Tuesday, February 24, 2015

Taurat dan Injil tetap murni sejak zaman Muhammad sampai sekarang !!

Kami kira sukar untuk membuktikan bahwa kitab Taurat dan Injil yang sekarang ada “telah tercampur dengan tangan manusia.” Memang sering terdengar suara semacam itu, tetapi di mana buktinya?

Bahkan pada saat Al-Quran ditulis, Taurat & Injil dianggap suatu terang dan benar; jika tidak, pasti tidak akan ada perintah untuk menyambutnya. Kelihatannya Muhammad yakin bahwa kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang ada masih benar, atau jika tidak, pasti ia tidak akan mendorong supaya orang mempercayai dan mengikuti kitab-kitab itu (Sura 3:4,5; 5:66-68; 21:7).

Naskah-naskah tua dari kitab Taurat dan Injil seperti Codex Vaticanus dan Codex Alexandrius paling sedikit sudah ada sekitar 350 tahun sebelum Al-Quran ada, dan isinya tetap sama dengan Taurat & Injil yang sekarang. Jika memang Taurat dan Injil itu sudah diubah, lantas kapan kedua buku suci itu diubah? Sebelum Al-Quran turun atau sesudahnya? Siapa yang mengubahnya? Bagian mana yang diubah?

Bagaimana mungkin diubah padahal Kekristenan dan Alkitab pada saat itu sudah tersebar ke berbagai tempat di dunia, sehingga kalau isinya diubah sedikit saja pasti ketahuan. Saat itu sudah banyak naskah Alkitab yang tersebar di mana-mana sehingga sangat tidak mungkin mengubah semua naskah yang ada, bukan?

Juga, bagaimana mungkin mengubah Firman Allah mengingat orang Yahudi dan orang Kristen sangat gigih mempertahankan dan menjaganya karena yakin Firman ini adalah wahyu Allah? Lantas, untuk apa orang Kristen berusaha mengubah / merusak Kitab Suci-nya sendiri? Keuntungan apa yang akan didapat dari melakukan hal itu?

Terakhir, jika benar kitab Taurat dan Injil hendak diubah oleh manusia, apakah mungkin Allah sendiri (yang telah mewahyukan kitab-kitab itu) akan tinggal diam begitu saja dan membiarkan FirmanNya dirusak oleh tangan manusia? Rasanya tidak mungkin Allah yang Mahakuasa akan membiarkan itu terjadi!



Alkitab tetap Murni

Penyebaran Alkitab di Abad Awal
Di abad-abad awal, Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa dan tersebar ke banyak negara. Pada abad ke-6 M, kita sudah bisa menemukan Alkitab di seluruh daerah Timur Tengah, Eropa, dan Asia.

Rasanya mustahil bila seluruh Alkitab yang sudah beredar saat itu, dapat dirubah lagi. Untuk bisa mencapai hal tersebut, harus ada usaha yang serentak untuk mencari puluhan ribu salinan Alkitab yang sudah tersebar itu. Lalu menghancurkannya dan mengganti dengan yang baru. Ini adalah usaha yang mustahil.

Bagaimana bila seandainya ada satu kelompok yang berusaha untuk melakukannya? Pasti mereka akan dihadapi dengan oposisi dari umat Kristen lain, yang ingin tetap mempertahankan keutuhan Kitab Sucinya. Dan peristiwa ini pasti akan dicatat dalam sejarah. Faktanya, tidak ada catatan sejarah tentang hal itu.

Bukti-bukti Ilmiah (Peninggalan Sejarah)
Sekarang ini, kita masih bisa menemukan peninggalan bersejarah. Yaitu manuskrip (gulungan dari kulit binatang) yang berisikan Alkitab. Bila dibandingkan dengan Alkitab yang sekarang, hampir tidak ditemukan perbedaan. Kalaupun ada, hanya hal-hal yang kecil sekali. Tidak ada yang mempengaruhi doktrin-doktrin utama.

Berikut ini adalah beberapa contoh:
1. Codex Vaticanus (325-330 M) Sekarang berada di Perpustakaan Vatican.
2. Codex Alexandrinus (400 M). Sekarang berada di Museum Inggris.
3. Codex Sinaiticus (350 M). Sekarang berada di Museum Inggris.

Gulungan Laut Mati. Pada tahun 1947, seorang gembala di Israel menemukan banyak tempayan di dalam gua-gua di bagian barat daya Laut Mati. Tempayan ini berisikan gulungan-gulungan manuskrip yang memuat hampir semua Alkitab orang Yahudi (Perjanjian Lama). Gulungan tersebut diperkirakan ditulis sekitar 130 SM. Dan setelah dibandingkan dengan Alkitab sekarang, hampir tidak ada perbedaan dapat ditemukan.

Perjanjian Baru. Sampai sekarang ini, sudah ditemukan 24,000 manuskrip (tulisan abad pertama) yang mengandung potongan-potongan Perjanjian Baru (Kitab Suci Injil dan Para Rasul). Dan tidak ditemukan perbedaan dengan Alkitab jaman sekarang.

Menurut Kitab Suci, Firman Allah Tidak Mungkin Dirubah.
Ada banyak ayat dalam Al-Quran dan Alkitab yang menyatakan bahwa semua Kitab Suci tidak mungkin dirubah. Misalnya: Qs 6:34, 10:64, 6:115, 18:27.  Kitab Nabi, Yesaya 40:8 dan Injil, Rasul Besar Matius 24:35. Bahkan dengan jelas dikatakan dalam Taurat, Kitab Ulangan 4:2 “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu . . . .”

Tuhan Maha Besar dan Maha Kuasa. Dia mampu menjaga keutuhan Kitab Suci-Nya dari campur tangan manusia. Ini menyangkut harga diri-Nya sendiri. Karena itu, barangsiapa mengklaim bahwa Alkitab sudah dirubah, sebenarnya dia sudah menghujat Tuhan. Karena secara tidak langsung mengatakan Tuhan pembohong. Tidak mampu menjaga keutuhan Kitab Suci-Nya sendiri.

Firman Allah Kekal Adanya
Demikianlah, setelah melihat bukti-bukti bahwa Alkitab tidak pernah dirubah, sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat beragama untuk membaca dan meyakininya. Seorang yang bertaqwa kepada Allah, adalah dianjurkan – bahkan diwajibkan – untuk membaca Alkitab, yaitu Kitab Allah.
Disitulah Anda akan mendapat pedoman bagaimana caranya hidup yang benar, apa tujuan hidup Anda. Yang terpenting saudara akan belajar bagaimana bisa mendapat jaminan untuk masuk sorga. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)   . . .  Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).

Sampai saat ini, jika ditanya mengenai masuk sorga setelah meninggal, pasti Anda menjawab, “mudah-mudahan.”  Allah tidak ingin Anda ragu-ragu. Dengan menyelidiki Kitab Injil, yang terbukti dapat diandalkan Anda dapat menemukan Isa Al-Masih. Ia bersedia menjadi Juruselamat dengan memberi jaminan keselamatan bagi Anda.





Alkitab tetap Murni

Penyebaran Alkitab di Abad Awal
Di abad-abad awal, Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa dan tersebar ke banyak negara. Pada abad ke-6 M, kita sudah bisa menemukan Alkitab di seluruh daerah Timur Tengah, Eropa, dan Asia.

Rasanya mustahil bila seluruh Alkitab yang sudah beredar saat itu, dapat dirubah lagi. Untuk bisa mencapai hal tersebut, harus ada usaha yang serentak untuk mencari puluhan ribu salinan Alkitab yang sudah tersebar itu. Lalu menghancurkannya dan mengganti dengan yang baru. Ini adalah usaha yang mustahil.

Bagaimana bila seandainya ada satu kelompok yang berusaha untuk melakukannya? Pasti mereka akan dihadapi dengan oposisi dari umat Kristen lain, yang ingin tetap mempertahankan keutuhan Kitab Sucinya. Dan peristiwa ini pasti akan dicatat dalam sejarah. Faktanya, tidak ada catatan sejarah tentang hal itu.

Bukti-bukti Ilmiah (Peninggalan Sejarah)
Sekarang ini, kita masih bisa menemukan peninggalan bersejarah. Yaitu manuskrip (gulungan dari kulit binatang) yang berisikan Alkitab. Bila dibandingkan dengan Alkitab yang sekarang, hampir tidak ditemukan perbedaan. Kalaupun ada, hanya hal-hal yang kecil sekali. Tidak ada yang mempengaruhi doktrin-doktrin utama.

Berikut ini adalah beberapa contoh:
1. Codex Vaticanus (325-330 M) Sekarang berada di Perpustakaan Vatican.
2. Codex Alexandrinus (400 M). Sekarang berada di Museum Inggris.
3. Codex Sinaiticus (350 M). Sekarang berada di Museum Inggris.

Gulungan Laut Mati. Pada tahun 1947, seorang gembala di Israel menemukan banyak tempayan di dalam gua-gua di bagian barat daya Laut Mati. Tempayan ini berisikan gulungan-gulungan manuskrip yang memuat hampir semua Alkitab orang Yahudi (Perjanjian Lama). Gulungan tersebut diperkirakan ditulis sekitar 130 SM. Dan setelah dibandingkan dengan Alkitab sekarang, hampir tidak ada perbedaan dapat ditemukan.

Perjanjian Baru. Sampai sekarang ini, sudah ditemukan 24,000 manuskrip (tulisan abad pertama) yang mengandung potongan-potongan Perjanjian Baru (Kitab Suci Injil dan Para Rasul). Dan tidak ditemukan perbedaan dengan Alkitab jaman sekarang.

Menurut Kitab Suci, Firman Allah Tidak Mungkin Dirubah.
Ada banyak ayat dalam Al-Quran dan Alkitab yang menyatakan bahwa semua Kitab Suci tidak mungkin dirubah. Misalnya: Qs 6:34, 10:64, 6:115, 18:27.  Kitab Nabi, Yesaya 40:8 dan Injil, Rasul Besar Matius 24:35. Bahkan dengan jelas dikatakan dalam Taurat, Kitab Ulangan 4:2 “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu . . . .”

Tuhan Maha Besar dan Maha Kuasa. Dia mampu menjaga keutuhan Kitab Suci-Nya dari campur tangan manusia. Ini menyangkut harga diri-Nya sendiri. Karena itu, barangsiapa mengklaim bahwa Alkitab sudah dirubah, sebenarnya dia sudah menghujat Tuhan. Karena secara tidak langsung mengatakan Tuhan pembohong. Tidak mampu menjaga keutuhan Kitab Suci-Nya sendiri.

Firman Allah Kekal Adanya
Demikianlah, setelah melihat bukti-bukti bahwa Alkitab tidak pernah dirubah, sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat beragama untuk membaca dan meyakininya. Seorang yang bertaqwa kepada Allah, adalah dianjurkan – bahkan diwajibkan – untuk membaca Alkitab, yaitu Kitab Allah.
Disitulah Anda akan mendapat pedoman bagaimana caranya hidup yang benar, apa tujuan hidup Anda. Yang terpenting saudara akan belajar bagaimana bisa mendapat jaminan untuk masuk sorga. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)   . . .  Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).

Sampai saat ini, jika ditanya mengenai masuk sorga setelah meninggal, pasti Anda menjawab, “mudah-mudahan.”  Allah tidak ingin Anda ragu-ragu. Dengan menyelidiki Kitab Injil, yang terbukti dapat diandalkan Anda dapat menemukan Isa Al-Masih. Ia bersedia menjadi Juruselamat dengan memberi jaminan keselamatan bagi Anda.





Jawaban soal terjemahan Alkitab yg banyak versi

"Mengapa terdapat perubahan dalam terjemahan Alkitab?” Inilah pertanyaan yang sering disampaikan umat Muslim. Begitupun dengan guru-guru agama Islam. Seringkali mereka mengajarkan kepada para muridnya, bahwa orang-orang Kristen telah mengubah Alkitab.
Tidak ada bukti yang mendukung pernyataan ini. Jika kita membandingkan manuskrip satu dengan yang lainnya, dan juga membandingkannya dengan hasil terjemahan modern, kita tidak akan menemukan perbedaan-perbedaan yang besar.

Mengapa Terjemahan Alkitab Berbeda-beda?
Semua terjemahan Alkitab berasal dari manuskrip bahasa Ibrani dan Yunani yang sama. Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam Alkitab terletak pada terjemahan bahasa modern. Terjemahan ini tentunya tidak terdapat pada manuskrip yang asli.
Perubahan susunan kata perlu ada, oleh karena itu perlu melakukan penerjemahan. Bukan “mengoreksi.” Kitab Allah tidak memerlukan pengoreksian. Kitab Allah sudah sempurna! Tidak ada kesalahan-kesalahan. Orang-orang yang menulis Alkitab menerimanya langsung dari Allah.

Terjemahan Bahasa Inggris Al-Quran Tidak Identik!
Terdapat juga perbedaan bahasa dalam terjemahan-terjemahan Al-Quran. Hal ini karena para penerjemah berpendapat, pemilihan kata oleh mereka lebih baik dibandingkan dengan penerjemah-penerjemah lainnya. Contoh perbedaan pada ayat pertama Al-Fatihah Al-Quran:
Sahih InternationalIn the name of Allah, the Entirely Merciful, the Especially Merciful. 
Yusuf AliIn the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful. 
ShakirIn the name of Allah, the Beneficent, the Merciful. 
ArberryIn the Name of God, the Merciful, the Compassionate.
Mengapa penerjemah yang satu menggunakan “Most Gracious” (Maha Pangasih) dan yang lain “Beneficent” (Maha Pemurah)? Ada dua perbedaan kata dalam Bahasa Inggris dengan arti yang sama. Penerjemah yang lain menambahkan kata-kata “entirely” (sepenuhnya) dan “especially” (terutama) pada terjemahannya. Tetapi penerjemah yang satu menggunakan kata “most” (maha). Apakah mereka sedang mengubah arti dari Al-Quran? Tentu saja tidak!
Hanya penerjemah Arberry yang menggunakan kata “compassionate” (berbelas kasihan), sementara yang lain menggunakan “merciful” (penyayang). Yang mana yang benar? Apakah Allah penyayang atau  berbelas kasihan?
Semua penerjemah ini berusaha menerjemahkan Al-Quran dengan sejelas mungkin. Mereka menerjemahkan dari Bahasa Arab. Tetapi, mereka mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pemilihan kata yang terbaik. Namun, semua terjemahan dengan jelas menyampaikan arti ayat pertama dari Al-Fatihah.

Mengapa Ada Terjemahan Alkitab Baru?
Terdapat terjemahan Alkitab baru untuk kelompok-kelompok orang yang berbeda. Mereka menggunakan kata-kata yang paling cocok dengan bahasa orang-orang tersebut, dalam menyampaikan pesan teks Alkitab yang asli.
Demikian juga dengan terjemahan Al-Quran. Contohnya, Arberry menerjemahkan Al-Quran di tahun 1955. Saat itu kata “compassionate” (berbelas kasihan) bisa jadi merupakan kata yang baik. Tetapi pelajar-pelajar modern bisa saja berpikir bahwa “merciful” (penyayang) lebih sesuai dengan jaman.

Sebuah Alkitab Untuk Setiap Orang!
Allah ingin setiap orang mengerti Alkitab! Pesan dari Kitab Allah tidak hanya untuk mereka yang membaca bahasa Ibrani dan Yunani. Allah ingin semua orang mengetahui bahwa Ia mengasihi mereka dan mengutus Isa Al-Masih untuk mati tersalib bagi dosa mereka.
Allah ingin memiliki hubungan dengan setiap orang. Apakah Anda sudah memiliki hubungan pribadi dengan Allah? Satu-satunya cara agar kita dapat mengetahui Allah adalah dengan membaca Kitab Allah. Dan satu-satunya cara agar kita dapat memahami sepenuhnya Alkitab adalah  membacanya dengan bahasa kita.
Contohnya, Alkitab berkata, “Lihat, Aku [Isa Al-Masih] berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20).
Kita dapat mengerti ayat suci ini karena penulisan yang sederhana dalam Bahasa Indonesia. Isa Al-Masih berkata, jika kamu membuka pintu hatimu dan mengundang Ia masuk, Ia akan memulai sebuah hubungan denganmu!






Islam, Kristen Bertanya "Benarkah Isa Al-Masih Wafat?"

Dalam Al-Quran dan Injil terdapat kisah yang sama mengenai Pribadi Yesus Kristus [Isa Al-Masih]. Tetapi, disamping persamaan tersebut, terdapat juga banyak perbedaan. Kematian-Nya adalah salah satu diantaranya."Benarkah Isa Al-Masih wafat?” Pertanyaan ini juga sering dilontarkan oleh orang Kristen.
Walau Qs 19:33 berkata, “ Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku [Isa Al-Masih], pada hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali. ” Tapi ayat ini tidak dapat mengubah doktrin Mukmin yang sudah terlanjur menolak kematian Isa Al-Masih.
Lantas bagaimana pandangan sejarawan, teologia, dan ilmu kedokteran tentang fakta kematian Isa Al-Masih?

Fakta Ilmu Kedokteran
“ Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:34).
Jika darah keluar dari tubuh seseorang terlalu banyak, maka orang itu akan mengalami yang disebut kondisi hypovolemic shock atau kekurangan darah. Jantung yang berfungsi memompa darah, akan tetap bekerja walau darah tidak ada. Akibatnya orang tersebut dapat pingsan karena tekanan darah rendah.
Dia juga akan merasa haus karena ginjal sudah tidak bekerja. Sementara jantung terus bekerja sedangkan ginjal tidak berfungsi, maka air akan berkumpul di sekitar jantung dan paru-paru. Hal inilah yang menyebabkan ketika Yesus ditusuk dengan tombak, air dan darah keluar.

Fakta Sejarawan non-Kristen
Beberapa Sejarawan non-Kristen, lewat buku-buku yang mereka tulis, mendukung kebenaran kematian Yesus. Diantaranya adalah:
Joseph bin Matthias (dikenal juga dengan nama Flavius Josephus). Sejarawan Yahudi. Lahir tahun 37M di Yerusalem. Tahun 93M dia menulis buku Antiquitates Judaicae atau Jewish Antiquities. Terdiri terdiri dari 20 buku. Dalam bukunya, ia juga menuliskan bagaimana Pilatus telah menghukum Isa Al-Masih di kayu salib.

Cornelius Tacitus. Sejarawan Romawi. Lahir sekitar 52 - 54 M dan meninggal sekitar 120 M. Dia menulis buku Annals yang berisi sejarah kekaisaran Romawi periode 14 M - 68 M. Tentang Isa, Tacitus menyebutkan bahwa Dia telah menderita hukuman yang ekstrem pada masa pemerintahan Pontius Pilatus. Tidak disebutkan secara eksplisit cara eksekusinya, namun hukuman salib merupakan cara eksekusi yang lazim pada masa itu bagi pelaku tindakan kriminal dan pemberontakan.
Demikianlah fakta sejarah dari “pihak ketiga.” Baik orang Yahudi maupun non-Yahudi mengakui bahwa yang disalibkan itu adalah Yesus Kristus.

Fakta dari Wahyu Allah
Apa kata Kitab Suci  tentang kematian Isa Al-Masih? Nabi Besar Yesaya adalah salah satu nabi yang memberi nubuat tentang kematian Isa Al-Masih (Kitab Nabi Besar Yesaya 50:6). Nubuat yang sama juga disampaikan oleh Nabi Daniel, “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi [Mesias], padahal tidak ada salahnya apa-apa . . . . . ” (Kitab Nabi Daniel 9:26).
Para nabi-nabi terdahulu tidak hanya memberi nubuat tentang kematian Isa Al-Masih. Perihal kebangkitan-Nya pun sudah dinubuatkan. Bahkan Isa sendiri, sebelum Dia wafat, Dia sudah menyatakannya. Pada hari ketiga Dia akan bangkit dari antara orang mati “Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” (Injil, Rasul Lukas 24:46).

Mengapa Isa Al-Masih Harus Wafat?
Dari beberapa fakta di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Isa benar-benar wafat di salib, bukan?
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat I Petrus 2:24). Inilah satu-satunya alasan dan tujuan Isa Al-Masih wafat. Supaya Dia, melalui pengorbanan-Nya, dapat mengangkat Anda dari kehidupan dosa kepada Terang dan Kebenaran Allah.
Isa Al-Masih  adalah “ Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Bila sudah ada yang pasti, mengapa Anda masih meragukannya dan mengikuti yang lain?



Meluruskan Kesalahpahaman Tentang Pengertian Tritunggal Kristen

Apakah yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar kata “Tritunggal?” Mungkin Anda akan menjawab: “Tritunggal artinya Tuhan ada tiga” yang lain mungkin akan berkata “Tritunggal adalah paham politeisme” dll. Pengertian ini jelas salah!
Lalu apakah sebenarnya arti dari kata “Tritunggal”? Mari kita simak penjelasan berikut.

Pengertian Tritunggal dalam Kitab Allah
Salah satu ayat Al-Quran menuliskan “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga" (Qs 5:73). Umat Kristen setuju dengan ayat ini. Konsep tiga Allah adalah ajaran bidat, sementara umat Kristen selalu berpegang pada ke-Esa-an Allah. Lihatlah yang tertulis dalam Injil Allah bahwa "tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa" (Injil, Surat 1 Korintus 8:4).
Tritunggal” adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tiga Pribadi Allah yang berada bersama-sama dalam kekekalan. Ingat, Tritunggal bukan berarti ada tiga Allah, tetapi satu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi. Tentu lebih mudah mengucapkan kata “Tritunggal” daripada mengatakan “Allah yang Esa yang terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama-sama dalam kekekalan,” bukan?

Mungkin Anda akan berkata “tidak masuk akal!” Benar, Tritunggal (apalagi Tauhid) adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia, terlebih untuk menjelaskannya.
Sebab Allah jauh lebih besar dan agung dari manusia, sehingga mustahil bagi manusia dapat dengan mudah memahaminya. Contoh logika matematika SD 1+1+1=3 tetapi dalam Fisika Quantum 1=1+1. Dalam Fisika Quantum 1 butir elektron bisa berada di dua tempat bersamaan karena elektron bisa bersifat gelombang sementara Elektron juga bisa sekaligus menjadi gelombang dan materi pada saat yg sama, bukan kah fenomena materi gelombang elektron ini juga membingungkan kita. Padahal Fisika Quantum ini lah yg menciptakan internet dan komputer.

Penjelasan tentang Tiga Pribadi Allah
Untuk mempermudah Anda memahami Tritunggal, ada baiknya menyelidiki ketiga Pribadi Allah tersebut. Sesuai dengan kebenaran firman Allah yang terdapat dalam Buku Allah.
Bapa (Allah), Anak (Kalimat Allah, yaitu Yesus/Isa), dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi Allah yang digambarkan dalam Tritunggal. Ketiga Pribadi ini mempunyai sifat yang hanya dimiliki Sang Ilahi. Bukti bahwa ketiga Pribadi ini disebut Allah terdapat dalam Kitab Suci Injil. “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu” (Injil, Surat Filipi 1:2).
Ayat berikut menyatakan Pribadi Allah kedua, yaitu Yesus/Isa. “Pada mulanya adalah Firman (Kalimat); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1; 14).
Bukti dalam Injil bahwa Roh Kudus adalah Allah tertulis dalam Injil, Kisah Para Rasul 5:3-4 “Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus. . . . . . Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."

Maryam dan Pribadi Allah
Selain umat Muslim berprasangka orang Kristen mempunyai tiga Allah, mereka juga percaya bahwa Maryam bagian dari tiga tuhan tersebut. Hal ini disebabkan ayat Al-Quran yang salah berkata, “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" (Qs 5:116).
Tentu Maryam bukan bagian dari Pribadi Allah. Dia adalah wanita yang dipilih Allah untuk menggenapi karya penyelamatan yang akan Allah lakukan bagi manusia. Tugas yang Allah bebankan kepadanya adalah melahirkan Kalimat Allah (Isa Al-Masih) ke dunia. “Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Injil, Rasul Besar Lukas 1:35).

Kalimat Allah Berkuasa Mengampuni Dosa
Demikianlah umat Kristen mengimani Allah adalah Maha Esa. Bukan dua atau tiga. Dalam Kitab Suci Injil Isa Al-Masih memperkukuh apa yang tertulis dalam Taurat “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Taurat, Kitab Ulangan 6:4; Injil, Rasul Markus 12:28-31).
Selain itu, Isa Al-Masih juga menyatakan kuasa ke-Ilahian-Nya, yaitu mengampuni dosa seseorang “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" (Injil, Rasul Markus 2:5). Ingat, hanya Allah dapat mengampuni seseorang. Juga Dia mengklaim diri-Nya sebagai hakim akhir yang akan menentukan nasib akhir dari setiap manusia. Inilah bukti yang ditunjukkan oleh Isa Al-Masih, bahwa Dia dan Bapa adalah satu.

Dengan demikian, Isa Al-Masih adalah satu-satunya Pribadi yang pernah hadir di dunia ini, yang dapat menjamin keselamatan seseorang. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Injil, Kisah Para Rasul 4:12)



Klaim Al-Quran Tentang Trinitas Yang Membingungkan

Orang Islam sangat menentang konsep Trinitas dan mengimani Tauhid sebagai inti akidah mereka. Penolakan yang kuat terhadap Trinitas dipengaruhi Al-Quran.  

Ayat-ayat Al-Quran tentang Trinitas
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ‘Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga,’ padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa”(Qs 5:73).
Qs 5:73 memberi kesan bahwa orang Kristen percaya akan adanya tiga Allah.
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai ’Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: ’Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’" (Qs 5:116).
Ayat ini memberi kesan orang Kristen menyembah Maryam sebagai Tuhan.

Asalnya Ide Trinitas yang Terdapat di Al-Quran
Yang membingungkan, darimanakah penulis Al-Quran mendapat ide bahwa orang Kristen percaya pada tiga Allah, bahkan mengangkat Maryam menjadi Tuhan? Pertanyaan ini sangat membingungkan orang Kristen. Karena orang Kristen tidak percaya akan adanya tiga Allah. Juga orang Kristen tidak pernah mengangkat Maryam sebagai Tuhan.
Pertanyaan penting ialah, dimanakah penulis Al-Quran mendapat ide aneh mengenai Maryam ini?

Allah Maha Tahu dan Tidak Dapat Ditipu
Jelas Allah sendiri tidak pernah bingung mengenai kepercayaan orang Kristen. Dia tahu orang Kristen tidak pernah menganggap Maryam sebagai Tuhan. Sehingga Dia tidak mungkin menurunkan wahyu untuk menegur orang Kristen, untuk dosa yang tidak mereka lakukan.

Al-Quran Memberi Informasi salah?
Tidak salah jika pembaca Al-Quran mempertanyakan diri, “Dari mana ide palsu ini datang?” Jelas tidak datang dari Allah!
Kelihatan ada seorang yang kurang mengerti kepercayaan Kristen, memberi informasi salah pada nabi Islam. 

Maryam Manusia Berdosa
Maryam pernah berdoa, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku”(Injil, Rasul Lukas 1:46-47).
Melalui doa ini Maryam menyatakan bahwa dia sama seperti kita. Dia berdosa.  Dia memerlukan Juruselamat!
Orang Kristen percaya sepenuhnya pada Kitab Allah. Kitab Allah menekankan Maryam orang berdosa. Dia bukan Tuhan. Dia tidak pernah diangkat sebagai Tuhan. Pertanyaannya, “Darimanakah penulis Al-Quran mendapat ide bahwa umat Kristen menyembah Maryam sebagai Tuhan?”

Doa Maryam Mengingatkan Kita Perlunya Juruselamat
Masalah Maryam juga masalah kita. Yaitu, bagaimana mengatasi dosa? Injil menekankan, melalui penyaliban Isa Al-Masih, Allah menebus kita dari perbudakan dosa. “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus . . . dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (Injil, Rasul Besar Petrus 1:18-19).


Muhammad katakan Isa Al-Masih Adalah Jalan

Tawaran Sesat Sekte-sekte Agama
Di zaman modern ini, cukup banyak tawaran kepada masyarakat yang sangat menarik. Alhasil, masyarakat yang tidak mengerti disesatkan dan ditipu.
Penipuan dan penyesatan ini tidak hanya terdapat dalam dunia sekuler. Dalam dunia rohanipun tidak jarang penyesatan serupa terjadi.
Semua aliran/sekte ini menawarkan satu hal, yaitu “sorga.” Dimana sorga adalah tujuan akhir dari “wisata” manusia selama di dunia.

Agama Dunia, Termasuk Agama Islam Menyediakan “Peta” ke Sorga
Setiap agama mengerti betul kebutuhan umatnya agar mereka tidak tersesat selama dalam perjalanan “wisata” menuju sorga. Untuk itulah setiap agama memberikan “peta” kepada umatnya. Berharap, dengan adanya “peta” mereka dapat tiba dengan selamat ke sorga. 
Dalam Al-Quran dituliskan, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) memberi petunjuk ke jalan yang lurus"(Qs 42:52). Dalam “Peta” yang ditunjukkan Muhammad kepada umat Muslim, dijelaskan persiapan yang harus dilakukan oleh umat Muslim.
Seorang Muslim harus menyediakan pahala yang banyak untuk bekal masuk sorga. Pahala-pahala ini dapat dikumpulkan melalui ibadah, beramal, juga menunaikan ibadah haji. Bahkan ada “tiket” ekspres yang disebut dengan “mati sahid/jihadis.”
Ingat, bekal yang sudah disiapkan itu, belum menjamin sampai ke sorga. Semua masih menunggu belas kasih Allah (insyaallah).

Semua Manusia Berdosa
Dari “Peta” yang terbuka ini, timbul satu pertanyaan: Bagaimana dengan dosa? Jelas manusia yang sudah identik dengan dosa, tidak pernah terhindar dari dosa. Dan dosa sekecil apapun akan membawa seseorang dalam kebinasaan. Ini ditulis dalam Kitab Suci Allah, “ Sebab upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23).
Juga Al-Quran menuliskan, “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs.2:81).
Bukankah Allah membedakan dosa kecil dan dosa besar? Jelas tidak! Lihatlah Adam dan Hawa. Mereka hanya memakan buah, tetapi hukumannya besar. Firman Allah kembali menegaskan “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Kitab Nabi Yesaya 59:2).
Setiap manusia berdosa! Bahkan seorang nabi pun tidak luput dari dosa. Dalam Al-Quran dituliskan, “. . . mohonlah ampunan bagi dosamu (Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan” (Qs 47:19).

Manusia Membutuhkan “Jalan” Bukan “Peta”
Demikianlah semua manusia sudah jatuh dalam dosa. Kitab Suci Injil menuliskan bahwa di hadapan Allah semua dosa (kecil/besar) adalah sama. Dosa telah membuat Allah tidak mendengar doa kita. Juga Al-Quran menuliskan neraka adalah tempat kekal orang berdosa.
Lalu, dengan cara apa manusia dapat tiba di sorga dengan selamat dan tidak tersesat? Manusia tidak memerlukan “Peta,” tetapi yang diperlukan adalah “Jalan.” Perhatikanlah permohonan dalam Surah Al-Fatihah dikatakan, Ihdina-sirat al-mustaqim, “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6).

Isa Al-Masih, “Akulah Jalan”
Suatu hari Isa Al-Masih menjelaskan kepada murid-murid-Nya akan kenaikan-Nya kembali ke sorga. Lalu Tomas, murid-Nya, bertanya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:5).
Perhatikanlah jawaban Isa Al-Masih, "Akulah jalan. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [sorga], kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih adalah satu-satunya “Jalan Lurus” yang dapat memberi jaminan sorga kepada setiap orang.  Nabi Islam menunjukkan kepada satu jalan yang diakuinya tidak pasti membawa ke sorga.  Isa Al-Masih menjamin bahwa Dia-lah Jalan yang pasti membawa ke sorga!
“Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran [di sorga]” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).



Mengapa Tidak Ada "Shalawat Nabi" Untuk Isa Al-Masih?

Beberapa agama dan tradisi budaya di Indonesia, ketika ada anggota keluarga meninggal dunia, akan diadakan doa bersama. Doa bersama ini biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh, hari ke empat belas, dan seratus hari setelah orang tersebut meninggal dunia. Mereka berdoa agar dosa-dosa almarhum diampuni. Supaya dia mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Pertanyaanya: Bukankah setelah seseorang meninggal dunia, maka tidak ada kesempatan mendapatkan pengampunan dari Allah?

Doa Shalawat dan Keselamatan
Berhubungan dengan orang yang sudah meninggal, kita tahu bahwa salah satu doa yang sangat populer di kalangan umat Muslim adalah doa “Shalawat Nabi.” Doa ini ditujukan bagi Nabi Muhammad yang sudah meninggal dunia.
Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Merujuk pada definisi shalawat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa shalawat hanya dibutuhkan oleh orang yang memerlukan keselamatan, bukan?

Nabi-Nabi Dalam Kitab Allah Tidak Membutuhkan Shalawat
Para nabi Allah, seperti Musa, Ibrahim, Daud, dll tidak pernah memerintahkan pengikutnya untuk mendoakan mereka. Bahkan Isa Al-Masih, sebagai Pribadi yang dihargai oleh umat Kristen dan Muslim, tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”.
Mengapa Isa Al-Masih tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”? Berikut ini beberapa alasannya: 

1. Tidak Ada Perintah Untuk Mendoakan-Nya
Dalam semua wahyu Isa Al-Masih kepada pengikut-Nya, tidak ada satupun perintah untuk bershalawat. Sehingga pengikut-Nya tidak perlu bershalawat bagi-Nya.

2. Isa Al-Masih Sudah Berada di Sorga
Al-Quran dan Injil memberi kesaksian yang sama, yaitu Isa Al-Masih berada di sorga. Qs 19:33 menulis, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali.”
Demikian pula dalam Injil, “Sesudah Ia [Isa Al-Masih] mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Injil, Kisah Para Rasul 1:9). Isa Al-Masih saat ini telah berada di sorga. Dia tidak memerlukan doa “shalawat nabi” untuk keselamatan-Nya.

3. Doa Shalawat Akan Meragukan Ke-Nabian-Nya
Bershalawat artinya memohon keselamatan bagi seseorang. Bila seorang nabi memerlukan doa shalawat, bukankah hal ini dapat meragukan kenabiannya? Setiap umat beragama tidak perlu meragukan pengajaran keselamatan Isa Al-Masih. Saat ini Dia berada di sorga. 

4. Isa Al-Masih Adalah Juruselamat
Jelas, seseorang yang memerlukan doa tidak dapat disebut sebagai Juruselamat. Sebab, bagaimana mungkin seseorang yang keselamatannya saja belum pasti, dapat menyelamatkan pengikutnya? Isa Al-Masih adalah Juruselamat. Dia tidak memerlukan doa pengikut-Nya agar selamat. 

5. Isa Al-Masih Mendoakan Umat-Nya, Bukan Sebaliknya
Isa Al-Masih mendoakan umat-Nya. Lihatlah Injil, Rasul Besar Yohanes 17:1-26. Selain mendoakan, Isa Al-Masih juga memberikan keselamatan sorgawi (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24, 5:28 14:1-3, 14:6; Injil Rasul Lukas 23:43). Orang yang sungguh menerima Isa Al-Masih sebagai Penyelamat, tidak merasa ragu akan keselamatannya. Orang tersebut pasti masuk sorga.
Isa berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29)


Bagaimana Dengan Keselamatan Pembaca?
Dalam Qs 3:85 dikatakan bahwa agama di luar agama Islam akan masuk neraka. Dengan kata lain, hanya mereka yang memeluk agama Islam yang berhak masuk sorga. Tetapi ayat ini bertolak-belakang dengan Qs 18:17. Dikatakan “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah mendapat petunjuk; barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (Qs 18:17).

Allah dalam Al-Quran tidak menjamin bahwa setiap orang yang memeluk agama Islam akan masuk sorga sebagaimana yang dituliskan dalam Qs 3:88. Sebab Allah dengan hak preogratif-Nya dapat menyesatkan siapapun.

Berbeda dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci Injil. Isa Al-Masih memberi keselamatan dengan jaminan indah ini kepada murid-murid-Nya: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. . . . Aku pergi ke situ [sorga]untuk menyediakan tempat bagimu. . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).