Wednesday, July 11, 2012

Faisal-Biem Bangga Bisa Ungguli Calon Partai

Faisal Basri berada di Rumah Independen, Rabu (11/7/2012) saat memantau hasil hitung cepat Pilkada DKI.

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua calon perseorangan yang mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012 memang tersingkir pada putaran pertama.


Namun calon perseorangan melalui pasangan Faisal Basri-Biem Benyamin tidak kehilangan taringnya karena mampu mengungguli pasang dari jalur partai yaitu Alex Noerdin-Nono Sampono.


Calon gubernur independen, Faisal Basri, mengaku senang dengan hasil tersebut. Meski tidak lolos pada putaran pertama ini, Faisal tak berkecil hati terlebih lagi perolehan suaranya melalui hitung cepat di berbagai lembaga survei mampu menandingi calon dari jalur partai.


"Dapat mengalahkan saingan yang didukung Golkar dan 17 partai, ini tidak mudah. Kami tentu bersyukur. Semoga dengan ini, partai dapat memperbaiki diri," kata Faisal, ketika dihubungi, Rabu (11/7/2012).


Ia memiliki keyakinan bahwa program yang ditawarkannya pada masyarakat Jakarta baik. Namun kemampuan yang dimiliki oleh dirinya bersama rekan-rekannya terbatas.


"Saya punya keyakinan apa yang kami tawarkan baik. Tapi kemampuan kami terbatas," ungkap Faisal.


Ia menuturkan bahwa selama hampir satu tahun, timnya bekerja keras mengumpulkan lebih dari 600.000 KTP sebagai tanda dukungan yang wajib disertakan saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta.


Begitu pula untuk masalah dana, sebagai calon independen hanya mengandalkan sumbangan donatur baik dari perseorangan maupun perusahaan.


"Untuk masalah dana, kami kedodoran. Tidak seperti partai yang bisa keluar banyak," jelas Faisal.


Ia menuturkan bahwa ada kendala perundang-undangan dalam Pilkada di Indonesia yang berkaitan dengan pencalonan dari jalur perseorangan. Namun ia mengatakan bahwa hal ini bukan menjadi suatu alasan untuk menyerah jika ingin melakukan perubahan yang lebih baik.


"Kendala perundang-undangan itu memang sulit. Tapi jangan jadikan alasan," tandasnya.

Dikecam, Eksekusi di Depan Publik Wanita Afghan yang Dituduh Berzina





REPUBLIKA.CO.ID, Eksekusi yang dilakukan otoritas Afghanistan terhadap seorang perempuan menimbulkan kecaman dunia internasional. Bagaimana tidak, eksekusi terhadap perempuan yang berusia 22 tahun tersebut dilakukan di depan publik.

Kabarnya, sang perempuan dituduh telah melakukan zina. Para pria Afghanistan menyaksikan eksekusi tersebut, yang berkisar 150 orang terlihat bersorak-sorak. Eksekusi keji tersebut terekam dalam sebuah video.

Dalam video yang berdurasi tiga-menit itu, seorang pria mendekati si wanita, yang berlutut di tanah, dan menembaknya lima kali dalam jarak dekat dengan sebuah senapan otomatis.

Menurut pihak berwenang setempat, wanita tersebut adalah istri dari seorang anggota senior Taliban dan dituduh melakukan perzinahan dengan seorang komandan Taliban lainnya, apakah itu melalui hubungan percintaan atau perkosaan.

Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, menilai eksekusi itu menunjukkan, Australia perlu untuk terus menempatkan tentara di Afghanistan. Ia mengatakan, insiden tersebut juga merupakan konfirmasi paling dramatis dari barbarisme Taliban serta pandangannya tentang dunia.

"Ini menegaskan bahwa Australia perlu untuk terus mendukung warga Afghan yang beradab, yang menginginkan suatu negara berdaulat dan perlindungan bagi hak-hak kaum wanita dan anak-anak perempuan," tuturnya.

Jurubicara oposisi bidang luar negeri, Julie Bishop, mengatakan, rekaman video itu mengerikan. "Eksekusi ini merupakan bukti lebih jauh bahwa ekstrimisme masih merupakan ancaman bagi masyarakat Afghan dan bagi dunia sebagaimana kita saksikan di masa lalu ketika Taliban berkuasa di Afghanistan," bebernya.

Gubernur provinsi Parwan, Basir Salangi, mengatakan sedang dilakukan pengejaran untuk menangkap orang-orang yang terlibat eksekusi itu. "Kami sudah mengirim satuan polisi ke daerah itu," katanya.
"Mereka sedang mencari Taliban yang bertanggung-jawab, tapi Taliban, termasuk pembunuhnya, sudah lari ke gunung," ujarnya lagi.

Rekaman video itu muncul setelah para donor internasional, pada konferensi di Jepang, setuju untuk memberi bantuan 16 miliar dolar kepada Afghanistan selama empat tahun. Australia akan menyumbang satu miliar dolar selama empat tahun.






Sunday, July 8, 2012

Ahmad Deedat Mati Tersiksa - dia adalah tokoh antiJIL


Video Youtube Saat Ajal Ahmad Deedat Sedang Menjemput



Karena omongannya yang selalu menghina ajaran agama lain, Tuhan telah menyiksanya dan memberi peringatan pada Ahmad Deedat dengan siksaan sebelum kematian. Sumber mengatakan sebelum meninggal, Ahmad Deedat tersiksa bertahun-tahun.


Kita tunggu nasib para anti-JIL disini yang akan menyusul Ahmad Deedat mati tersiksa karena mengajarkan kebencian.









Kelompok Muslim Radikal itu Ada, Bukan Rekayasa

Saat ini ada semacam pengarahan opini publik bahwa radikalisme atas nama Islam adalah sebuah citra yang sengaja dibangun untuk menyudutkan umat Islam. Padahal, ada begitu banyak bukti bahwa itu memang ada.
Ada tuduhan bahwa radikalisme dalam beragama adalah sekadar rekayasa. Citra itu dianggap dengan mudah menyebar karena peran media massa yang dikuasai oleh kaum sekuler, liberal, kalau bukan kaum Nasrani. Berbagai media massa ini dituduh dengan sengaja membesar-besarkan masalah dan kalau perlu memanipulasi informasi untuk membangun gambaran tentang ‘ancaman Islam’.

Kasus kerusuhan Cikeusik dan Temanggung adalah dua contoh terakhir. Di kedua kasus tersebut aroma rekayasa memang terasa kuat. Misalnya saja, dalam kasus Cikeusik, kehadiran para pengunjuk rasa yang menggunakan pita biru dan pita hijau, adanya rekaman video yang meliput secara leluasa keseluruhan proses, rekaman salah seorang penyerang yang bertabik pada juru kamera, plus perilaku aparat keamanan yang terkesan sengaja membiarkan kerusuhan, lazim dijadikan bukti dugaan kuat bahwa penyerangan biadab itu bukan sesuatu yang berlangsung alamiah.

Namun setelah mengakui bahwa rekayasa memang ada, marilah kita bicara tentang pertanyaan utama: Apakah radikalisme atas nama Islam itu memang ada atau cuma rekayasa?

Masalahnya, kehadiran kelompok dan massa radikal yang membawa nama Islam dan memang dengan jelas menyerang dan menteror mereka yang dianggap sebagai ‘berbeda’ tidak hanya muncul dalam kedua kasus yang disebut tadi.

Kaum muslim radikal –kalau bisa disebut begitu– beroperasi di berbagai tempat secara terbuka selama beberapa tahun terakhir.

Orang harus tahu dan ingat bahwa penyerangan brutal terhadap Ahmadiyah bukan hanya berlangsung di Cikeusik. Di Lombok Barat dan Lombok Timur, berbagai permukiman Ahmadiyah –yang sudah berdiri sejak akhir 1950-an– diserang berulang kali sejak 1998 sampai 2010. Diduga, mayoritas penyerang datang dari luar wilayah tersebut. Sebagian jemaat Ahmadiyah kini tinggal di pengungsian di Transito, Lombok Barat, dalam kondisi menyedihkan. Sisanya mengungsi ke tempat lain.

Penyerangan ganas juga dilakukan terhadap permukiman, masjid, dan sekolah Ahmadiyah di Parung, Jawa Barat.
Tahun lalu saja, dari Oktober sampai Desember, massa radikal menyerang pemukiman dan masjid Ahmadiyah di desa Manis Lor, Kuningan; Cisalada, Bogor; Dusun Ketapang, Lombok Barat; Kampung Panjalu, Sukabumi; serta sebuah desa di Cianjur, Jawa Barat.

Bahkan mereka yang sekadar membela Ahmadiyah pun bisa menjadi sasaran, seperti apa yang terjadi pada kelompok masyarakat sipil Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Saat melakukan semacam upacara solidaritas terhadap Ahmadiyah di Jakarta, AKKBB diserang oleh massa bersenjata yang dikomandani Komando Laskar Islam di Jakarta (2008).

Dengan gambaran semacam itu, tentu sulit menerima tuduhan bahwa radikalisme atas nama Islam adalah sebuah citra yang dikonstruksi oleh media atau pihak-pihak lain yang anti-Islam.

Tentu sangat mungkin bahwa ada rekayasa dalam kasus Cikeusik dan Temanggung. Itu tak perlu dibantah. Namun rangkaian kekerasan itu sudah berlangsung di banyak tempat dengan melibatkan banyak komunitas selama bertahun-tahun, sehingga adalah lebih sahih untuk menduga bahwa memang ada gejala radikalisasi dalam pemahaman keislaman di Indonesia.

Radikalisasi ini melibatkan banyak pihak. Di situ, tentu saja, komunitas-komunitas yang mudah digerakkan untuk menyerang terutama mereka yang dipersepsikan berbeda. Di situ ada organisasi-organisasi bergaya fasis, seperti FPI, Laskar Pembela Islam, Majelis Mujahidin, Forum Umat Islam, dan sebagainya. Di situ ada tokoh-tokoh yang memang senang bersuara lantang. Seperti Rizieq Syihab. Bahkan, radikalisasi memperoleh justifikasi oleh sejumlah ulama di Majelis Ulama Indonesia yang secara konsisten meminta masyarakat untuk memahami aksi kekerasan tersebut dalam perspektif ‘ketertindasan umat’.

Kelompok-kelompok Islam radikal ini juga memiliki medianya sendiri. Di luar masjid dan pengajian, berbagai tabloid dan majalah serta media online lahir untuk membawa suara Islam radikal tersebut. Suara Islam dan Voice of al-Islam (VOA-Islam) adalah dua contoh terbaik. Melalui beragam saluran komunikasi inilah gagasan-gagasan radikal disebarluaskan.

Bahkan, para tokoh muslim radikal itu terkesan memang dengan sengaja membangun citra diri sebagai pihak yang tanpa ragu akan menggunakan atau menghalalkan kekerasan. Mereka membangun sikap umat untuk menerima bahwa melakukan teror dan kekerasan adalah bagian dari upaya menegakkan kebenaran Islam.

Wawancara dengan Habib Rizieq Syihab di Tabloid Suara Islam edisi 107 (18 Februari - 4 Maret 2011) menunjukkan itu.

Dalam wawancara tersebut, Rizieq menggambarkan bahwa kasus penyerangan terhadap Ahmadiyah di Cikeusik sendiri. “Di Cikeusik itu,” kata Rizieq, “kafir Ahmadiyah yang melanggar SKB, mereka merencanakan peristiwa, lalu mendatangkan preman dari Jakarta, mempersenjatai diri, melawan aparat kepolisian, melukai warga terlebih dahulu dan menantang masyarakat serta menyerangnya.”

Namun, setelah menyajikan tuduhan itu, Rizieq nyatanya tak menganggap aksi kekerasan yang mengorbankan nyawa itu sendiri sebagai sesuatu yang patut dikecam. Ia malah menggelorakannya. Dalam salah satu bagian wawancara, ia menyatakan bahwa apa yang terjadi di Cikeusik ini bisa terus membesar. Ketika ditanya apa yang akan terjadi seandainya Ahmadiyah tidak dibubarkan, Rizieq menjawab: “Jika hari ini, baru tiga kafir Ahmadiyah yang dibunuh, mungkin besok atau lusa akan ada ribuan kafir Ahmadiyah yang disembelih umat Islam.”

Yang penting dicatat, Rizieq tidak menyampaikan kemungkinan ini sebagai peringatan, melainkan lebih dalam nada ancaman. Katanya lagi: “Ingat, umat Islam sudah memiliki motivasi Ilahi untuk membela agama dengan ikhlas dan tulus, jika gugur maka mati syahid. Sedangkan si kafir Ahmadiyah jika gugur maka mati sangit. Hati-hati! Jangan sampai terjadi tragedi yang mengerikan!”

Soal sikap FPI, Rizieq mengatakan: “Dan kami FPI telah bersumpah dengan nama Allah SWT, akan terus berjuang sampai tetes darah terakhir untuk membubarkan kafir Ahmadiyah dari bumi Indonesia.”

Ketika ditanya soal kasus Cikeusik, Rizieq mengatakan bahwa penyerangan itu tak akan terjadi kalau saja presiden membubarkan Ahmadiyah. “Jadi jika ingin mengutuk kekerasan terhadap kafir Ahmadiyah, kutuk saja presidennya... Umat Islam yang dengan ikhlas berjuang membubarkan Ahmadiyah, mereka adalah mujahid yang diridhai Allah SWT dan Rasulullah SAW.”

Pernyataan-pernyataan ini dinyatakan secara terbuka. Sama terbukanya dengan pidato seorang petinggi FPI Sobri Lubis dua tahun yang lalu yang rekamannya tersebar secara luas melalui Youtube. Dalam pidato yang disambut bergemuruh oleh massa, sang ustaz dengan bersemangat berteriak: “Bunuh Ahmadiyah... Bunuh Ahmadiyah... Halal darah mereka”.

Muslim radikal itu memang ada. Bukan rekayasa. ***

Siapa bilang org tidak memiliki alasan untuk percaya surga tidak bisa berkarya?


Peter Higgs, Atheis Pencetus "Partikel Tuhan"

Higgs risih dengan sebutan "partikel Tuhan."


VIVAnews - Peter Higgs mengira momentum terbesar dalam hidupnya terjadi pada 48 tahun lalu. Ketika itu dia menemukan teori partikel subatomik (boson) yang mengisi atau melengkapi massa hingga terbentuk menjadi materi. Partikel hipotesis itu pun memiliki nama yang diambil dari namanya, Higgs boson.

Professor Peter Higgs mengusap air mata
Peter Higgs, pencetus teori Higgs boson

Sebagai sebuah hipotesa, Higgs boson merupakan sebuah kepingan puzzle penting di bidang fisika. Sebab, boson ini bisa menyempurnakan teori alam semesta yang diperkenalkan Albert Einstein. Higgs boson diangap sebagai perantara yang memungkinkan terbentuknya bintang, planet, juga kehidupan. Caranya adalah dengan memberi massa untuk sejumlah partikel dasar, ini pula yang menyebabkan partikel ini disebut "partikel Tuhan".
Peter Higgs tidak pernah menyangka bahwa akan ada ilmuwan yang berusaha membuktikan teorinya itu. Karena itu Higgs menangis saat ilmuwan dari Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN) mengumumkan telah menemukan partikel yang serupa dengan Higgs boson.
"Ini merupakan hal yang paling menakjubkan yang terjadi sepanjang hidup saya," tutur ilmuwan yang dikenal pemalu ini.

Sebagai sebuah penghormatan, standing ovation ditujukan kepada Peter Higgs saat baru memasuki sebuah auditorium di Jenewa, Swiss, saat CERN mengumumkan temuannya. Tidak pernah ada yang menyangka bahwa teori Higgs tersebut pernah ditolak oleh sebuah jurnal ilmiah bernama "Physics Letters".

"Ketika itu dia (Higgs) hanya berpikir, 'Sudahlah, mereka tidak memahami itu'," ucap ilmuwan yang menjadi kolega Peter Higgs, Alan Walker.

Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai "partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan Higgs boson," ujar Walker.

Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
"Ini merupakan hal yang paling menakjubkan yang terjadi sepanjang hidup saya," tutur ilmuwan yang dikenal pemalu ini.
Sebagai sebuah penghormatan, standing ovation ditujukan kepada Peter Higgs saat baru memasuki sebuah auditorium di Jenewa, Swiss, saat CERN mengumumkan temuannya. Tidak pernah ada yang menyangka bahwa teori Higgs tersebut pernah ditolak oleh sebuah jurnal ilmiah bernama "Physics Letters".

"Ketika itu dia (Higgs) hanya berpikir, 'Sudahlah, mereka tidak memahami itu'," ucap ilmuwan yang menjadi kolega Peter Higgs, Alan Walker.

Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai "partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan Higgs boson," ujar Walker.

Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
Sebagai sebuah penghormatan, standing ovation ditujukan kepada Peter Higgs saat baru memasuki sebuah auditorium di Jenewa, Swiss, saat CERN mengumumkan temuannya. Tidak pernah ada yang menyangka bahwa teori Higgs tersebut pernah ditolak oleh sebuah jurnal ilmiah bernama "Physics Letters".
"Ketika itu dia (Higgs) hanya berpikir, 'Sudahlah, mereka tidak memahami itu'," ucap ilmuwan yang menjadi kolega Peter Higgs, Alan Walker.

Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai "partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan Higgs boson," ujar Walker.

Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
"Ketika itu dia (Higgs) hanya berpikir, 'Sudahlah, mereka tidak memahami itu'," ucap ilmuwan yang menjadi kolega Peter Higgs, Alan Walker.
Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai "partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan Higgs boson," ujar Walker.

Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai "partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan Higgs boson," ujar Walker.
Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
Sebagai ilmuwan, Higgs meraih gelar PhD-nya dari King's College. Dia juga meraih sejumlah gelar kehormatan dan menerima sejumlah penghargaan. Gelar itu antara lain dari Royal Society, the Institute of Physics, the European Physical Society, dan American Physical Society.

Ilmuwan fisika terkemuka Stephen Hawking malah menyebut Peter Higgs layak meraih Nobel di bidang Fisika. Meski awalnya Hawking tidak percaya adanya "partikel Tuhan", tapi kini Hawking menganggap penemuan partikel serupa Higgs boson itu sebagai temuan penting di bidang fisika.

Meski begitu, Higgs tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana. Higgs selalu dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang mengaku gemetar saat mendengar atau membaca nama Higgs boson. Apalagi, temuan partikel yang diambil dari namanya itu kini dianggap sebagai temuan terbesar manusia.

"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock, ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron Collider (LHC) milik CERN. (eh)
Sebagai ilmuwan, Higgs meraih gelar PhD-nya dari King's College. Dia juga meraih sejumlah gelar kehormatan dan menerima sejumlah penghargaan. Gelar itu antara lain dari Royal Society, the Institute of Physics, the European Physical Society, dan American Physical Society.
Ilmuwan fisika terkemuka Stephen Hawking malah menyebut Peter Higgs layak meraih Nobel di bidang Fisika. Meski awalnya Hawking tidak percaya adanya "partikel Tuhan", tapi kini Hawking menganggap penemuan partikel serupa Higgs boson itu sebagai temuan penting di bidang fisika.

Meski begitu, Higgs tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana. Higgs selalu dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang mengaku gemetar saat mendengar atau membaca nama Higgs boson. Apalagi, temuan partikel yang diambil dari namanya itu kini dianggap sebagai temuan terbesar manusia.

Simulasi partikel Higgs boson"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock, ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron Collider (LHC) milik CERN. (eh)
Ilmuwan fisika terkemuka Stephen Hawking malah menyebut Peter Higgs layak meraih Nobel di bidang Fisika. Meski awalnya Hawking tidak percaya adanya "partikel Tuhan", tapi kini Hawking menganggap penemuan partikel serupa Higgs boson itu sebagai temuan penting di bidang fisika.
Meski begitu, Higgs tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana. Higgs selalu dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang mengaku gemetar saat mendengar atau membaca nama Higgs boson. Apalagi, temuan partikel yang diambil dari namanya itu kini dianggap sebagai temuan terbesar manusia.

"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock, ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron Collider (LHC) milik CERN. (eh)
Meski begitu, Higgs tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana. Higgs selalu dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang mengaku gemetar saat mendengar atau membaca nama Higgs boson. Apalagi, temuan partikel yang diambil dari namanya itu kini dianggap sebagai temuan terbesar manusia.
"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock, ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron Collider (LHC) milik CERN. (eh)
"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock, ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron Collider (LHC) milik CERN. (eh)

Profesor yang telah pensiun dari Universitas Edinburgh ini meneteskan air mata, sebab dia masih diberi kesempatan hidup untuk menyaksikan teorinya berhasil dibuktikan.
"Saya tidak pernah memimpikan ini selama 48 tahun, sebab banyak hal yang harus saya lakukan dalam hidup. Tapi awalnya, saya tidak menyangka bahwa saya masih hidup saat ini terjadi," kata Peter Higgs, seperti dikutip dari Reuters.
Higgs kemudian menulis temuan itu di dua jurnal. Meski satu ditolak di "Physics Letter", tapi teori yang ditulis pria kelahiran Newcastle di tahun 1929 itu kemudian dimuat di jurnal ilmiah bergengsi yang lain, "Physical Review Letters".

Inilah gambaran Indonesia tanpa JIL



Walikota Bogor dan Islam yang Jauh dari Damai


Apakah Islam adalah sebuah agama yang toleran? Kalau perwujudannya ada pada Walikota Bogor, jawabannya jelas: Tidak!Sebagaimana diberitakan harian Jakarta Globe (18 Agutus 2011), sang Walikota --bernama Diani Budiarto-- menyatakan bahwa alasan pelarangan penggunaan gereja GKI Yasmin adalah karena gereja tersebut didirikan di sebuah jalan yang menggunakan nama tokoh Islam.

Gereja GKI Yasmin adalah gereja yang walaupun sudah dinyatakan sah pendiriannya oleh Mahkamah Agung (MA), sampai saat ini tetap tak boleh digunakan berdasarkan perintah Pemda Bogor. Akibatnya, selama setahun terakhir umat Kristen terpaksa beribadat secara terbuka setiap Minggu di trotoar.

Protes terhadap pendirian gereja semula datang dari berbagai kelompok muslim yang menuduh proses perolehan IMB bagi pembangunan gereja tersebut cacat hukum. Setelah melalui serangkaian pengadilan, MA akhirnya menganggap tuduhan itu tak bisa diterima secara hukum.

Diani sendiri berulangkali menyatakan ia memerintahkan penggembokan gereja untuk `meredam keresahan warga'. Karena ulahnya, Diani kerap dikecam oleh kelompok pembela HAM karena dianggap secara sengaja membangkang perintah hukum. Kali ini, tiba-tiba saja, melalui Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Diani mengeluarkan argumen soal `nama Islam'.

Nama yang dimaksud adalah `Abdullah bin Nuh', seorang ulama terkenal yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat.

Jawaban Diani ini tentu saja terkesan dungu dan tak masuk akal. Apa hubungannya antara nama jalan dan pendirian gereja? Apalagi Jakarta Globe juga mengutip pernyataan putra Abdullah, Muhammad Mustofa, yang menyatakan bahwa ia sama sekali tak keberatan dengan pendirian gereja tersebut.

Mustofa bahkan menekankan bahwa Islam adalah agama yang mempromosikan perdamaian. Ia juga menyatakan bahwa perbedaan antaragama adalah hal biasa dan telah ada sejak era Nabi Muhammad berkuasa di Mekah.

Dengan begitu, jelas sekali bahwa Diani memang sedang mengada-ada. Ia seperti kehabisan akal untuk menjelaskan mengapa ia mendukung tekanan kelompok-kelompok yang berusaha melarang umat Kristen untuk beribadat sesuai keyakinan mereka.

Namun bagaimanapun terkesan dungu, Diani mewakili sebuah gambaran yang kelam tentang kedamaian bangsa Indonesia. Diani adalah seorang pemimpin daerah dan ia nampak sekali tertekan oleh kelompok-kelompok fasis yang tidak bersedia memberi ruang bagi penghargaan terhadap perbedaan dalam masyarakat.

Celakanya lagi, Gamawan Fauzi sendiri, menurut Jakarta Globe, terkesan berpihak pada sang Walikota. "Ini adalah realitas politik di lapangan dan ini dapat menimbulkan gangguan keamanan dan perdamaian," ujarnya. "Kita memang harus menengahi konflik, tapi kita harus juga memelihara keamanan dan perdamaian".

Pernyataan-pernyataan mengada-ada dan terkesan tidak tegas semacam itu tentu memberi angin bagi penindasan terhadap keberagaman keyakinan di Indonesia. Duduk perkaranya sudah sangat jelas. Seluruh rujukan hukum sudah mengakui hak bagi jemaat GKI untuk memperoleh gerejanya. Bukan hanya perlindungan itu diberikan UUD 1945, tapi juga keputusan MA yang membenarkan bahwa tak ada alasan untuk melarang penggunaan gereja tersebut.

Para kelompok penentang terus mengeluarkan berbagai argumen –misalnya, gereja memalsukan tandatangan dukungan warga sekitar– untuk tetap menolak pendirian gereja. Tapi, di mata hukum, segenap tuduhan itu hanya berada pada status `kabar burung' yang tak dapat digunakan.

Namun sebagaimana dalih Diani yang serampangan, penolakan kelompok-kelompok tersebut memang tidak memiliki argumen yang kuat. Penolakan itu jelas datang dari kebencian terhadap umat Kristen yang dianggap sebagai kalangan luar yang mengancam Islam. Bagi para penentang, cuma ada satu sikap: tolak hak umat Kristen untuk beribadat karena mereka adalah kaum kafir dan musyrik. Bagi mereka, kaum Kristen harus tunduk pada umat Islam, karena kaum Kristen adalah kaum minoritas sesat yang hak-haknya hanya bisa diperoleh atas belas kasihan kaum Muslim.

Rupanya bagi kelompok-kelompok penentang ini, membiarkan berdirinya gereja adalah kejahatan karena membiarkan kekufuran berkembang. Bagi mereka, melarang pendirian gereja adalah bagian dari kewajiban Muslim untuk menegakkan kebenaran dan melawan kemunkaran.

Sang walikota sendiri bukan dikenal sebagai orang yang memiliki basis keislaman kuat. Sikapnya mungkin sekali didasarkan sekadar pada pertimbangan menjaga popularitas dan kekuasaan. Maklumlah, sang walikota memang tidak terlalu populer di mata warganya, apalagi setelah diketahui ia memiliki tiga istri.

Bagaimapun pertemuan antara sikap fasis dan kepentingan politik itu ujung-ujungnya menghasilkan penindasan hak asasi manusia secara kasat mata. Dan di mata pengamat netral, kalau itu adalah bentuk perwujudan ajaran Islam, maka Islam tentulah bukan agama yang mengajarkan perdamaian.***

Sumber Fotor:
1. www.ahmadsumargono.net
2. http://jalmilaip.wordpress.com
3. www.kabargereja.tk

http://www.madina-online.net/index.php/editorial/404-walikota-bogor-dan-islam-yang-jauh-dari-damai

Anal Sex Approved by Allah and Prophet Muhammad


Europe News has been linking to posts from the Sex in Islam blog (added to blogroll on left). Here is on that gets very interesting at the end, no pun intended. via “Anal Sex Approved by Allah and Prophet Muhammad” by Amar Khan.


In Pakistan, the mullahs are notorious for child abuse and molestation. Every day, we hear news about a mullah sodomizing his beardless student. It is very common in Pakistan. Almost every one knows what happens in madrassas. Even one of my friends narrowly escaped from being sodomized by his Quranic teacher when he was taking the Quran memorizing lessons.
But why do these mullahs commit such a thing, allegedly condemned in Islam? Muslims are most vocal in commending sodomy, homosexuality in words? They are known to attack homosexuals in Europe.
Abdullah Ibn Umar deemed sodomy to Halaal, like his old man.
Companions of mohammed deemed sodomy with women to be permissible
Imam Sha’afi deemed sodomy to be permissible!
Imam of Ahl’ul Sunnah Abu Maleeka suggested ‘in times of trouble’ use a stick!’

Answer is that, according to them, masturbation is haram. Seeing any na mehram girl is also prohibited. The only way left to satisfy their lusty desires is to sodomize one of their pupils. While reading from a shia Website, http://www.answering-ansar.org, I came across the fact that the root of sodomy lies in the Islamic text and history. Here are some examples of the gems from the history and authentic books of Sunni Islam.
Umar indulged in sodomy and Allah was forced to legitimize this practise in the Qur’an
For evidence you can consult the following texts:
  • Jami al Tirmidhi, Bab al Tafseer Volume 2, page 382, ‘Ayat Hars’
  • Fathul Bari Volume 8 page 191 Kitab Tafseer Ayat Hars
  • Gharab al Qur’an Volume 3 page 249 Ayat Hars
  • Tafseer al Ibn Katheer Volume 1 page 261
  • Fayl ai Lawathar Volume 6 page 229
  • Tafseer Qurtubi Volume 1 page 92 Ayat Hars
Lets quote verbatim from Jami al Tirmidhi [Bab al Tafseer Vol. 2, p. 382, 'Ayat Hars']:
“Ibn Abbas narrates that Hadhrath Umar went before Rasulullah (s) and “Master I am destroyed!’. Rasulullah (s) asked ‘what thing has destroyed you?’. Umar replied last night I had anal sex. Rasulullah (s) did not give a reply to Umar, then Allah (swt) sent down this revelation “Your wives are as a tilth unto you; so approach your tilth when or how ye will; the words ‘kabool wa Dhabar‘ (the anus is accepted)”

For evidence, please consult the following authentic Sunni texts:
  • Tafseer Durre Manthur Volume 1 page 264 Ayat Hars
  • Tafseer Qasmi Volume 2 page 220, by Jamaladeen Qasmi
  • Tafseer Qurtubi page 92 Ayat Hars
Here is the direct quote from Tafseer Durre Manthur:
“Traditions wherein Abdullah ibn Umar believed sodomy with women are well known and Sahih”.
Ulema of Madina believed that sodomy was halaal.
Please see the following Sunni sources:
  • Fayl al Lawathar Volume 6 page 154 Kitab Nikah, Bab Mut’ah
  • Tafseer Qasmi Volume 2 page 223 Ayat Hars
  • Tafseer Ibn Katheer Volume 1 page 262 Ayat Hars
  • Fathul Bari Volume 8 page 191 Ayat Hars
Quoting directly from Fayl al Lawathar:
“Imam Auzai stated of the Fatwas from Hijaaz that are famous, one fatwa is from the people of Makka is that is that they deemed Mut’ah with women to be permissible, the other from the people of Madina, that sodomy with women is permissible”.
Ibn Kathir in his Tafseer also stated:
“Statements on the permissibility of sodomy with women have come from the jurists of Madina”.

We read in Tafseer Qurtubi Volume 3 page 93 Ayat Hars:
“Fatwas on the permissibility of sodomy with women Saeed bin Maseeb Nafi, ibn Umar, Muhammad bin Kab, Abdul Malik, Imam Malik, a large group amongst the Sahaba and Tabaeen deemed sodomy to be permissible”.

Please see the following Sunni texts:
  • Tafseer Durre Manthur Volume 1 page 266, Ayat Hars
  • Tafseer Ruh al Ma’ani page 125, Ayat Hars
  • Tafseer Ahkam al Qur’an Volume 1 page 265
  • Tafseer Qasmi Volume 2 page 228 Baqarah Verse 223
  • Al Mahzoorath page 268
We read in Tafseer Durre Manthur:
“On sodomy with women, Imam Sha’afi no Sahih narration’s have reached us from Rasulullah (s) as to whether it is halaal or haraam and logic suggests that this halaal”.

We read in Tafseer Durre Manthur Ayat Hars:
“Abu Maleeka was asked whether it was permissible to practise sodomy with women. He replied ‘Last night I practised sodomy with my servant, penetration became difficult hence I sought the assistance of a stick”.
Imam Malik believed sodomy with women was halaal
We read in the following Sunni sources:
Quoting verbatim from Ahkam al Qur’an:
“Sahil asked Imam Malik ‘is sodomy with women permissible? Imam Malik replied ‘I just did this act and have just washed by sexual organs”.
Imam Abu Hanifa’s esteemed student Ibn Mubarak was also a homosexual
We also read in ‘Muhadarat al-’udaba‘, p. 199, Chapter 1, “Al hada al Saani” that:
“Hakim Tabaristan made Abdullah bin Mubarak a Judge, who was addicted to the anus (Homosexual) he asked the Hakim ‘Sir I need some men who can help you” Hakim said I was aware of your need before this”.
The Salaf deem it permissible to pray Salat behind a homosexual Imam
We read in Sahih al Bukhari, p. 96, Kitab Bab ul Salaat, narrates a tradition from Zuhri [Sahih al-Bukhari, p. 96, 1375 AH print]:
“The Imamate of a mukhanath at a time of necessity is Sahih”.
Note: Arabic word “Mukhanath” means homosexual. This hadith has been removed from the English version of Bukhari, but exists in old copies of Arabic version. E.g. this 1375 Hijri print.
So I think that the mullahs sodomizing little girls and boys are not wrong at all they are just following the Sunnah of the prophet and his companions.

Saturday, July 7, 2012

Inilah Pengakuan Mujahid Umar Patek: Saya Merasa Berdosa!

Umar Patek


JAKARTA (VoA-Islam) – Tersangka kasus terorisme Umar Patek dalam sebuah wawancara TV One tadi malam, kembali menyatakan penyesalannya atas perbuatan yang ia lakukan, baik pada saat bom Natal maupun bom Bali I. Pengakuan sebelumnya, telah ia ucapkan di dalam sidang Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Tentu saja, penyesalan Umar Patek tersebut membuat “gempar” masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan jihadis. “Saya tidak peduli. Mereka tidak bisa menyelamatkan saya di akhirat. Saya mau masuk surga atau neraka, itu urusan saya dengan Allah. Hanya Allah yang tahu,” tutur Umar Patek yang punya nama asli Hisyam Bawazir ini blak-blakan.

Berikut pernyataan penyesalan Umar Patek di TV One atas apa yang pernah ia lakukan: “Bismillahirrahmanirrahim. Saya menyataan maaf kepada seluruh korban, baik bom natal maupn bom Bali I. Ini adalah kesalahan saya. Sejak awal saya sudah menilai, pekerjaa ini tidak sesuai dengan syariat Islam. Ini adalah suatu dosa yang saya lakukan. Saya mohon maaf kepada seluruh korban, baik kepada warga negara Indonesia maupun asing.”

Terhadap vonis yang dijatuhkan hakim di pengadilan, dimana ia dijerat hukuman penjara selama 20 tahun, Umar Patek mengatakan, sebagai WNI ia menerima, taat dan tunduk kepada hukum di Indonesia. “Permohonan saya kepada Allah adalah agar saya divonis dengan hukuman yang seringan-ringannya. Sejak awal, saya sudah tidak setuju dengan amaliah bom natal maupu bom Bali I.

