Sirah Ibnu Ishaq – Kisah Sejarah Nabi Tertua, jilid 1
Muhammad bin Yassar bin Ishaq
Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2002
Halaman 116 - 118
Kisah Tentang Bahira
Abu Thalib sedang mempersiapkan perjalanan dagang ke Syria ..... Disana
(Busyra) hidup seorang rahib yang bernama Bahira, dia banyak belajar tentang
sejarah Kristen ...... Kemudian dia (Bahira) melihat punggung
Rasulullah dan menemukan tanda kenabian ... Rasulullah terus tumbuh
berkembang ... tumbuh menjadi pribadi yang paling baik di antara kaumnya ..
Kisah diatas juga tidak ada isnadnya, namun kisah ini toh senantiasa
masuk dalam buku-buku biografi Muhammad. Padahal jika muslim konsisten dan
kritis, cerita tanpa isnad ini menurut kriteria muslim sendiri :
has reached the lowest degree of criticism
regarding its isnâd. ...... In brief, we have no commitment to accept such a
baseless story
telah mencapai posisi terendah dalam kritik tentang isnadnya ....
secara sederhana, kami tidak memiliki komitmen untuk menerima cerita
tanda dasar seperti ini :oops:
Atau kisah yang berikut :
Ibid
Halaman 131
Berita dari Ahli Nujum, Pendeta Yahudi dan
Pendeta Nasrani dari tanah Arab tentang akan lahirnya Muhammad
Para pendeta Yahudi, pendeta nasrani dan juga para ahli nujum telah membicarakan
tentang Rasulullah sebelum datang masa kenabiannya. Menurut para pendeta
itu, dalam kitab-kitab mereka telah dijelaskan tentang ciri-ciri sang
Rasulullah dan juga penjelasan tentang datangnya masa kenabian.
Kisah diatas juga tidak ada isnadnya, namun kisah ini toh senantiasa
masuk dalam buku-buku biografi Muhammad. Padahal jika muslim konsisten dan
kritis, cerita tanpa isnad ini menurut kriteria muslim sendiri :
has reached the lowest degree of criticism
regarding its isnâd. ...... In brief, we have no commitment to accept such a
baseless story
telah mencapai posisi terendah dalam kritik tentang isnadnya ....
secara sederhana, kami tidak memiliki komitmen untuk menerima cerita
tanda dasar seperti ini :oops:
Jadi kalau muslim konsisten menolak kisah Abu Afak karena tidak ada isnadnya,
maka muslim juga harus menolak kisah tentang Bahira dan ramalan tentang
Muhammad SAW dan menyatakan kisah itu tidak ada dasarnya sama sekali karena
tidak ada isnadnya.
Lucunya dalam buku Haekal yang dijadikan rujukan oleh tim muslim dua kisah ini
(pembunuhan terhadap Abu Afak dan Asma) muncul tanpa adanya keberatan terhadap
isnadnya.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
BAGIAN KEEMPATBELAS: ANTARA BADR DAN UHUD
Muhammad Husain Haekal
Suatu malam ketika angin sedang bertiup
kencang Salim mendatangi Abu 'Afak. Ia sedang tidur di beranda rumahnya. Oleh
Salim ditancapkannya pedangnya ke arah hatinya hingga menembus sampai ke
pelaminan. Demikian juga 'Ashma, bt. Marwan (dari Banu Umayya b. Zaid).
Wanita ini selalu memaki Islam, menyakiti hati dan mengerahkan orang supaya
melawannya. Hal ini dilakukannya terus sampai pada waktu sesudah selesainya
perang Badr. Pada suatu malam buta ia didatangi oleh 'Umair b. 'Auf yang masuk
sampai ke dalam rumahnya. Ia dikelilingi oleh anak-anaknya yang sedang tidur,
ada pula yang sedang disusui. Sebenarnya penglihatan 'Umair lemah sekali. Ia
meraba-raba dengan tangannya dan terpegang olehnya bayi yang sedang
disusui itu. Dihalaunya bayi itu dari sisi ibunya, kemudian dipusatkannya
pedangnya ke dada wanita itu sampai menembus punggungnya.
Hi .. hi ... hi ....
Jadi ada muslim yang menolak mentah-mentah, namun ada muslim yang menerima
bulat-bulat kisah diatas. Kok kaya kisah umur Aisha saat digenjoti oleh
Muhammad SAW, atau tentang kontroversi Pakta Umar yang tujuannya untuk
memalukan orang non muslim.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16627
Yah itulah muslim, pendapatnya bisa on, bisa off, tergantung kebutuhan dan
sikon. Yang menguntungkan Muhammad diterima bulat-bulat. Yang merugikan -
sekalipun sudah selama 1300 tahun diterima kebenarannya - saat bisa dijadikan
amunisi oleh non muslim, maka buru-burulah kemudian kisah tsb ditolak
keabsahannya.
Kenapa Ibn Ishaq tidak menuliskan isnad?
Penjelasan yang paling masuk akan adalah karena kisah pembunuhan Abu
Afak dan Asma adalah kisah yang diterima secara luas oleh komunitas muslim pada
masa Ibn Ishaq sehingga dia tidak merasa perlu menuliskan isnadnya.