Kepada TV One, Umar Patek bercerita, bahwa ia kenal dengan DR. Azhari, Dulmatin, Ali Imran, Idris dan Amrozi yang terlibat dalam bom Bali I. Ia juga mendengar suara keras saat terjadinya bom Bali.

Hati nurani Umar Patek berkata, bahwa aksi teroris yang ia lakukan tidak diridhoi Allah Swt. Pasca ledakan bom Bali I, Umar menuju Solo dengan diantar oleh Idris, tepatnya pada tanggal 12 Oktober.

Umar Patek meyakini, bahwa Indonesia bukanlah zona perang, seperti halnya yang terjadi di negeri-negeri lain, seperti Palestina, Irak, Afghanistan dan sebagainya. Ia menilai, Indonesia adalah zona damai. Itulah sebabnya, Umar berjihad ke Philipina Selatan untuk membantu saudara-saudara muslim Moro. Bahkan ia berniat untuk berjihad ke Afghanistan.

Jihad ke Philipina Selatan

Selama di Philipina Selatan, ia sempat tinggal di Kamp Abu Bakar, dimana syariat Islam ditegakkan. Selama di sana pula, Umar bertugas menjaga perbatasan (ribat) dari serangan musuh. Begitu kamp Abu Bakar sudah tidak ada lagi, ia bergerila di hutan-hutan Philipina. Umar mengaku bahwa ia tidak punya jabatan apa-apa. Menurutnya, orang-orang Moro jauh lebih berpengalaman.

Pada bulan Juli tahun 2009, Umar Patek kembali masuk ke Indonesia untuk tujuan transit. Perjalanan selanjutnya adalah hijrah menuju Afghanistan melalui Pakistan. Meski Umar Patek dinyatakan buron, toh ia bisa lolos melalui imigrasi Indonesia. Saat itu Umar mengaku bertawakal kepada Allah.

“Di Indonesia, saya mengurus pasport visa untuk bisa masuk ke Afghanistan. Saya tak punya maksud untuk melakukan aksi teroris yang tidak sesuai dengan visi jihad saya, karena bertentangan dengan hati nurani saya.

Selama di Pakistan, Umar dibantu oleh seseorang yang bernama Nadim. Pada Januari 2011 silam, Umar patek ditangkap di Abotabad, Pakistan. Di pengadilan dan di TV One, Umar menyatakan maaf kepada rakyat Indonesia. Sebagai warga negara, ia menyadari atas dirinya telah melakukan amaliyah yang salah.

“Saya memintaa maaf, bertobat kepada Allah. Saya meyakini, apa yang saya lakukan adalah salah. Sejak semula saya tidak setuju dengan amaliyah tersebut, baik bom natal maupun bom Bali I,” kata Umar Patek.

Umar Patek yang di dalam pemberitaan digambarkan sebagai sosok yang sangar, ternyata justru berkepribadian lembut dan santun. Ketika ditanya, kenapa rambutnya ia semir dengan warna merah kekuning-kuningan? Umar Patek pun melontarkan guyon, “Saya memang mujahid gaul,” ujarnya tersenyum. Desastian

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/07/07/19800/inilah-pengakuan-mujahid-umar-patek-saya-merasa-berdosa/?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+facebookViaNyamInGoogleReader+%28KORAN+MUSLIM+-+Berita+Islam+Update+24+Jam+Non+Stop%29

Kisah sesungguhnya tentang Ka’abah



Kapan terjadinya pembangunan Kaabah, penggalian sumur zamzam dan pemindahan batu hitam (hajjar aswad) ke Mekah 

Setelah mempelajari batu hitam yang merupakan pusat kuil pemujaan Muslim, ternyata pengakuan muslim bahwa Abraham dan Ismael yang membangun Kaabah di kota Mekah adalah sebuah kebohongan. 

gambar Kaabah
layout sederhana Kaabah


Abraham tidak pernah pergi ke tempat dibangunnya Mekah, tidak juga anaknya, Ismael dan cucu Abraham (anak Ismael), Nabaioth. Tetapi walaupun demikian, Ibn Ishak, penulis riwayat hidup Muhammad, tetap mengklaim bahwa Abraham-lah yang membangun tempat pemujaan di Mekah dan dijalankan oleh Ismael dan kemudian oleh Nabaioth. Kisah tersebut, diciptakan oleh Ibn Ishak dan rekan-rekannya, sampai pada pernyataan bahwa setelah Nabaioth, suku Jurhum yang mereka akui sebagai penghuni Mekah pada jaman Abraham, bertanggung jawab melayani tempat pemujaan di Mekah. Menurut kisah tersebut, mereka melayani sampai suku Khuzaa’h datang dari Yaman. Hal itu terjadi setelah bendungan di Ma’rib mulai menunjukan tanda-tanda kerusakan dan terusirlah mereka. Kisah itu berlanjut bahwa ketika suku Khuzaa’h tiba di Mekah, mereka mengalahkan Jurhum. Jurhum kemudian meninggalkan Mekah untuk menyembunyikan batu hitam dari kuil pemujaan dan dua rusa emas. Mereka menyembunyikan benda-benda tersebut di mata air yang disebut sebagai Zamzam, kemudian menutupi mata air, batu dan duarusa tsb dengan tanah sehingga tidak terlihat.[1] Hari kejadian ini sangat penting. Menurut kisah tersebut, Jurhum tinggal di Mekah sampai rusaknya bendungan Ma’rib dan suku Khuzaa’h meninggalkan Yaman. Kita tahu bahwa hal-hal itu terjadi sekitar tahun 150 SM.

Tradisi/hadis islam tidak masuk akal saat membicarakan Jurhum dan penyembunyian mata air dan batu hitam

Jika kisah Jurhum benar, mengapa para penulis riwayat jaman itu, yang mengunjungi dan menulis tentang bagian Barat jazirah Arab menyebutkan nama semua suku yang tinggal disana bahkan sampai suku terkecil, tetapi tidak sekalipun menyebutkan Mekah atau suku Jurhum ?

Kedua, setelah dikalahkan, bagaimana mungkin Jurhum mengubur 
dua rusa emas yang sangat berharga dan sebuah batu yang sangat dipuja di Mekah tanpa diketahui para penghuni lainnya? Setiap suku yang meninggalkan Mekah sudah pasti membawa harta pusakanya dan tidak akan menguburnya di sebuah tempat umum yg diketahui secara umum. Apalagi mengingat mata air tersebut adalah mata air satu-satunya diMekah.

Ketiga, sang batu hitam adalah sebuah batu yang dipuja. Tidak mudah untuk memindahkannya dari lokasi didalam kuil pemujaan tanpa diketahui seseorangpun. Menurut pengakuan kaum muslim, perang pecah dikarenakan perebutan hak pengelolaan atas tempat pemujaan tersebut. Bagaimana mungkin suku Jurhum yang dikalahkan berhasil memindahkan batu tersebut tanpa dicegah oleh suku Khuzaa’h sang pemenang atau paling tidak mengetahui tempat disembunyikannya si batu?

Argumen keempat, terpusat pada keberadaan mata air itu sendiri. Jika ia berada di jazirah 
Arab bagian Barat, maka lokasinya pasti penting untuk diingat. Di atas semua itu, air, secara khusus sangatlah penting bagi bangsa arab yang hidup di gurun pasir. Tradisi islam mengklaim keberadaan mata air tersebut sejak jaman Abraham. Jika pada saat itu secara ajaib diadakan pada saat malaikat Jibril memberikan air pada Hagar dan anaknya, Ismael, maka keberadaannya harusnya diketahui secara luas, bukan hanya di Mekah, tetapi juga di kota-kota lain disekitar Mekah. Kaum Bedouin pasti akan datang ke mata air itu untuk memberi minum binatang ternak mereka. Para penghuni juga akan datang untuk menyegarkan diri mereka. Tidak seorangpun dapat menyembunyikan mata air tersebut, bahkan jika dapat ditutupi dengan tanah.

Kisah kaum Jurhum menyembunyikan barang di mata air pada abad kedua Masehi diteruskan dengan mengklaim bahwa Abd
ul Mutaleb, kakek Muhammad, menemukan kembali mata air tersebut pada akhir abad kelima Masehi. Kita hanya dapat menyimpulkan bahwa mata air itu tidak nampak sebelum masa Abdul Mutaleb dan hanya diketahui keberadaannya setelah warga Mekah menggalinya.

Fenomena penggalian untuk mendapatkan mata air adalah hal umum di Timur Tengah. Klaim bahwa sebuah mata air ada di sebuah kota selama 2.500 tahun sebelum Jurhum berhasil menyembunyikannya selama tiga abad berikutnya adalah hal yang tidak mungkin, mengingat mata air di jazirah 
Arab pada masa tersebut sangat bernilai dan sangat penting bagi para Bedouin, dibandingkan dengan Laut Mati itu sendiri. Anda mungkin dapat menyembunyikan laut dari mata suku-suku yang kehausan tetapi anda tidak dapat menyembunyikan sebuah mata air dan lokasinya selama itu.

DAN tidak mungkin kita dapat percaya bahwa sang batu hitam telah berhasil disembunyikan selama tiga atau empat abad. Batu itu merupakan pemujaan utama atau wujud yang disakralkan dalam setiap tempat pemujaan yg dlm bhs Arab disebut kaabah. Batu yang dipuja tersebut yang melambangkan 
(simbol) bulan, dianggap sakral. Pemujaan kepada Keluarga Perbintangan Arab dengan Allah, yang merupakan bulan sebagai pimpinannya, berada seputar batu hitam tsb. Ellat, istri allah, adalah matahari, sementara al-‘Uzza dan Manat, putri-putrinya, melambangkan dua planet. Kaum muslim percaya bahwa batu hitam sakral tsb datang dari allah, yang tadinya merupakan bulan sebelum digantikan dgn planet venus. JADI bagaimana mungkin sebuah batu hitam yang sangat dipuja dan dihormati oleh masyarakat dapat disembunyikan selagi mereka berperang untuk mempertahankan kehormatannya?

Tidak mungkin utk mengatakan bahwa Kaum Jurhum yg kalah berhasil
menyembunyikan batu yang sangat dipuja tanpa dilihat seorangpun, khususnya jika tempat itu adalah sebuah mata air, tempat mereka minum setiap hari saat berperang. Menyembunyikan batu yang dipuja dengan cara apapun adalah sangat tidak mungkin dibanding dengan menyembunyikan mata air itu sendiri.

Kisah si batu hitam mempunyai beberapa implikasi penting: batu hitam tersebut tidak ada didekat Mekah sampai, barangkali, pada akhir abad 5M. Itu sebabnya mengapa tradisi islam berusaha mencari pembenaran atas ketidakhadiran batu tersebut dengan membuat cerita
-cerita yang tidak masuk akal. Oleh karena itu, kita dapat memperkirakan bahwa si batu hitam, yang merupakan wujud utama pemujaan di semua kaabah di jazirah arab, dibawa dari daerah LAIN – kemungkinan besar adalah YAMAN – pada akhir abad kelima masehi.

Asa’d Abu Karb adalah orang yang sebenarnya membangun Kaabah pada awal abad kelima masehi

Dikatakan bahwa sebelum pembangunan Kaabah, sebuah tenda telah ada pada tempat dimana bangunan tersebut kemudian dibangun.[2] Suku Khuzaa’h datang dari Yaman sekitar abad ke dua Masehi. Pada abad ke 4M, mereka berpindah ke daerah dimana selanjutnya Mekah kemudian dibangun. Dikarenakan mereka tidak mendapatkan sebuah tempat pemujaan, mereka mendirikan tenda di sebuah lapangan terbuka.

Informasi dari 
para penulis di abad 8M yang mendasarkan informasi pada masa muhammad, mengindikasikan bahwa kaabah telah dibangun pada awal abad 5M oleh pemimpin kaum penyembah berhala Himyarite dari Yaman yg bernama Asa’d Abu Karb. Dia juga dipanggil sebagai Abu Karb Asa’d dan ia memerintah Yaman dari tahun 410 sampai 435M. Fakta yang diakui ahli sejarah islam bahwa Asa’d Abu Karb adalah penguasa pertama dalam sejarah yang mendandani kaabah adalah sebuah indikator yang penting bahwa dialah orang yang sebenarnya membangun kaabah.[4]

Memperindah sebuah tempat pemujaan di jazirah arab adalah tahap pembangunan kedua. Hal itu termasuk penyelesaian dekorasi dinding bagian dalam, pemasangan karpet pada dinding
-dinding dan lantai, dan menambahkan tekstur dan benda-benda berkaitan pada bermacam-macam bagian dari bagian dalam bangunan. (Orang-orang arab tidak akan berdoa di dalam tempat pemujaan yang tidak didekorasi). Asa’d Abu Karb mengambil buruh dari Azed untuk membangun dinding bagian dalam Kaabah. (Azed adalah sebuah suku dari Yaman pada saat yang sama dengan kedatangan suku Khuzaa’h.) Jadi Asa’d Abu Karb lah yang pertama kali membangun dan mendandani Kaabah, pastilah juga yang pertama kali membangunnya di saat masih berupa tenda di mana suku Khuzaa’h dari Yaman bersembahyang. Asa’d Abu Karb, juga dipanggil sebagai Tubb'a, menduduki kota Yathrib sebelum datang ke Mekah. [6]

Kelihatannya ia menemukan banyak tempat pemujaan di Yathrib, tetapi sesampainya ia di Mekah, ia tidak menemukan satupun tempat pemujaan tersebut. Karena para penghuni adalah pendatang baru dari Yaman, Asa’d Abu Karb membangun tempat pemujaan yang penuh gaya dan khas Yaman. Dia melakukan hal tersebut untuk mempertautkan dirinya dengan penduduk. Dia juga menuliskan sebuah elegi di mana ia menceritakan mengenai matahari yang terbenam dalam mata air berlumpur hitam, sesuatu yang dimasukan Muhammad ke dalam Quran.

Penambahan-penambahan oleh Quraish pada bangunan yang dibangun Asa’d Abu Karb

Quraish, suku Muhammad, kemudian hari menguasai Mekah. Mereka mendapatkan sebuah batu hitam dari Yaman sehingga tempat pemujaan mereka akan sama dengan semua kaabah lainnya yang mana, menurut pemujaan Keluarga Perbintangan jazirah arab, dibangun keliling sebuah batu hitam. Pemujaan terhadap keluarga bintang dimulai dari Yaman, dari tempat dimana kaum Quraish beremigrasi. Kaabah pertama yang dibangun Asa’d Abu Karb beratapkan kayu. Atap tersebut terbakar, kemudian mereka menggunakan kayu yang dibawa oleh sebuah kapal Byzantine yang berlabuh di lepas pantai Laut Mati di suatu daerah yang dinamakan al-Shaebieth. Pemilik kapal adalah seorang Koptik Mesir bernama Bachum. Dialah yang menjual kayu kepada mereka dan dibuat menjadi atap untuk kaabah.[7] Kemudian, ketika muhammad masih muda, wujud-wujud berikutnya masih ditambahkan pada bangunan yang sederhana.[8]

Fakta-fakta tersebut tentang pembangunan tempat pemujaan di Mekah seharusnya menyebabkan kaum muslim mempertanyakan segala sesuatu yang dikatakan Ibn Ishak dan 
para rekannya mengenai kota itu, dalam upaya mendukung klaim muhammad didalam quran bahwa tempat pemujaan tersebut dibangun oleh Abraham dan Ismael.

KAUM YAMAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBANGUNAN TEMPAT PEMUJAAN DI MEKAH

Suku Khuzaa’h, penyembah berhala dari Yaman, membangun kota Mekah pada abad 4M. Jejak-jejak mereka diseluruh bangunan tempat pemujaan, menunjukkan bahwa tidak mungkin Abraham dan Ismael yang membangunnya

Kita akan mendiskusikan karakteristik pemujaan Yaman yg melekat pada tempat pemujaan di Mekah. Perkataan dan kebiasaan muhammad disebut hadits. “Sahih Muslim” dan “Sahih Bukhari” merupakan buku-buku utama yang dapat dipercaya, berisikan kata-kata atau perbuatan muhammad. Dalam buku-buku tersebut, kita membaca mengenai kebiasaan muhammad memeluk dan mencium dua buah batu,Rukun Yaman dan batu hitam. Ibn Abbas, sepupu muhammad dan penulis dari hadits yang dapat dipercaya, menyebut ttg kebiasaan muhammad memeluk dua Rukun Yaman. Dengan Rukun Yaman, dia menunjuk pada batu hitam dan batu lainnya yang juga disebut sebagai Rukun.[9] Dari hal tersebut kita mengetahui bahwa kaabah mempunya dua wujud utama yang juga disebut Rukun yang dianggap sakral, yaitu batu-batu di mana disekelilingnya dibangun kaabah. Inilah sebenarnya yang dipuja warga Mekah dan Muhammad.

JADI KESIMPULANNYA : batu hitam tersebut dibawa dari Yaman pada masa Abdel Mutaleb, kakek muhammad. TAPI Islam mengklaim batu tersebut disembunyikan bersama dengan mata air Zamzam beberapa abad sebelum muhammad. Telah saya tunjukkan sebelumnya bahwa klaim demikian tidak mungkin benar. Faktanya adalah bahwa muhammad dan islam berusaha menghubungkan penyembah berhala dari Yaman yang merupakan nenek moyang muhammad, yang mana ditransfer dari Yaman ke tempat pemujaan di Mekah, dengan Abraham dan Ismael, walaupun ada bukti-bukti sejarah yang menunjukan sebaliknya. Kita akan melihat beberapa di antaranya.

Pertama-tama, diakui secara luas bahwa Mekah dibangun pada abad 4M. Abu Karb Asa’d adalah yang pertama kali menyucikan kaabah yang menunjukkan bahwa dialah pembangun kaabah. Dia melakukannya dalam masa pemerintahannya di Yaman yaitu antara 410 dan 435M. Kedua Rukun, atau batu-batu yang merupakan wujud utama pemujaan di tempat pemujaan aslinya berasal dari Yaman. Waktu kemunculan pertama kalinya batu hitam tersebut di Mekah adalah pada masa kakek muhammad, sekitar tahun 495 dan 520M. Walaupun tradisi islam sadar akan fakta-fakta ini, Muslim TETAP menciptakan kisah-kisah yang tidak berdasar untuk menutupi celah
-celah sejarah. Telah saya buktikan bahwa kisah-kisah tersebut tidak masuk akal dan gampang dipatahkan.

Faktor yang penting dalam melacak hasil kerja orang Yaman dalam pembangunan tempat pemujaan di Mekah dan mengukir waktu yang tepat atas pembangunan tempat pemujaan semacam itu dapat ditemukan di Kerajaan Himyarite di Yaman. Abu Karb Asa’d, raja yang memerintah kerajaan Himyarite, mencoba memperluas kerajaannya pada jazirah arab bagian barat tengah supaya dapat mengontrol jalur rempah-rempah dari Yaman ke utara jazirah arab dan daerah produktif bulan sabit. Abu Karb Asa’d yang juga dipanggil sebagai Tubb'a, menduduki kota-kota di tengah bagian barat jazirah arab pada permulaan abad kelima masehi. Di antara kota-kota tersebut adalah Mekah dan Yathrib, yang juga disebut al-medina. Strategi kaum pendudukan adalah menyatukan kota-kota tersebut pada kerajaannya dengan memperkuat sistim keagamaan Yaman yang telah dipeluk para penghuni Mekah dan Yathrib. Para penghuni Mekah adalah pendatang dari Yaman, jadi mereka orang asli Yaman. Yathrib dibangun oleh dua suku Yaman, Oas dan Khazraj. Mereka juga beremigrasi ke Yathrib setelah dam di Yaman rusak di sekitar tahun 150 masehi. Suku-suku ini hidup bersama dua suku Yahudi yaitu Bani Kharithah dan Bani Nathir yang sudah duluan ada. Abu Karb Asa’d asli Yaman. Ia membangun kaabah di Mekah untuk memperkuat kekuasaannya atas kota tersebut dan menunjukan niat baik pada para penduduk Mekah yang saat itu tidak memiliki tempat pemujaan untuk bersembahyang. Mereka, sama seperti dirinya, mempunyai kepercayaan yang sama pada penyembahan berhala.
Pemikiran-pemikiran Tubb’a atas mitos-mitos penyembahan berhala orang Yahudi dan orang Yaman dan pengaruh mereka pada orang-orang arab di tengah bagian barat jazirah arab dan juga terhadap muhammad.

Tubb’a juga mencoba membangun jembatan penghubung dengn komunitas Yahudi di Yathrib. Dia mendengarkan pemikiran keagamaan mereka dan sumbernya. Dia mempelajari mithos orang Yahudi seperti legenda burung hoepoe yang mengabarkan tentang kerajaan Saba kepada Solomon. Mithos ini berasal dari buku-buku mithologi yang dinamakan sebagai Targum Ester kedua. Muhammad memasukan mithos yang sama ke dalam quran.

Untuk memperlengkapi, Tubb’a membawa dua rabi Yahudi ke Yaman.[10] Mereka menambahkan pengetahuannya dengan mengajarkannya banyak sumber-sumber keagamaan Yahudi dan mitos-mitos, memudahkannya untuk mencampurkan bermacam
-macam hal ke dalam latar belakang penyembahan berhala Yamannya dengan mithologi Yahudi dan kepercayaan keagamaan. Contohnya, ia menggabungkan pemujaan bintang arab dengan mithologi Yahudi. Denga npengetahuan yang beragam seperti itu, dia berpikir akan dapat mengontrol daerah di tengah bagian barat jazirah arab, di mana kaum Yahudi dan arab tinggal. Dia kemudian menyatakan dirinya seorang nabi, menerangkan banyak pemikiran yang dianggap orang Yaman tidak terbantahkan tentang matahari, bumi dan kosmos. Di Mekah, dalam usaha menyakinkan para pendengarnya bahwa ia adalah seorang nabi, dia mengajarkan bahwa matahari terbenam di mata air yang berlumpur hitam.[11]Mitos ini pula yang dimasukan muhammad ke dalam quran.

Setelah kematiannya, klaim Tubb’a meninggalkan kesan yang mendalam pada banyak kelompok masyarakat, bahkan pada kelompok-kelompok yang hidup hingga masa muhammad. Muhammad menganggap dia sebagai seorang muslim dan hampir sebagai seorang nabi.[12] Ada pula mithos mengenai Tubb’a di antara kaum arab. Al-Taberi menyanjung kemenangan
-kemenangannya di China dan Tibet. Sama sekali tidak berdasar sejarah, tetapi hal itu menunjukan betapa besar pengaruh Tubb’a atas orang-orang arab pada masa muhammad, pada soal mana banyak yang menganggap dia sebagai seorang nabi.

Kaabah di Mekah dibangun untuk pemujaan bintang-bintang Arab dan jelas mempunyai kesamaan pada semua karakteristik kaabah-kaabah (kuil tempat pemujaan) yang dibangun untuk bersembahyang

Fakta bahwa tempat pemujaan di Mekah dibangun sebagai kaabah untuk pemujaan bintang arab ditunjukan dalam banyak hal. Pertama bahwa bangunan tersebut dibangun dengan gaya arsitektur yang sama dengan kaabah lain di jazirah arab. Semuanya adalah tempat pemujaan yang sama untuk agama keluarga bintang arab di mana allah dianggap sebagai pimpinan dan ellat adalah istrinya. Semua kaabah mempunyai sebuah batu hitam sebagai wujud yang paling dipuja. Ia melambangkan bintang tuhan di jazirah arab. Banyak dari batu hitam tersebut adalah meteorit yang oleh orang arab jatuh ke bumi. Mereka berpikir bahwa meteorit tersebut adalah duta dari bulan yang diangap sebagai allah itu sendiri. Ini sebelum gelar tersebut diberikan pada venus yang menggantikan bulan sebagai pimpinan keluarga bintang.

Hal lain yang menunjukkan bahwa kaabah di Mekah dibangun sebagai tempat pemujaan bintang arab adalah bahwa kaabah Mekah merefleksikan anggota-anggota keluarga 
rasi bintang dalam banyak wujud. Pintu utama kaabah disebut sebagai “ pintu pemuja matahari”,[14] istri dari allah.

Muhammad mengkonfirmasikan bahwa kepercayaan asli kaabah adalah dari orang Yaman

Peranan agama penyembah berhala orang Yaman dalam bangunan tempat pemujaan di Mekah dan sifat alamiah agama tersebut tidak dapat disembunyikan. Bahkan muhammad menerima bahwa system keagamaan di Mekah sebagai asli dari Yaman. Muhammad banyak menyuarakan hadits mengenai sumber asal kepercayaan kaabah adalah dari Yaman. Pengajaran tersebut dilaporkan dalam hadits yang dapat dipercaya, buku al-Bukhari di dalam mana muhammad berkata : “Kepercayaan orang Yaman dan kebijaksanaan orang Yaman”. Dalam hadits lain, ia berkata : “Doktrin dan hal-hal berkaitan dengan hokum adalah dari orang Yaman”.[15] Maka, bukan hanya Rukun, batu yang sacral di kaabah, yang dari Yaman, tetapi juga hukum-hukum keagamaan, doktrin dan kepercayaan adalah dari orang Yaman. Ada bukti tidak terbantahkan bahwa tempat pemujaan di Mekah dibangun oleh pemimpin Yaman menurut gaya dan detail penyembahan berhala ala Yaman. Ia mendirikan ritual keagamaan Yaman di Mekah dan itu diketahui oleh bagian lain dari jazirah arab. Bagaimana kemudian, Abraham bisa membangun kaabah, jika apa yang telah kita pelajari mengenai pembangunannya adalah benar? Bagaimana mungkin batu hitam dating dari surga dan bagaimana Abraham mempersembahkan korban di atasnya, dan membangun kaabah di sekelilingnya, jika batu tersebut tidak berada di Mekah sebelum abad kelima masehi? Bagaimana mungkin ajaran muhammad dating dari allah melalui malaikat Gabriel dan tetap berasal dari Yaman?

Cendekiawan mesir yang terpandang, Tah Hussein, telah mengkritik islam karena menghubungkan pembangunan tempat pemujaan di Mekah dengan Abraam dan Ismael.[16] Tah mengatakan:
• Kasus tersebut pada episode ini sangat jelas karena waktu yang relatif baru dan muncul bersamaan dengan munculnya islam. Islam telah mengeksploitasinya untuk alasan keagamaan.[17]

Jika kaum muslim mencari data dengan seksama dalam sejarah, seperti yang dilakukan oeh cendekiawan besar Mesir ini, mereka akan sampai pada kesimpulan yang sama.


Menentukan waktu suku Khuzaa’h membangun Mekah

Banyak elemen sejarah membantu kita menentukan waktu pembangunan Mekah yang tepat. Satu factor utama yaitu kerusakan yang terjadi pada dam di Ma’rib di Yaman sekitar tahun 150 masehi. Hal tersebut menyebabkan banya keluarga dan suku-suku beremigrasi dari Yaman ke Utara. Salah satu dari keluarga-keluarga tersebut adalah keluarga Amru bin Amer, seorang individu Yaman yang keturunannya bersaudara dengan banyak suku-suku. Di antaranya adalah Khuzaa’h yang berdiam di bagian tengah bagian barat jazirah arab. Kemudian mereka membangun kota Mekah.

Suku-suku lain yang datang dari Amru bin Amer adalah Oas dan Khazraj. Mereka berdiam di Yathrib, yang juga dinamakan sebagai al-medina, di mana suku-suku Yahudi, Bani Kharithat dan Bani Nathir juga telah berdiam.

Dari tulisan Tabari, ahli sejarah terkenal arab, kita mengetahui bahwa kejadiannya hamper bersamaan dengan perpindahan Lakhsmids dari Yaman ke Mesopotamia. Juga diwaktu yang bersamaan, Amru bin Amer, bapak kaum Khuzaa’h, pindah dari Yaman.[18] Kaum Lakhsmids dating dari Yaman di abad kedua masehi. Mereka berdiam di daerah Mesopotamia yang belakangan diketahui sebagai kota Hira. Kemudian orang-orang Persia menggunakan mereka sebagai penjaga perbatasan dengan kekaisaran Byzantine yang mendominasi Syria. Raja Laksmids pertama adalah Amr I bin Adi, yang memerintah dari tahun 265–295 masehi.[19] Begitu seriusnya kerusakan dam di Ma’rib, mempercepat emigrasi dari suku-suku seperti Ghassan yang berdiam di perbatasan dengan Byzantine, Shammar yang berdiam di gurun pasir Syria dan suku-suku lainnya yang beremigrasi ke utara jazirah arab dan daerah produkrif di daerah bulan sabit.[20] Beberapa dari suku-suku ini mempunyai hubungan kekerabatan karena merupakan keturunan dari Amru bin Amer.[21] Suku-suku lain yang dating pada saat runtuhnya dam di Ma’rib adalah suku Oas dan Khazraj. Mereka tinggal di al-medina. Ozd al-Sarat pergi ke al-Sarat, sebuah tempat dekat Orfeh di sebuah daerah di mana kemudian Mekah dibangun. Suku Khuzaa’h menghuni tempat yang disebut Mur yang juga disebut sebagai Mur al-Thahran,[22]sebuah tempat lain yang juga dekat dengan tempat di mana kemudian Mekah dibangun.[23]

Mekah dibangun oleh kaum Khuzaa’h sebagai stasiun yang terisolasi dari jalur rempah-rempah

Pada saat itu, tidak ada kota bernama Mekah di daerah tersebut, jikalau ada, Khuzaa’h dan Ozd telah menghuninya, seperti Oas dan Khazraj menghuni kota Yathrib. Sampai dengan lebih dari satu setengah abad, kaum Khuzaa’h tetap berada di daerah sekitar area di mana kemudian Mekah dibangun. Kemudian mereka memutuskan membangun sebuah stasiun di jalur caravan, di mana para pedagang dapat beristirahat dan berbisnis. Jika Mekah telah ada sebelum kaum Khuzaa’h beremigrasi dari Yaman, Mekah akan menjadi kota tujuan di mana mereka mencari penghidupan, seperti suku-suku kerabat mereka, Oas dan Khazraj, pergi ke Yathrib untuk mencari peruntungan dari perdagangan dan aktivitas pertanian suku-suku Yahudi di sana. Tetapi bukan Khuzaa’h maupun Ozd, sebagai pendatang baru di daerah yang hampir dikosongkan, dekat daerah di mana kemudian Mekah di bangun, menemukan kota yang menerima mereka ketika mereka meninggalkan Yaman. Mereka menunggu lebih dari 170-200 tahun sebelum membangun seuah kota di jalur caravan yang menjadi stasiun untuk karavan-karavan bersaing dengan Yathrib yang berjarak sekitar 200 mil jauhnya. Stasiun yang dibangun mereka, diberi nama Mekah.

Penting untuk dicatat, bahwa tidak satu sukupun yang datang dari Yaman menghuni Mekah. Jika Mekah sudah ada pada saat dam di Ma’rib rusak parah, sekitar tahun 150 masehi, kita akan menemukan banyak suku hidup di Mekah karena dekat dengan Yaman, dibandingkan dengan Yathrib yang lebih jauh. Tetapi karena daerah di mana kemudian Mekah dibangun adalah daerah yang kosong dan tidak mempunyai kota-kota, menarik suku-suku seperti Ozd dan Khuzaa’h mendiami daerah tersebut. Mereka melakukannya walaupun mereka sebelumnya tinggal di sebuah kota dengan peradaban di Yaman yaitu Ma’rib, ibukota Saba. Ini argument penting yang menunjukan bahwa Mekah tidak pernah ada sebelum kaum Khuzaa’h membangun kota tersebut pada abad keempat masehi.

Mari kita mereview fakta-fakta bersejarah ini. Telah saya tunjukan bahwa suku Khuzaa’h dari Yaman yang membangun kota Mekah pada abad keempat masehi. Kita telah melihat hubungan antara tempat pemujaan di Mekah dengan agama penyembah berhala dari Yaman. Semua hal ini menunjukan klaim islam mengenai pembangunan tempat pemujaan di Mekah oleh Abraham dan Ismael bertentangan dengan fakta-fakta sejarah yang benar. Membangun kepercayaan di atas pasir adalah tidak bijak. Saya berdoa semoga teman
-teman muslim akan kembali kepada agama yang benar seperti yang ditemukan dalam sejarah dan dikisahkan dalam Bible. Dalam Bible mereka dapat menemukan pondasi yang kuat, terdokumentasi secara tertulis dalam kitab-kitab penuh makna dan dianggap oleh para sejarahwan sebagai sumber yang akurat untuk sejarah kuno.
________________________________________
[1] Tarikh al-Tabari, I, page 524
[2] Al-Azruqi, Akhbar Mecca, 1/6
[3] A. Jamme, W.F., Sabaean Inscriptions from Mahram Bilqis (Ma'rib), the Johns Hopkins Press, Baltimore, 1962, Volume III, page 387; there are also Texts numbered by G. Ryckmans after himself, G. Ryckmans, Le Museon 66 (1953), pages 363-7, p1.V; quoted by K.A. Kitchen , Documentation For Ancient Arabia, Part I, Liverpool University Press, 1994, page 219
[4] Al-Azruqi, Akhbar Mecca, 1:173; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 4:463
[5] Ibn Saad, Tabakat, 1, page 64
[6] Ibn Hisham 1, page 20
[7] Halabieh 1, page 235; Ibn Hisham I, page 157; al-Azruqi, Akhbar Mecca I, page 104
[8] Tarikh al-Tabari, I, page 526
[9] Sahih Muslim 9, page 15
[10] Tarikh al-Tabari, I, page 426-428; al-Ya'akubi I, page 226
[11] Tarikh al-Tabari, I, page 429
[12] Halabieh I, page 280
[13] Tarikh al-Tabari, I, pages 331, 332, 360
[14] Halabieh I, page 236
[15] Al-Bukhari 5, page 122; Halabieh I, page 259
[16] Quotation by Alessandro Bausani, L’Islam, Garzanti Milano, 1980, page 208
[17] Quoted in Mizan al-Islam by Anwar al-Jundi, page 170 ;Behind the Veil, page 184
[18] Tarikh al-Tabari, I, pages 431 and 360 also mentioned the emigration to the area of Hira in Mesopotamia of tribes descended from Maad bin Adnan from Yemen.
[19] K.A. Kitchen, Documentation For Ancient Arabia, Part I , Liverpool University Press, 1994, page 251
[20] James Montgomery, Arabia and the Bible, University of Pennsylvania Press, Philadelphia, 1934, page 126; Montgomery also quotes Philby, The Heart of Arabia, II, page 97
[21] Ibn Hisham I, page 12
[22] Ibn Hisham I, page 13
[23] The commentators on Ibn Hisham I, page 13

_________________
Qui se laudari gaudent verbis subdolis, sera dat poenas turpes paenitentia (Barangsiapa gembira dengan kata-kata penuh tipuan, maka penjelasan yang tiba belakangan akan memberikan hukuman yang memalukan)
.
Phaedrus 15 BC-AD 50.