:wink:
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by moslem » Wed Mar 12, 2008 1:01 pm
Last edited by moslem on Tue Apr 08, 2008 6:49 pm,
edited 1 time in total.
Mulai
Suka
Posts: 441
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village
vivaldi wrote:Jadi melihat pola migrasi dari Yaman, maka sangat
mungkin suku Quraish adalah keturunan Qathan, bukan keturunan Ismail. Karena
keturunan Ismail tinggal di Utara, sekalipun muslim mungkin akan berkeras
dengan menyatakan bahwa Abraham dari Israel membawa Ismail ke Mekah yang kering
kerontang, kemudian keturunan Ismail kembali lagi ke utara menuju wilayah
sekitar Yordania.???
Quraisy itu satu2 keturunan ismail yg tdk hijrah dari mekka setelah mekka
dikuasai oleh pengungsi Arab dari selatan. yg kemudian keluarga Quraisy
berhasil merebut kembali mekka.
u get that ?
Kecanduan
Posts: 4401
Joined: Wed Jul 26, 2006 10:16 am
by vivaldi » Sat Apr 19, 2008 8:19 am
MONTIR KEPALA wrote:
vivaldi wrote:Jadi melihat pola migrasi dari Yaman, maka sangat
mungkin suku Quraish adalah keturunan Qathan, bukan keturunan Ismail. Karena
keturunan Ismail tinggal di Utara, sekalipun muslim mungkin akan berkeras
dengan menyatakan bahwa Abraham dari Israel membawa Ismail ke Mekah yang kering
kerontang, kemudian keturunan Ismail kembali lagi ke utara menuju wilayah
sekitar Yordania.???
Quraisy itu satu2 keturunan ismail yg tdk hijrah dari mekka setelah mekka
dikuasai oleh pengungsi Arab dari selatan. yg kemudian keluarga Quraisy
berhasil merebut kembali mekka.
u get that ?
NO!!
Mulai
Suka
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta
by vivaldi » Sat Apr 19, 2008 8:37 am
ali wrote
Hampir semua ayat dlm Sûrah Al-Hashr
(Surah 59 - Perkumpulan) menggambarkan pembuangan Yahudi dan cara2 memalukan
para Munafik. Ayat2 ini menunjukkan perintah2 yg relevan ttg harta jarahan. Dlm
Surah ini, Allâh yg Maha Kuasa, mmeuji para Emigran dan Pembantu. Surah
ini juga menunjukkan sahnya menebang dan membakar pohon2 dan tanah2 milik musuh
bagi tujuan militer. Tindakan ini TIDAK DAPAT DIANGGAP SBG FENOMENA KORUPSI
SELAMA MEREKA BERADA DI JALAN ALLAH."
muslim wrote
Secara hukum Islam telah mengaturnya:
Malik Al Muwatta Book 21, Number 21.3.10:
..........
"I advise you ten things: Do not kill women or children or an aged, infirm
person. Do not cut down fruit-bearing trees. Do not destroy an
inhabited place. Do not slaughter sheep or camels except for food. Do not burn
bees and do not scatter them. Do not steal from the booty, and do not be
cowardly."
Mari bandingkan dengan ajaran God dalam Bibel:
ulangan 20:19-20
20:19 Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk
direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya
dengan mengayunkan kapak kepadanya; ......."
Ironisnya larangan menebang pohon yang menghasilkan buah justru
dilanggar sendiri oleh Muhammad SAW
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
BAGIAN KEENAMBELAS: PENGARUH UHUD
Muhammad Husain Haekal
Kemudian Muhammad memerintahkan
sahabat-sahabatnya menebangi pohon-pohon kurma kepunyaan orangorang Yahudi itu,
lalu membakarnya. Dengan demikian orang-orang Yahudi itu tidak akan terlalu
terikat pada harta-bendanya lagi dan tidak akan terlalu bersemangat mau
berperang
Dengan tidak sabar orang-orang Yahudi itu berteriak:
"Muhammad! Tuan melarang orang berbuat kerusakan. Tuan cela
orang yang berbuat begitu. Tetapi kenapa pohon-pohon kurma
ditebangi dan dibakar?!"
Setelah ketahuan melanggar perintahnya sendiri, dapat dengan mudah
ditebak, muncullah ayat pesanan yang menyelamatkan Muhammad
SAW :
"Mana pun pohon kurma yang kamu tebang
atau kamu biarkan berdiri dengan batangnya, adalah dengan ijin Allah juga, dan
karena Ia hendak mencemoohkan mereka yang melanggar hukum
itu."(Qur'an, 59: 5)
Memalukan yah, ayat kok ketengan sesuai pesanan.
Orang-orang Yahudi jelas mengetahui bahwa tindakan Muhammad SAW melanggar
Taurat (dan perintahnya sendiri). J
Jadi bagaimana mungkin orang-orang Yahudi akan bisa percaya Muhammad SAW
adalah nabi bagi mereka????.
:oops: